Liputan6.com, Jakarta - Lembaga pemeringkat global S&P mencabut peringkat utang CCC PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menjadi b-. Dengan demikian perubahan peringkat utang ini berdampak terhadap status CreditWatch dengan implikasi positif.
Pada saat pencabutan, profil kredit atau stand-alone credit profile (SCAP) Bumi Resources sudah membaik setelah melunasi utang USD 1,7 miliar atau sekitar Rp 25,41 triliun (asumsi kurs Rp 14.950 per dolar AS) dengan menggunakan hasil dari penerbitan non-preemptive pada pertengahan Oktober 2022 sebesar USD 1,6 miliar atau sekitar Rp 23,92 triliun.
Baca Juga
S&P menilai, pelunasan utang dapat menghilangkan kontrol apapun dari kreditur atau pemberi pinjaman kepada perusahaan. Selain itu, Bumi Resources dinilai dapat menerima dan mempertahankan dividen dari anak perusahaan secara signifikan meningkatkan arus kas bebas dan likuiditasnya.
Advertisement
"Dengan tidak ada risiko refinancing jangka pendek, ditambah dengan penguatan profil keuangan dan likuiditas perusahaan, kami merevisi ke atas pandangan kami tentang SCAP Bumi Resources menjadi b- mengikuti pelunasan utang perusahaan yang belum terbayar,” berdasarkan keterangan tertulis, dikutip Senin (30/1/2023).
Adapun penerbitan non-preemptive rights telah membawa kontrol baru entitas pemegang saham yaitu Mach Energy (Hong Kong) Ltd (MEL).
"Peringkat Bumi Resources di Creditwatch dengan implikasi positif saat dicabut mencerminkan potensi untuk menaikkan perusahaan hingga dua tingkat,”
Akan tetapi, hal tersebut bergantung kepada kelayakan kredit MEL. “Apakah kelayakan kredit MEL membatasi peringkat di bawah pandangan kami tentang SACP b- Bumi Resources,” tulis S&P.
Seiring sentimen perbaikan peringkat terhadap peringkat utang Bumi Resources dari S&P Global, bagaimana laju saham BUMI?
Pada penutupan perdagangan Jumat, 27 Januari 2023, saham BUMI stagnan di posisi Rp 155 per saham. Saham BUMI berada di level tertinggi Rp 158 dan terendah Rp 155 per saham. Total frekuensi perdagangan 6.250 kali dengan volume perdagangan 4.710.536. Nilai transaksi Rp 73,3 miliar.
Bumi Resources Prediksi Harga Batu Bara Masih Tinggi pada 2023
Sebelumnya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) perkirakan harga batu bara masih tinggi hingga 2023. Hal ini seiring peningkatan permintaan batu bara.
Direktur PT Bumi Resources Tbk, Dileep Srivastama menuturkan saat ini masalah pasar batu bara dibayangi permintaan dan persediaan, di tengah tidak ada peningkatan kapasitas. Hal itu terjadi di tengah harga gas masih tinggi dan energi baru terbarukan belum dapat diandalkan.
"Dengan alasan itu, harga batu bara akan tetap tinggi pada 2023. Harga batu bara akan sentuh USD 300 pada 2023, dan dalam jangka menengah USD 200-USD 250. Harga batu bara akan tergantung bagaimana China dan India operasikan permintaan dan persediaan, keduanya meningkatkan kapasitas batu bara kalori rendah." ujar dia.
Terkait perkembangan utang perseroan, Vice President Investor Relations & Chief Economist PT Bumi Resources Tbk Achmad Reza Widjaja menuturkan, perseroan mencatat utang USD 4,3 miliar di BUMI pada 2017. Kemudian perseroan restrukturisasi utang USD 2 miliar menjadi saham konversi dan mandatory convertibel bond (MCB) masing-masing USD 1,6 miliar dan USD 200 juta.
"Pada 2022, tranche A, B, C sudah dilunasi, ada OWK USD 166 juta yang akan jatuh tempo pada Desember 2024," kata Achmad.PT Bumi Resources Tbk juga menggelar private placement atau non preempetive rights (NPR)sebesar USD 1,6 miliar pada 18 Oktober 2022.
"200 miliar saham yang diset pada harga Rp 120. Kemudian pengendali PT Bumi Resources Tbk, grup Bakrie, grup Salim (masuk-red). Kemudian pembayaranutang PKPU sehari setelahnya," tutur Achmad.
Tanggapan Mengenai Dividen
Saat ditanya mengenai pembagian dividen, Direktur PT Bumi Resources Tbk Andrew Beckham menuturkan, pihaknya dapat bagikan dividen jika sudah membukukan kinerja positif.
"Berdasarkan peraturan OJK, kami belum dapat membayar hingga kinerja positif. Namun, kalau kita lihat berada di jalur positif, dan juga tahun depan. Kami melakukan yang terbaik," kata dia
Advertisement
Bumi Resources Bidik Produksi Batu Bara 80 Juta Ton pada 2023
Sebelumnya, PT Bumi Resources Indonesia Tbk (BUMI) bidik produksi batu bara 80 juta ton pada 2023. Produksi batu bara ini meningkat dari target 2022 sebesar 70 juta-76 juta ton pada 2022.
Direktur Bumi Resources R.A Sri Dharmayanti menuturkan, pihaknya sudah menyampaikan rencana perseroan kepada Kementerian ESDM untuk panduan 2023.
"Realisasi 2022 70 juta ton, dan 2023 kami sudah menyampaikan rencana kami ke Kementerian ESDM jumlah 80 juta ton, ada peningkatan," ujar dia saat paparan publik Bumi Resources, Selasa (29/11/2022).
Pada 2022, perseroan menargetkan produksi batu bara 70-76 MT dengan rincian dari tambang KPC sebesar 50MT-51 MT dan Arutmin sebesar 20 MT-25 MT. Sedangkan harga diperkirakan USD 123 per ton-USD 140 per ton dengan rincian dari KPC sebesar USD 140 per ton-USD 160 per ton dan Arutmin sebesar USD 80 per ton-USD 100 per ton.
"Harga batu bara akhir 2022 berkisar USD 123-USD 140 per ton untuk produk dari Bumi Resources," ia menambahkan
Hingga akhir kuartal III 2022, perseroan telah merealisasikan produksi batu bara sebesar 53,7 MT. Produksi batu bara itu turun dari periode sama tahun sebelumnya 58,8 MT.
"Total produksi 53,7 MT lebih rendah, akibat adanya pada banyaknya mostly intensitas hujan yang sangat besar di dua area tambang KPC dan Arutmin di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan," ujar Vice President Investor Relations & Chief Economist PT Bumi Resources Tbk Achmad Reza Widjaja.
Produksi meski turun, Achmad menuturkan, realisasi harga batu bara yang tinggi menopang kinerja perseroan. Realisasi harga batu bara perseroan naik menjadi USD 118,7 per ton hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 62,8 per ton hingga September 2022.
Penjualan Batu Bara
Di sisi lain biaya produksi meningkat dari USD 35,4 per ton hingga September 2021 menjadi USD 45,5 per ton hingga September 2022 seiring kenaikan harga minyak dan rasio pengupasan atau stripping ratio.
Achmad menambahkan, untuk penjualan batu bara pada 2022 yaitu sebesar 42 persen ke Indonesia, 23 persen ke China, 11 persen ke India, 9 persen ke Jepang. Kemudian ke Taiwan, Filipina masing-masing empat persen. Lainnya tiga persen. Selain itu, ke Hong Kong dan Brunei masing-masing dua persen.Hingga September 2022, penjualan batu bara Bumi Resources mencapai 51,9 juta ton.
Realisasi penjualan batu bara itu turun sekitar 12 persen dari periode sama tahun sebelumnya 58,8 juta ton. Rincian batu bara itu antara lain dari KPC sebesar 35,7 juta ton dan Arutmin sekitar 16,2 juta ton.
Achmad menuturkan, pada awal Januari 2022 terjadi larangan ekspor batu bara karena kelangkaan di PLTU yang dijalankan PLN. Hal itu mendorong larangan ekspor batu bara dari pemerintah sehingga berdampak terhadap penjualan batu bara perseroan.
Advertisement