Meneropong Prospek Saham Emiten Properti pada 2023

Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 5,5 persen. Bagaimana dampaknya ke saham emiten properti pada 2023?

oleh Elga Nurmutia diperbarui 01 Jan 2023, 12:36 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2023, 12:36 WIB
Ilustrasi Properti (Unsplash/Tierra Mallorca)
Ilustrasi Properti (Unsplash/Tierra Mallorca)

Liputan6.com, Jakarta - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia kembali menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Suku bunga acuan BI naik sebesar 25 bps menjadi 5,5 persen pada 22 Desember 2022. Lantas, bagaimana nasib emiten properti pada 2023?

Analis menilai kebijakan tersebut berdampak negatif bagi sektor properti. Setelah kenaikan suku bunga secara umum harga saham sektor properti akan turun. 

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, jika dilihat tren grafik harga saham sektor properti akan turun satu minggu sebelum kenaikan suku bunga karena kemungkinan tinggi pasar sudah antisipasi kenaikan suku bunga di sektor properti dan mulai mengalihkan saham dari sektor properti.

Misalnya, investor memilih investasi di sektor saham yang lain yang lebih tahan terhadap kenaikan suku bunga, seperti sektor perbankan.

"Secara year to date hingga 27 Desember 2022, kinerja indeks harga saham properti turun -8,45 persen," kata Arjun saat dihubungi Liputan6.com, Rabu, 28 Desember 2022.

Dengan demikian, Arjun menilai prospek saham emiten properti kurang baik pada 2023. Bagi investor, Arjun merekomendasikan saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dengan target harga Rp 464 serta harga support Rp 430.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Jangka Panjang Masih Menarik

Berburu Rumah Murah di Indonesia Property Expo 2017
Maket rumah yang dipamerkan dalam pameran Indonesia Property Expo (IPEX) 2017 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (11/8). Pameran proyek perumahan ini menjadi ajang transaksi bagi pengembang properti di seluruh Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei mengatakan, kenaikan suku bunga akan melemahkan daya beli masyarakat karena kenaikan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

"Sehingga dampaknya nanti mungkin terlihat di marketing sales emiten properti pada semester I 2023," kata Jono.

Meski demikian, untuk kinerja properti dalam jangka panjang akan terus bertumbuh seiring meningkatnya populasi dan permintaan hunian, tetapi mungkin pertumbuhan tahun depan akan melambat atau stagnan dari 2021 maupun 2022 karena high base effect. 

Bagi pelaku pasar, Jono merekomendasikan saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dengan target harga Rp 1.350.

"Untuk properti sendiri kita rekomendasi CTRA dengan TP Rp 1.350, yang memiliki proyek pada lokasi tersebar di seluruh Indonesia terutama pada daerah penghasil komoditas," kata dia.

Selain itu, Ciputra Development juga memiliki neraca kuat dan pendapatan berulang dari mall, hotel dan rumah sakit yang dimiliki.

 

Penutupan IHSG pada 30 Desember 2022

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada penutupan perdagangan terakhir 2022, Jumat (30/12/2022). Koreksi IHSG ini juga terjadi di tengah pemerintah mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Mengutip data RTI, IHSG melemah tipis 0,14 persen ke posisi 6.850,61. Indeks LQ45 merosot 0,29 persen ke posisi 937,17. Sebagian besar indeks acuan melemah. Pada Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.888,73 dan terendah 6.838,58.

Sebanyak 224 saham menguat dan 287 saham melemah. 197 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 950.384 kali dan volume perdagangan 18,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.645.

Mayoritas indeks sektor saham menguat dan melemah hampir berimbang. Sektor saham energi melemah 0,17 persen, sektor saham basic turun 0,64 persen, sektor saham industri tergelincir 0,13 persen, sektor saham teknologi dan sektor saham nonsiklikal masing-masing terpangkas 0,89 persen.

Mengutip kanal News Liputan6.com, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mencabut Pembatasan Pergerakan Kegiatan Masyarakat atau PPKM di Indonesia. Menurutnya, ini dilakukan setelah melalui kajian dalam waktu cukup panjang.

Jokowi menyampaikan, tingkat kasus di Indonesia telah masuk pada kategori yang rendah. Sehingga, keputusan untuk mencabut PPKM adalah hal yang tepat.

"Kita ini mengkaji sudah lebih dari 10 bulan, dan lewat pertimbangan-pertimbangan yang berdasarkan angka-angka yang ada, maka pada hari ini pemerintah memutuskan untuk mencabut PPKM yang tertuang dan Instruksi mendagri Nomor 50 dan 51 tahun 2022,"kata dia dalam konferensi pers, Jumat, 30 Desember 2022.

"Jadi tidak ada lagi pembatasan kerumunan dan pergerakan masyarakat," ia menambahkan.

Top Gainers-Losers pada 30 Desember 2022

IHSG Menguat
Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham BCIC melambung 34,88 persen

-Saham SINI melambung 24,86 persen

-Saham TFAS melambung 24,50 persen

-Saham CLAY melambung 24,14 persen

-Saham RELI melambung 22,73 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham ISAP merosot 10 persen

-Saham KIOS merosot 6,91 persen

-Saham PLAN merosot 6,90 persen

-Saham OMRE merosot 6,90 persen

-Saham BSBK merosot 6,88 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

-Saham NZIA tercatat 31.117 kali

-Saham GOTO tercatat 28.553 kali

-Saham BCAP tercatat 24.643 kali

-Saham PADA tercatat 23.644 kali

-Saham BSBK tercatat 23.640 kali

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

-Saham BBRI senilai Rp 897,9 miliar

-Saham BBCA senilai Rp 383,4 miliar

-Saham ADRO senilai Rp 376.4 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 300,4 miliar

-Saham GOTO senilai Rp 260,7 miliar

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya