Tower Bersama Infrastructure Terbitkan Obligasi Rp 1 Triliun

Tower Bersama Infrastructure tawarkan bunga obligasi tersebut 5,25 persen.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 07 Okt 2022, 19:29 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2022, 19:29 WIB
20161102-Menara Tower-Jakarta- Angga Yuniar
Menara jaringan telekomunikasi milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Jakarta, Rabu (2/11). Indonesia menargetkan menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia tenggara tahun 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan menerbitkan obligasi. Perseroan akan menerbitkan dan menawarkan obligasi berkelanjutan V Tower Bersama Infrastructure tahap V 2022 dengan jumlah pokok obligasi sebesar Rp1 triliun.

Seperti diketahui, Tower Bersama Infrastructure akan melakukan penawaran umum berkelanjutan melalui obligasi berkelanjutan V Tower Bersama Infrastructure dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp 15 triliun.

Mengutip Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Jumat (7/10/2022), dalam penerbitan tahap V tersebut, perseroan akan menawarkan obligasi dengan tenor 370 hari kalender sejak tanggal emisi. Obligasi tersebut memiliki tingkat bunga tetap 5,25 persen per tahun.

Untuk jadwal penawaran umum obligasi berkelanjutan tersebut adalah sebagai berikut :

Tanggal Efektif : 9 Agustus 2021

Masa Penawaran Umum : 17 – 18 Oktober 2022

Tanggal Penjatahan : 19 Oktober 2022

Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan : 21 Oktober 2022

Tanggal Distribusi Obligasi Secara Elektronik : 21 Oktober 2022

Tanggal Pencatatan Pada Bursa Efek Indonesia : 24 Oktober 2022

Tanggal Pembayaran Pertama atas Bunga Obligasi : 21 Januari 2023

Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi :

PT Indo Premier Sekuritas

PT CIMB Niaga Sekuritas

PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia

PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk

PT Aldiracita Sekuritas Indonesia

Sebelumnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) meraih pertumbuhan positif kinerja keuangan selama semester I 2022. Hal ini seiring kenaikan laba dan pendapatan selama enam bulan pertama 2022.

Mengutip laporan keuangan perseroan, ditulis Minggu, 18 September 2022, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk mencatat laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 24,55 persen menjadi Rp 826,14 miliar pada semester I 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan membukukan laba Rp 663,26 miliar.

Pertumbuhan laba tersebut didukung kenaikan pertumbuhan pendapatan sebesar 11,17 persen. Pada semester I 2022, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk meraup pendapatan Rp 3,30 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,97 triliun.

 

 

 

Aset Perseroan

20161102-Menara Tower-Jakarta- Angga Yuniar
Menara jaringan telekomunikasi milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Jakarta, Rabu (2/11). Pemerintah akan terus mendorong perluasan akses digital di masyarakat di pelosok Tanah Air. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Beban pokok pendapatan naik 26,74 persen menjadi Rp 924,08 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 729,08 miliar.

Dengan demikian laba kotor tercatat Rp 2,37 triliun. Laba kotor tersebut naik 6,11 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,24 triliun. Beban usaha naik menjadi Rp 224,75 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 213,48 miliar.

Dengan melihat kondisi tersebut, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk mencatat laba bersih per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa Rp 37,54 pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 30,66.

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk mencatat ekuitas Rp 13,15 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 9,78 triliun. Total liabilitas turun menjadi Rp 29,52 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 32,08 triliun.

Perseroan membukukan aset Rp 42,67 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 41,87 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 718,37 miliar pada semester I 2022.

 

Tower Bersama Infrastructure Buyback 679,70 Juta Saham TBIG

Melihat Perawatan Tower Telekomunikasi di Kepulauan Seribu
Petugas PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) melakukan perawatan rutin tower di Kepulauan Seribu, Rabu, 18/9/2019). PT TBIG memiliki 26.713 penyewaan dan 15.344 site telekomunikasi tersebar di seluruh indonesia, ditargetkan akan menambah 3000 penyewaan di tahun 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berencana melakukan pembelian kembali saham atau buyback.

Dalam aksi tersebut, perseroan akan membeli kembali sebanyak-banyaknya 679.709.900 lembar saham atau setara 3 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. Nilai nominal dari saham-saham yang akan dibeli yakni Rp 20 per lembar. Sehingga nilai nominal saham yang akan dibeli kembali sebanyak-banyaknya sebesar Rp 13, 6 miliar.

Perkiraan biaya yang akan dikeluarkan untuk aksi ini adalah sebanyak-banyaknya 0,15 persen dari nilai saham yang akan dibeli kembali. Buyback saham perseroan akan dilaksanakan selama periode tiga bulan. Terhitung sejak 25 Juli-24 Oktober 2022.

 

 

Alasan Buyback

Melihat Perawatan Tower Telekomunikasi di Kepulauan Seribu
Wisatawan melakukan telepon di dekat tower di Kepulauan Seribu, Rabu, 18/9/2019). PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) memiliki 26.713 penyewaan dan 15.344 site telekomunikasi tersebar di seluruh indonesia, ditargetkan akan menambah 3000 penyewaan di tahun 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pembelian kembali saham perseroan akan dilakukan dengan harga yang dianggap baik dan wajar oleh pasar. Pada perdagangan Jumat, 22 Juli 2022, saham TBIG ditutup naik 30 poin atau 0,96 persen ke posisi 3.150 per saham. Secara year to date (ytd), saham TBIG telah naik 100 poin atau 3,28 persen.

"Pada saat ini harga saham perseroan tidak mencerminkan kondisi fundamental dan prospek perseroan. Pembelian kembali saham ini diharapkan dapat menjaga stabilitas harga saham di masa yang akan datang,” tulis manajemen, dikutip dari keterbukaan informasi Bursa efek Indonesia (BEI), Sabtu (23/7/2022).

Tower Bersama Infrastructure yakin pelaksanaan rencana pembelian kembali saham tidak berpengaruh terhadap pendapatan perseroan. Mengingat perseroan memiliki sumber pendanaan yang cukup untuk melakukan pembelian kembali saham, bersamaan dengan menjalankan kegiatan usaha perseroan. Termasuk kebutuhan belanja modal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya