Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten mulai melebarkan sayapnya ke sektor bisnis kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Hal itu sejalan dengan langkah pemerintah yang mendukung transisi energi bersih dengan memasifkan penggunaan kendaraan listrik.
Sebagaimana diketahui, pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia tidak main-main. Pemerintah terus menggodok pemberian insentif untuk kendaraan listrik sebagai salah satu langkah mendorong terbentuknya ekosistem mobil dan motor listrik.
Baca Juga
Rencananya, subsidi untuk meningkatkan penjualan mobil atau motor ramah lingkungan ini akan dikeluarkan pada 2023 dan saat ini sudah masuk ke tahap finalisasi. Bahkan, Presiden Joko Widodo menyebut bahwa insentif akan menjadi bagian untuk mendorong sistem kendaraan listrik di Indonesia.
Advertisement
Tak hanya itu, pemerintah juga optimistis produksi 2 juta unit motor listrik lokal hingga 2025 seperti yang diinginkan Presiden Jokowi bisa tercapai. Dengan demikian, potensi tersebut dilirik oleh sejumlah emiten.
Berikut ini merupakan daftar emiten yang berkecimpung di bisnis kendaraan listrik yang dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber.
PT Astra International Tbk (ASII)
PT Astra International Tbk (ASII) melalui Toyota Astra Motor (TAM) memproduksi Toyota Kijang Innova Zenix hybrid pada akhir 2022. Ini merupakan model elektrifikasi pertama yang diproduksi langsung di Indonesia.
Pada, Selasa, 21 Februari 2023, Toyota melakukan ekspor perdana Kijang Innova Zenix hybrid ke luar negeri. Toyota pun membidik ekspor Kijang Innova Zenix sebanyak 8.000 unit pada 2023.
PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS)
PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) memproduksi berbagai produk sepeda dan sepeda motor listrik dengan merek Selis. Misalnya, motor listrik kategori “E-Motor” digunakan bagi pengguna untuk jarak tempuh yang jauh dibandingkan dengan sepeda listrik, direkomendasikan sebagai penganti kendaraan yang berpolusi saat ini.
Baru-baru ini, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk akan menambah modal dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Merujuk keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Gaya Abadi Sempurna Tbk akan mengeluarkan saham baru sebanyak-banyaknya 2 miliar saham dengan nilai nominal Rp 50 per saham.
PT Indika Energi Tbk (INDY)
PT Indika Energi Tbk (INDY) bersama anak perusahaannya PT Indika Energy Infrastructure mendirikan perusahaan bernama PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI) pada 5 April 2021. Perusahaan ini bergerak di sektor kendaraan listrik. Total investasi untuk pendirian anak usaha itu senilai Rp 40 miliar dengan komposisi PT Indika Energy Tbk sebesar Rp 39,99 miliar dan PT Indika Energy Infrastructure sebesar Rp 1 juta.
Pada Maret 2022, perseroan bersama-sama anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, yakni PT Indika Energy Infrastructure, telah mendirikan perusahaan dengan nama PT Solusi Mobilitas Indonesia (SMI). Ada tiga maksud, tujuan, serta kegiatan usaha Solusi Mobilitas Indonesia.
Advertisement
Indika Energy Dirikan Perusahaan Patungan
Pertama, melakukan kegiatan industri sepeda motor roda dua. Kedua, melakukan perdagangan besar sepeda motor dan suku cadang sepeda motor dan aksesorisnya. Ketiga, melakukan jasa konsultasi manajemen. Langkah ini sekaligus menjadi portfolio hijau Indika Energy menuju net zero emission pada 2050. Sehingga perseroan melakukan diversifikasi portofolio pada lini bisnis berkelanjutan.
Pada 22 September 2022, perseroan melalui anak usaha perseroan yaitu PT Mitra Motor Group (MMG) mendirikan perusahaan patungan bersama Foxteq Singapore Pte Ltd.
Perusahaan patungan itu bernama PT Foxconn Indika Motor (FIM). Selain itu, perseroan juga menginisiasi green business solar power dengan mendirikan PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS).
Yakni usaha patungan yang diprakarsai Indika Energy dengan Fourth Partner Energy (4PEL), pengembang tenaga surya terkemuka di India. Perusahaan patungan ini fokus menyediakan platform solusi energi terbarukan satu atap untuk sektor komersial dan industri di Indonesia.
PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) dan PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS)
PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) anggota dari grup PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) melalui anak usahanya, PT Volta Indonesia Semesta memproduksi motor listrik merek Volta.
Hingga saat ini Volta telah meluncurkan berbagai jenis motor listrik di antaranya seri 401, Virgo dan Mandala, serta telah membangun layanan stasiun penukaran baterai SGB yang telah mencapai lebih dari 200 titik di pulau Jawa dan Bali.
PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) bernama Electrum.
Lewat usaha patungan ini, Gojek dan TBS akan mengembangkan usaha bisnis dalam bidang manufaktur kendaraan listrik roda dua, teknologi pengemasan baterai, infrastruktur penukaran baterai, hingga pembiayaan kepemilikan kendaraan listrik.
TBS Energi Utama menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex hingga USD 60 juta atau setara Rp 911,26 miliar (kurs Rp 15.187,83 per dolar AS) pada 2023.
Kala itu, Manajemen TBS Energi Utama menyebut belanja modal itu termasuk untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk melalui cucu usaha, PT WIKA Industri Manufaktur (WIMA) memproduksi motor listrik merek Gesits.
Indonesia Battery Corporation (IBC) telah mengambil alih sebagian kepemilikan saham PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (WIKON) di PT Wika Industri Manufaktur (WIMA), sebagai produsen motor listrik Gesits sebanyak 53,93 persen saham.
Merujuk keterbukaan informasi di, WIKON melakukan rencana transaksi 1 yakni menjual sebagian sahamnya di WIMA kepada IBC selaku investor strategis sebanyak 34.409 lembar saham. Dengan demikian, nilai transaksi penjualan saham tersebut mencapai Rp 192 miliar.
Setelah pelaksanaan rencana transaksi 1, ada juga rencana transaksi 2, yakni WIMA bakal meningkatkan modal ditempatkan dan disetor WIMA melalui pengeluaran saham baru dalam simpanan (portepel) maksimal Rp 129 miliar.
Adapun, nilai tersebut berasal dari setoran tunai IBC dan setoran WIKON dalam konversi utang menjadi saham (debt to equity swap) pada WIMA. Langkah ini mengacu pada keyakinannya kalau pengembangan motor listrik di Indonesia cukup menjanjikan secara bisnis.
Advertisement