Liputan6.com, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) konversi obligasi wajib konversi (OWK) menjadi saham. Adapun, salah satu pemegang saham BUMI yang melakukan penukaran OWK dan pembelian saham, yaitu Indo Finores DMCC.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Senin (3/10/2022), Wakil dari Indo Finores DMCC, Dhrumil Shah mengungkapkan, perusahaan menggenggam 22,57 miliar saham BUMI atau 17,53 persen.
Baca Juga
"Tanggal transaksi obligasi wajib konversi dilakukan pada 17 Februari 2022, 28 Maret 2022, dan 13 September 2022,” tulis Dhrumil, Senin (3/10/2022).
Advertisement
Selain itu, Indo Finores DMCC membeli saham BUMI pada 23 Juni 2022 hingga 13 September 2022. Harga pembelian saham tersebut bervariasi, akan tetapi nominalnya tidak disebutkan secara rinci.
Total nilai transaksi tersebut sebesar Rp 1,32 triliun, tujuan transaksi ini untuk investasi dengan kepemilikan saham tidak langsung.
"Total nilai transaksi saham BUMI sebesar Rp 1,32 triliun. Tujuan transaksi ini untuk investasi dengan kepemilikan tidak langsung melalui NBS/UBS clients” tulisnya.
Pada penutupan perdagangan saham Senin, 3 Oktober 2022, saham BUMI melonjak 3,65 persen ke posisi Rp 142 per saham. Saham BUMI dibuka turun tipis satu poin ke posisi Rp 136 per saham.
Saham BUMI berada di level tertinggi Rp 142 dan terendah Rp 135 per saham. Total frekuensi perdagangan 22.490 kali dengan volume perdagangan 33.136.668 saham. Nilai transaksi Rp 461,2 miliar.
Private Placement Bumi Resources
Sebelumnya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berencana melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement. Dalam aksi tersebut, perseroan membidik dana jumbo hingga Rp 24 triliun.
Menyusul rencana tersebut, santer tersiar Grup Salim bakal masuk Bumi Resources melalui penyerapan saham diterbitkan dalam aksi private placement. Sayangnya, manajemen perseroan masih enggan dimintai keterangan lebih rinci mengenai kabar tersebut.
Dalam prospektusnya, perseroan menyatakan tidak terdapat perubahan pengendalian dalam perseroan setelah rencana private placement dilaksanakan.
Perseroan menyatakan pemodal yang akan terlibat dalam aksi korporasi ini merupakan badan hukum yang akan menyetor modal kepada perseroan melalui private placement. Pemodal memiliki hubungan afiliasi dengan Perseroan, karena Pemodal merupakan pihak terafiliasi dari pemegang saham pengendali Perseroan,” tulis perseroan.
"Pemegang saham pengendali Bakrie akan memperkuat kepemilikannya di Bumi dengan afiliasi,” kata Direktur PT Bumi Resources Tbk, Dileep Srivastava, Selasa, 6 September 2022.Saat dikonfirmasi mengenai kabar masuk grup Salim, Dileep tidak menjawab pertanyaan tersebut.
Advertisement
Alokasi Dana Hasil Private Placement
Dalam rangka private placement perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 200 miliar saham seri C dengan mekanisme private placement. Bumi Resources pun telah menetapkan harga pelaksanaan Rp 120 per saham. Dengan demikian, perseroan akan meraup dana Rp 24 triliun dalam rangka private placement.
Alokasi dana hasil private placement ini antara lain digunakan untuk menyelesaikan kewajiban perseroan berupa pembayaran utang PKPU kepada kreditur PKPU, tambahan modal kerja dan pembayaran biaya-biaya terkait restrukturisasi utang dan pelaksanaan PMTHMETD.
Pada penutupan perdagangan Selasa, 6 September 2022, saham BUMI melonjak 9,64 persen ke posisi Rp 216 per saham.
Saham BUMI dibuka naik 49 poin ke posisi Rp 246 per saham. Saham BUMI berada di level tertinggi Rp 246 dan terendah Rp 216 per saham. Total frekuensi perdagangan 76.832 kali dengan volume perdagangan 91.084.072 saham. Nilai transaksi Rp 1,9 triliun.
Kinerja Semester I 2022
Sebelumnya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022. Pada periode tersebut, Bumi Resources berhasil mengukuhkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 167,67 juta atau sekitar Rp 2,49 triliun (kurs Rp 14.861,55 per USD).
Laba ini naik 8.768,18 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar USD 1,89 juta. Capaian laba sejalan dengan pendapatan perseroan yang tumbuh 129,62 persen atau sebesar USD 968,69 juta atau sekitar Rp 14,4 triliun pada semester I 2022 dibanding semester I 2021 sebesar USD 421,86 juta. Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan naik menjadi USD 754,96 juta, naik dari USD 341,73 juta pada semester I 2021.
Meski begitu, laba bruto perseroan pada paruh pertama 2022 masih tumbuh 166,72 persen menjadi USD 213,72 juta dari USD 80,13 juta pada semester I 2021.
Beban usaha naik menjadi USD 56,58 juta dari USD 30,47 juta pada semester I 2021. Namun, laba usaha juga masih tumbuh 216,44 persen atau tercatat sebesar USD 157,14 juta pada semester I 2022 dari USD 49,66 juta pada semester I 2021.
Pada periode ini, perseroan mencatatkan bagian atas laba neto entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar USD 248,75 juta, penghasilan bunga USD 1,74 juta, beban bunga dan keuangan USD 94,04 juta, laba selisih kurs USD 2,24 juta, dan beban lain-lain USD 120,34 juta.
Advertisement
Aset
Setelah dikurangi pajak, perseroan berhasil membukukan laba periode berjalan sebesar USD 178,44 juta atau sekitar Rp 2,65 triliun. Naik 2.674,52 persen dibanding semester I 2021 sebesar USD 6,43 juta. Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2021 tercatat sebesar USD 4,46 miliar, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 4,223 miliar.
Terdiri dari aset lancar USD 989,43 juta dan aset tidak lancar USD 3,47 miliar. Liabilitas hingga Juni 2022 turun tipis menjadi USD 3,57 miliar dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 3,58 miliar. Terdiri dari liabilitas jangka pendek USD 2,9 miliar dan liabilitas jangka panjang USD 662,55 juta. Sementara ekuitas hingga Juni 2022 naik menjadi USD 887,59 juta dari posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 646,45 juta.
Pada perdagangan Kamis, 1 September 2022, pukul 10.51 WIB, saham BUMI naik 0,60 persen ke posisi Rp 169 per saham. Saham BUMI dibuka naik 12 poin ke posisi Rp 180 per saham. Saham BUMI berada di level tertinggi 180 dan terendah 166 per saham. Total frekuensi perdagangan 34.385 kali dengan volume perdagangan 47.455.028 saham. Nilai transaksi Rp 815,8 miliar.