Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) telah uji coba terkait penyesuaian jam perdagangan pada Jumat, 17 Maret 2023 dan Sabtu, 18 Maret 2023. Adapun jam perdagangan kembali normal, BEI menyatakan, informasi tersebut akan diumumkan dalam bentuk Surat Keputusan (SK).
“Informasi resmi akan kami umumkan dalam bentuk SK dan pengumuman segera setelah diskusi terakhir kami dengan OJK sudah final,” ujar Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy kepada wartawan, Minggu (19/3/2023).
Baca Juga
Beredar surat BEI yang menyebutkan jam perdagangan Senin-Kamis di pasar regular sesi pra pembukaan 08.45.00-08.59.59, sesi I 09.00.00-12.00.00, sesi II 13.30.00-15.49.59. Kemudian sesi pra penutupan 15.50.00-16.00.59, sesi pasca penutupan 16.01.00-16.15.00.
Advertisement
Jam perdagangan bursa pada Jumat, sesi pra pembukaan 08.45.00-08.59.59, sesi I 09.00.00-11.30.00, sesi II 14.00.00-15.49.59, sesi pra penutupan 15.50.00-16.00.59,sesi pasca penutupan 16.01.00-16.15.00.
Kemudian di pasar tunai pada Senin-Kamis, sesi I pada pukul 09.00.00-12.00.00 dan Jumat, sesi I pada pukul 09.00.00-11.30.00
Selanjutnya di pasar negosiasi pada Senin-Kamis, sesi I pada pukul 09.00.00-12.00.00 dan sesi II pada pukul 13.30.00-16.30.00. Kemudian pada Jumat, sesi I pada pukul 09.00.00-11.30.00 dan sesi II pada pukul 14.00.00-16.30.00.
Sedangkan untuk sementara, BEI tidak melakukan perubahan atas batasan persentase auto rejection bawah (ARB). Dalam surat beredar itu disebutkan kalau penyesuaian jam perdagangan itu efektif 3 April 2023.
BEI Catat 29 Perusahaan Antre IPO, 14 Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 29 perusahaan dalam proses pencatatan saham di BEI hingga kini.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menuturkan, hingga 10 Maret 2023 telah tercatat 27 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dana yang berhasil dihimpun dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 12,5 triliun.
“Hingga saat ini, terdapat 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” ujar dia kepada wartawan ditulis, Minggu (12/3/2023).
Ia menuturkan, berdasarkan klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017 antara lain:
2 Perusahaan aset skala kecil. (aset di bawah Rp50 Miliar)
13 Perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp50 Miliar-Rp250 Miliar)
14 Perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp250 Miliar)
Rincian sektor:
5 Perusahaan dari sektor Basic Materials;
5 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic;
2 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals;
6 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals;
5 Perusahaan dari sektor Technology;
1 Perusahaan dari sektor Healthcare;
2 Perusahaan dari sektor Financials;
2 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate;
1 Perusahaan dari sektor Infrastructures
Advertisement
BEI Sebut Ada 50 Perusahaan dalam Proses IPO pada 2023
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 33 perusahaan yang masuk dalam antrean pencatatan saham dan 50 perusahaan yang siap tercatat di BEI hingga saat ini.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, awal tahun ini sudah ada 17 perusahaan yang tercatat di pasar modal Indonesia.
"Jarang di awal tahun ada 17 listing dan pipeline 33, ada 50 yang sudah ada di proses yang siap untuk tercatat hanya sampai dengan Februari, kita punya 10 bulan lagi, semoga stabil," kata Nyoman dalam acara Economic Outlook 2023, Selasa (14/2/2023).
Ia menyebutkan, pada 2023 lebih banyak target perusahaan yang akan tercatat dan masuk ke bursa.
Di samping itu, tahun ini akan lebih menantang lagi, tetapi dari sisi pipeline sudah menunjukkan kondisi akan tercapai target yang lebih tinggi.