Adira Finance Borong 10 Persen Saham Home Credit Indonesia Rp 363 Miliar

Adira Finance telah menandatangani perjanjian kerangka jual beli saham pada 24 November 2022 terkait pengambil alihan saham Home Credit Indonesia.

oleh Agustina Melani diperbarui 24 Nov 2022, 10:58 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2022, 10:58 WIB
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance)
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) resmi meluncurkan aplikasi pelayanan konsumen berbasis internet. (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau disebut Adira Finance akan membeli saham seri di PT Home Credit Indonesia (PT HCID) dari Home Credit Indonesia B.V.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (24/11/2022), Adira Finance telah menandatangani perjanjian kerangka jual beli saham pada 24 November 2022 terkait pengambil alihan saham Home Credit Indonesia tersebut.

Perseroan akan membeli saham seri A di PT HCID dari Home Credit Indonesia B.V yang mewakili 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor PT HCID setelah dipenuhinya atau dilepaskannya syarat-syarat tangguh tertentu dengan nilai 23,5 juta euro atau setara Rp 363 miliar. Ini dengan harga yang akan disesuaikan berdasarkan nilai akhir ekuitas yang sesuai dengan syarat dan ketentuan dalam perjanjian.

"Untuk menghindari keraguan, perjanjian masih bersifat bersyarat dan oleh karenanya pelaksanaan transaksi masih bergantung atas diperolehanya atau dipenuhinya beberapa syarat tangguh berdasarkan perjanjian,” tulis Sekretaris Perusahaan Adira Finance, Andreas Kurniawan.

Andreas menyebutkan, atas transaksi tersebut tidak berdampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan dan kelangsungan usaha emiten.

Andreas mengatakan, perseroan hanya akan menjadi pemegang saham minoritas atau sebesar 10 persen di PT HCID setelah transaksi itu.

Transaksi tersebut juga bukan merupakan transaksi material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK Nomor 17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha, dan bukan pula merupakan transaksi afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK Nomor 42/POJK.04/2020 tentang transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan.

Pada perdagangan Kamis, 24 November 2022 pukul 10.49 WIB, saham ADMF naik 0,55 persen ke posisi Rp 9.175 per saham.

Saham ADMFdibuka naik 25 poin ke posisi Rp 9.150 per saham. Saham ADMF berada di level tertinggi Rp 9.300 dan terendah Rp 9.100 per saham. Total frekuensi perdagangan 114 kali dengan volume perdagangan 833 saham. Nilai transaksi Rp 765,6 juta.

Pembiayaan Kendaraan Listrik

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, Direktur Utama PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF), I Dewa Made Susila menuturkan, Adira Finance tengah menyalurkan pembiayaan kendaraan listrik. 

"Kami masih baru mulai kendaraan listrik, kita membiayai (kendaraan listrik). Kalau pasarnya tumbuh bagus, konsumen banyak, Adira ini (menyalurkan) pembiayaan mobil dan motor,” kata I Dewa Made kepada awak media, Rabu (2/11/2022).

I Dewa Made mengatakan, pembiayaan untuk kendaraan listrik hingga kuartal III 2022 tercatat Rp 2,9 miliar untuk motor listrik atau sekitar 200 unit motor. Kemudian, untuk pembiayaan mobil listrik sebesar Rp 5,5 miliar selama sembilan bulan pertama 2022.

“Rp 2,9 miliar untuk motor listrik sembilan bulan pertama 2022. Mobil listrik Rp 5,5 miliar dalam sembilan bulan pertama 2022,” kata dia.

Sementara itu, Adira Finance mengaku fokus untuk menyalurkan pembiayaan bagi konsumen. Dengan kata lain, Adira Finance bukan membiayai merek tertentu. 

“Penjualan ke konsumen yang penting, kita membiayai konsumen bukan membiayai merek tertentu,” ujar dia.

 

 

 

Tren Global Meningkat

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector
Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Tak hanya itu, Made juga melihat tren global dari motor listrik juga akan terus meningkat ke depan. 

“Kalau kita lihat tren globalnya akan terus naik lebih dari 40 produsen motor listrik, sekarang bisa hitung jari, pasarnya siap atau tidak,” kata Made.

Menurut ia, jika harga motor listrik ini sudah mendekati harga motor pada umumnya, maka orang-orang juga akan mempertimbangkan untuk beralih ke kendaraan listrik tersebut. 

“Jadi kalau saya membaca ini market baru ada beberapa hal yang bisa diterima pasar, secara  umum harganya lebih mahal kalau harga mendekati harga motor sejuta umat itu orang mempertimbangkan. Terbukti gampang dijual, orang masih menebak secondary market kuat atau tidak serta mengisi baterainya bagaimana,” pungkasnya. 

Kinerja Kuartal III 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Sebelumnya, sejalan dengan pemulihan ekonomi domestik yang terus berlanjut, industri otomotif mencatatkan pertumbuhan penjualan ritel mobil baru domestik sebesar 22 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari 600 ribu unit menjadi 732 ribu unit. 

Sementara penjualan ritel motor baru domestik meningkat 2 persen yoy menjadi 3,8 juta unit pada sembilan bulan pertama 2022. Penjualan industri otomotif diperkirakan dapat terus bertumbuh didukung faktor ekonomi domestik yang solid, dan membaiknya daya beli konsumen, serta meningkatnya pasokan produksi otomotif. 

Direktur Utama PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF), I Dewa Made Susila mengatakan, pencapaian kinerja industri otomotif yang cukup baik hingga September 2022 memberikan dampak positif terhadap kinerja bisnis Adira Finance. Pembiayaan baru perusahaan tercatat tumbuh sebesar 21 persen yoy menjadi Rp 21,9 triliun. 

"Pembiayaan baru pada segmen mobil dan sepeda motor masing-masing meningkat sebesar 37 persen yoy dan 2 persen yoy. Sejalan dengan peningkatan pembiayaan baru, per September 2022 total piutang yang dikelola (termasuk porsi pembiayaan bersama) berhasil tumbuh sebesar 5 persen yoy menjadi sebesar Rp 41,8 triliun jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.” Kata I Dewa Made Susila dalam keterangan resminya, Rabu (2/11/2022)

Dari sisi keuangan, pendapatan bunga Adira Finance meningkat sebesar 2 persen yoy menjadi Rp 6,7 triliun, sementara beban bunga turun 5 persen yoy menjadi Rp 2,3 triliun yang sejalan dengan adanya penurunan pada jumlah pinjaman dan biaya bunga. 

Sehingga, pendapatan bunga bersih meningkat sebesar 6 persen yoy menjadi Rp4,4 triliun dan margin bunga bersih meningkat dari 13,1 persen menjadi 18,1 persen di hingga kuartal III 2022.

Kemudian, beban operasional relatif stabil menjadi Rp 2,7 triliun, sementara cost of credit terus mengalami penurunan sebesar 39 persen yoy menjadi Rp 683 miliar hingga September 2022. 

Dengan demikian, Adira Finance berhasil membukukan peningkatan laba bersih sebesar 52 persen yoy menjadi Rp 1,1 triliun. Sehingga Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) perusahaan masing-masing meningkat menjadi 6,3 persen dan 17,3 persen dari sebelumnya sebesar 3,7 persen dan 12,6 persen hingga kuartal III 2021. 

 

Pendanaan

(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)
(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)

Per posisi September 2022, rasio gross NPL konsolidasi menunjukkan tren yang membaik dan dikelola di level 1,9 persen, turun dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 3,2 persen. Penurunan ini didukung aktivitas ekonomi yang berangsur pulih sehingga mempengaruhi kapasitas pembayaran konsumen. 

Dari sisi pendanaan, ADMF terus melakukan diversifikasi sumber pendanaannya melalui dukungan berkelanjutan dari pembiayaan bersama dengan perusahaan induknya, Bank Danamon dan memperoleh pinjaman eksternal yang meliputi pinjaman bank dan obligasi. Per posisi September 2022, pembiayaan bersama mewakili 47 persen dari piutang yang dikelola. 

Sementara itu, total pinjaman eksternal perusahaan pada September 2022 tercatat turun 9 persen yoy menjadi Rp 10,8 triliun, terdiri dari pinjaman bank baik dalam negeri dan luar negeri dan obligasi, masing-masing memberikan kontribusi 42 persen:58 persen. 

Maka sebab itu, gearing ratio turun menjadi 1,1 kali dari sebelumnya 1,4 kali hingga kuartal III 2022, sehingga perusahaan masih memiliki ruang gerak yang cukup besar untuk melakukan ekspansi bisnis ke depannya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya