Hadapi Inflasi, Bill Gates Andalkan Dividen dari Saham Ini

Bill Gates mengandalkan setidaknya dividen dari tiga emiten dalam masa-masa sulit seperti saat ini.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 10 Jan 2023, 06:12 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2023, 06:12 WIB
Bill Gates
Pendiri perusahaan raksasa Microsoft, Bill Gates (AFP PHOTO/SAUL LOEB)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah gonjang-ganjing ekonomi global, banyak analis memandang 2023 sebagai tahun yang suram untuk pasar saham. Sebagai pertimbangan, tak ada salahnya untuk melirik cuan dari saham-saham dengan dividen tinggi.

Salah satu portofolio terkemuka yang sarat dengan saham dividen adalah milik The Bill & Melinda Gates Foundation Trust. Melansir Yahoo Finance, Selasa (10/1/2023), Bill Gates mengandalkan setidaknya dividen dari tiga emiten dalam masa-masa sulit seperti saat ini.

Pertama, saham Waste Management (WM). Ini memang bukan industri yang paling glamor, tetapi pengelolaan limbah adalah hal yang penting. Apapun yang terjadi dengan perekonomian, pemerintah kota tidak punya banyak pilihan selain membayar perusahaan untuk mengelola sampah rumah tangga.

Sebagai salah satu pemain terbesar di dunia, Waste Management tetap berada di posisi yang mengakar. Sahamnya telah naik hampir 80 persen selama lima tahun terakhir. Dalam sembilan bulan pertama pada 2022, pendapatan operasional tumbuh 11 persen yoy.

Saat ini, perusahaan menawarkan imbal hasil sebesar 1,6 persen, dividen Waste Management telah meningkat selama 20 tahun berturut-turut. Perusahaan telah membayar dividen hampir USD 1 miliar selama setahun terakhir.

Caterpillar

Caterpillar dinilai berada dalam posisi yang menarik pasca-pandem. Pendapatan perusahaan memang terganggu akibat rantai pasokan global yang lumpuh, namun anggaran infrastruktur Presiden Joe Biden mencapai USD 1,2 triliun. Artinya, akan ada banyak sekali pembangunan yang terjadi di AS dalam waktu dekat.

Walmart

Penampakan Rak Kosong di Supermarket AS
Rak kosong di Walmart di Anchorage, Alaska, pada 8 Januari 2022. Beberapa pekan terakhir ini supermarket di Amerika Serikat (AS) tengah kekurangan produk bahan makanan karena masalah baru, seperti tingginya penyebaran varian omicron dan cuaca buruk. (AP Photo/Mark Thiessen)

Bisnis pertambangan dan energi Caterpillar juga menyediakan eksposur terhadap komoditas, yang cenderung tumbuh dengan baik selama masa inflasi tinggi.

Saham perusahaan telah mendorong harga bahan baku dan minyak bumi yang lebih tinggi hingga lebih dari 45 persen selama lima tahun terakhir. Setelah mengumumkan kenaikan 8 persen pada Juni 2022, dividen triwulanan Caterpillar saat ini berada di USD 1,20 per saham dan menawarkan yield sebesar 1,9 persen. Perusahaan telah meningkatkan dividen tahunannya selama 28 tahun berturut-turut.

Walmart

Toko kelontong dianggap sebagai bisnis penting. Sehingga tak ayal Walmart mempertahankan lebih dari 4.700 tokonya di AS tetap buka selama pandemi.

Perusahaan tidak hanya meningkatkan keuntungan dan pangsa pasar sejak COVID menyebar, tetapi reputasinya sebagai surga produk dengan harga miring, membuat Walmart menjadi pengecer favorit konsumen ketika banyak harga naik di gerai lain.

Walmart terus meningkatkan dividennya selama 49 tahun terakhir. Pembayaran tahunannya saat ini USD 2,24 per saham, dengan yield sebesar 1,5 persen.

 

 

Bill Gates Jadi Miliarder Paling Dermawan pada 2022 meski Harga Turun Rp 23,5 Triliun

Bill Gates
Pendiri perusahaan raksasa Microsoft, Bill Gates (AFP PHOTO/JOEL SAGET)

Sebelumnya, kekayaan pendiri Microsoft, Bill Gates semakin merosot hingga awal tahun 2023. 

Melansir data Real Time Billionaire Forbes, Jumat (6/1/2023) Gates kini sudah tak lagi menduduki posisi 5 besar miliarder terkaya di dunia. Kekayaannya merosot hingga USD 1,5 miliar atau sekitar Rp 23,5 triliun (asumsi kurs Rp. 15.700 per dolar AS). 

Penurunan tersebut menjadikan kekayaan Gates kini tercatat USD 100,8 miliar atau Rp. 1,5 kuadriliun, menempatkannya di urutan ke-7 daftar Real Time Billionaire Forbes.

Tak hanya Gates, kekayaan miliarder di urutan 5 besar ikut merosot yakni Bernard Arnault ang berada di urutan teratas - menurun USD 1,9 miliar, kekayaan Elon Musk anjlok USD 2,1 miliar, juga harta pendiri Amazon Jeff Bezos yang menurun di kisaran serupa. 

Menurunnya kekayaan Gates tak terlepas dari kegiatan amal yang kerap ia lakukan.

Dikutip dari Associated Press, daftar tahunan The Chronicle of Philanthropy tentang 10 pengeluaran amal terbesar oleh individu atau yayasan mengungkapkan bahwa Gates berada di urutan teratas, dengan sumbangan senilai USD 5 miliar (Rp 78,3 triliun) kepada Bill & Melinda Gates Foundation. 

 

Donasi untuk Dukung Sejumlah Sektor

Bill Gates
Bill Gates (AP)

Urutan kedua ditempati oleh pasangan miliarder Ann dan John Doerr, dan posisi ketiga Jackie dan Mike Bezos, ibu dan ayah tiri Jeff Bezos.

Secara total, Chronicle of Philanthropy mencatat pengeluaran amal sebesar USD 9,3 miliar (Rp. 145,8 triliun) pada tahun 2022.

Donasi tersebut diberikan salah satunya untuk mendukung sektor kesehatan, pembangunan, kebijakan dan advokasi, serta pendidikan di AS.

Gates pada Juli 2022 sempat menarik perhatian publik ketika dia mengumumkan akan mendonasi USD 20 miliar (Rp. 313,5 triliun) kepada yayasan yang dijalankannya bersama mantan istrinya, Melinda French Gates.

Namun, pejabat yayasan mengkonfirmasi pada Desember 2022 bahwa tiga perempat dari donasi itu digunakan untuk melunasi USD 15 miliar yang dia dan French Gates telah janjikan pada Juli 2021. Sedangkan sisa USD 5 miliar lainnya adalah pemasukan baru ke yayasan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya