Menakar Prospek Saham META Usai RUPSLB Setujui Akuisisi Tol Jalan Layang Jakarta-Cikampek

Analis PT Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova mengatakan, prospek dari sisi harga saham META cukup menarik yang di mana sejak Juli terjadi peningkatan volume transaksi saham di pasar.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 09 Okt 2022, 06:42 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2022, 06:42 WIB
Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Analis menilai prospek saham PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) secara teknikal memiliki potensi penguatan usai raih restu pemegang saham melakukan proses akuisisi 40 persen saham Jalan Tol Layang Cikampek

Analis PT Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova mengatakan, prospek dari sisi harga saham META cukup menarik yang di mana sejak Juli terjadi peningkatan volume transaksi saham di pasar. 

"Di tengah tren positif yang masih berlangsung maka diperkirakan META secara teknikal memiliki potensi penguatan menuju level 220. Strateginya bisa buy on weakness dengan perhatikan level support di 130," kata Ivan kepada Liputan6.com, ditulis Minggu, (9/10/2022).

Sementara itu, menurut Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei setelah raih pestu pemegang saham untuk akuisisi 40 persen bagian Tol Jalan Layang Cikampek, tentu akan menambah pendapatan dari sisi laba atas entitas asosiasi.

"Tetapi di sisi lain memang utang yang diambil untuk menyelesaikan transaksi akuisisi tersebut dapat membebani profitabilitas," kata Jono.

Jono menuturkan, pendapatan dari akuisisi jalan tol ini diharapkan dapat menutupi beban utang yang harus dibayarkan.

"Meskipun begitu, pendapatan dari akuisisi jalan tol ini diharapkan dapat menutupi beban utang yang harus dibayarkan sehingga dalam jangka panjang kinerja dan profitabilitas persroan akan meningkat," kata dia.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

Raih Restu Pemegang Saham

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk strategi sahamnya, Jono merekomendasikan bagi pelaku pasar yang ingin membeli saham META lebih baik menunggu koreksi dan harganya stabil. 

"Strategi untuk saat ini untuk yang ingin melakukan trading META lebih baik menunggu koreksi dan harganya stabil karena harga sahamnya sudah naik signifikan dalam beberapa hari terakhir," ujar dia.

Sebelumnya, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) merampungkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan pada Jumat, 7 Oktober 2022.

Dalam rapat tersebut, perseroan mendapat restu dari pemegang saham terkait rencana akuisisi 40 kepemilikan saham PT Jasamarga Jalan Layang Cikampek (JJC) anak usaha PT Jasa Marga Tbk (JSMR) yang mengelola ruas tol Jakarta-Cikampek Elevated Jalan Tol Layang Mohamed Bin Zayed (Jalan Tol MBZ). Saham sebesar 40 persen yang akan diakuisisi itu nilainya setara dengan Rp 4,38 triliun. Akuisisi akan dilakukan oleh entitas anak perseroan, yakni PT Marga Utama Nusantara (MUN).

Kinerja Semester I 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) mengumumkan kinerja keuangan perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022.

Pada periode itu, perseroan berhasil mengukuhkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 35,38 miliar. Laba itu naik 46,05 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 24,22 miliar.

Pada semester I 2022, emiten pengelola tol milik grup Salim itu mencatatkan pendapatan sebesar Rp 397,9 miliar. Turun 16,51 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 476,6 miliar. Demikian mengutip dari laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (8/9/2022).

Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan turun menjadi Rp 146,64 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 287,19 miliar. Sehingga laba bruto tercatat sebesar Rp 251,47 miliar, naik dibanding semester I 2022 sebesar Rp 189,41 miliar. Beban umum dan administrasi tercatat sebesar Rp 101,71 miliar dan beban usaha lainnya sebesar Rp 25,64 miliar. Sehingga laba usaha tercatat sebesar Rp 124,12 miliar, naik dari Rp 85,71 miliar pada semester I 2021.

 

 

Aset Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Pada periode ini, perseroan juga mencatatkan penghasilan keuangan sebesar Rp 3,57 miliar, beban keuangan Rp 81,78 miliar, dan bagian laba bersih entitas asosiasi Rp 35,37 miliar. Dari rincian ini, setelah dikurangi pajak, perseroan mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 59,8 miliar, naik 54,48 persen dibandingkan semester I 2021 sebesar Rp 38,7 miliar.

Aset Nusantara Infrastructuresampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 6,57 triliun, turun dibanding akhir Desember 2021 sebesar Rp 6,59 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 1,02 triliun dan aset tidak lancar Rp 5,54 triliun.

Liabilitas hingga Juni sebesar Rp 3,14 triliun, turub dari Rp 3,23 triliun pada akhir tahun lalu. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 552,1 miliar dan liabilitas jangka oanjang Rp 2,6 triliun. Sementara ekuitas tercatat sebesar Rp 3,43 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 3,36 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya