Rupiah Dibuka Melemah, Dampak Perang Dagang AS-Kanada

Pada pembukaan perdagangan hari Rabu di Jakarta, nilai tukar rupiah melemah sebesar 34 poin atau 0,21 persen menjadi 16.443 per dolar AS

oleh Ilyas Istianur Praditya Diperbarui 12 Mar 2025, 11:18 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2025, 11:14 WIB
nilai rupiah melemah terhadap dollar
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.616 per dolar AS pada Kamis (5/1) sore ini. Mata uang Garuda melemah 34 poin atau minus 0,22 persen dari perdagangan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah kembali mengalami pelemahan akibat meningkatnya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Pada pembukaan perdagangan hari Rabu di Jakarta, nilai tukar rupiah melemah sebesar 34 poin atau 0,21 persen menjadi 16.443 per dolar AS, dibandingkan dengan posisi sebelumnya di 16.409 per dolar AS.

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyatakan bahwa kekhawatiran investor terhadap kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump, menjadi faktor utama pelemahan rupiah.

“Rupiah diperkirakan akan terus melemah akibat kekhawatiran investor terhadap kebijakan tarif Trump dan eskalasi perang dagang. Ancaman kenaikan tarif terhadap Kanada menjadi dua kali lipat turut memengaruhi pergerakan mata uang,” ujar Lukman dikutip dari ANTARA, Rabu (12/3/2025).

Dampak Kebijakan Tarif Trump terhadap Perdagangan Global

Trump telah menaikkan tarif impor baja dan aluminium dari Kanada dari 25 persen menjadi 50 persen.

Sebagai respons, pemerintah Kanada memberlakukan pajak sebesar 25 persen terhadap ekspor listrik ke AS, khususnya ke wilayah Michigan, New York, dan Minnesota.

“Kanada melakukan retaliasi dengan mengenakan tarif impor tambahan 25 persen terhadap pasokan listrik dari Ontario ke AS. Hal ini menambah ketidakpastian ekonomi global dan berimbas pada pelemahan rupiah,” jelas Lukman.

 

Promosi 1

Proyeksi Goldman Sachs terhadap Ekonomi Indonesia

Akhir Pekan, Rupiah Melemah Terhadap Dolar
Teler menunjukan mata uang rupiah di Jakarta, Jumat (3/3/2023). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.311 pada penutupan perdagangan hari ini, rupiah ditutup melemah 0,20 persen atau turun 30,5 poin ke Rp15.311 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Selain dampak eksternal, rupiah juga tertekan oleh proyeksi Goldman Sachs Group Inc. terkait kondisi fiskal Indonesia.

Lembaga keuangan global tersebut memperkirakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia akan melebar hingga 2,9 persen pada 2025, lebih tinggi dari target pemerintah sebesar 2,53 persen.

Goldman Sachs juga menurunkan peringkat obligasi negara dengan tenor 10 dan 20 tahun menjadi neutral serta menyesuaikan peringkat saham Indonesia dari overweight menjadi market weight.

Para analis Goldman Sachs menilai bahwa kebijakan pemerintah, termasuk realokasi anggaran, pembentukan dana kekayaan negara, dan ekspansi program perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah, berpotensi meningkatkan defisit fiskal.

“Penurunan peringkat obligasi ini akan meningkatkan imbal hasil obligasi, yang pada akhirnya akan memberi tekanan tambahan terhadap nilai tukar rupiah,” tambah Lukman.

 

Saran ke Pelaku Pasar

Hari Ini Rupiah Kembali Melemah Tembus Rp16.413 per Dolar AS
Bank Indonesia (BI) juga menjelaskan, pelemahan nilai tukar rupiah ini sejalan dengan pergerakan mata uang Asia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Dengan ketidakpastian global yang meningkat serta tantangan ekonomi domestik, para pelaku pasar diimbau untuk terus mencermati perkembangan kebijakan ekonomi dan perdagangan dunia guna mengantisipasi dampaknya terhadap nilai tukar rupiah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya