Perusahaan Investasi Warren Buffett Lepas Seluruh Saham di TSMC

Perusahaan investasi Berkshire Hathaway, Warren Buffett telah menjual sisa sahamnya di pembuat chip terbesar dunia, TSMC. Berkshire Hathaway tidak memegang saham TSMC lagi sejak kuartal I 2023.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Mei 2023, 17:17 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2023, 17:17 WIB
Ini 10 Daftar Orang Terkaya Dunia Tahun 2017 Versi Forbes
Warren Buffett telah menjual sisa sahamnya di pembuat chip terbesar dunia, TSMC. (NYC)

Liputan6.com, Jakarta - Warren Buffett telah menjual sisa sahamnya di pembuat chip terbesar dunia, TSMC. Perusahaan investasi milik Warren Buffett, Berkshire Hathaway mengungkapkan pihaknya tidak lagi memegang saham di Perusahaan Manufaktur Semikonduktor Taiwan (Taiwan Semiconductor Manufacturing Company/TSM) pada akhir kuartal pertama 2023.

Dalam beberapa minggu terakhir, Warren Buffett telah berulang kali menyatakan keprihatinan atas masa depan Taiwan. Di mana kepemimpinan Komunis China telah lama mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, meskipun tidak pernah menguasainya.

Pada Februari lalu, Berkshire mengungkapkan telah menjual 86 persen sahamnya di TSMC, yang dibeli hanya beberapa bulan sebelumnya seharga USD 4,1 miliar. Penjualan yang cepat itu dianggap tidak biasa karena Buffett dikenal sering berinvestasi untuk jangka panjang.

"Saya tidak suka lokasinya, dan saya telah mengevaluasinya kembali.Saya merasa lebih baik mengalokasikan modal kami di Jepang daripada di Taiwan,”kata Buffett, dikutip dari laman CNN, Selasa (16/5/2023).

Terlepas dari aksi penjualan saham ini, Buffett memuji TSMC sebagai salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik dan perusahaan paling penting di dunia. Menurut dia, tidak ada satupun perusahaan di industri chip yang setara dengan mereka.

TMSC sendiri dianggap sebagai sumber kekayaan nasional di Taiwan, memasok semikonduktor ke raksasa teknologi global termasuk Apple (AAPL) dan Qualcomm (QCOM).

Perusahaan ini memproduksi semikonduktor tercanggih di dunia secara massal, komponen yang sangat penting untuk kelancaran segala sesuatu mulai dari telepon pintar hingga mesin cuci. Perusahaan tersebut adalah produsen chip terbesar di dunia, menurut Gartner. Juga merupakan salah satu perusahaan tercatat paling berharga di dunia, dengan kapitalisasi saat ini sekitar USD 415,3 miliar.

Ketika Berkshire Hathaway mengungkapkan aksi jual, investor terkemuka lainnya justru bertaruh pada saham tersebut. Menurut pengajuan, Macquarie telah meningkatkan kepemilikan sahamnya di TSMC, sementara Tiger Global juga ikut membeli. Saham TSMC naik 2 persen pada hari Selasa di Taipei, sementara sahamnya yang terdaftar di AS tergelincir 0,5 persen.

 

Perusahaan Orang Terkaya Dunia Warren Buffett Cuan Rp 523 Triliun

Berapa Biaya untuk Makan Siang Bareng Warren Buffett?
Angka tersebut sukses melampaui pendapatan lelang yang didapat pada tahun sebelumnya.

Sebelumnya, Berkshire Hathaway perusahaan milik miliarder Warren Buffett melaporkan lonjakan pendapatan pada kuartal pertama 2023 menjelang rapat pemegang saham tahunan Oracle of Omaha.

Dilansir dari CNN, Selasa (9/5/2023), menurut rilis perusahaan yang terbit pada Sabtu, pendapatan operasional meningkat sekitar 12 persen dari tahun sebelumnya menjadi USD 8,065 miliar pada kuartal pertama.

Pendapatan operasional adalah laba yang tersisa setelah biaya dari operasi inti bisnis dikeluarkan. Alhasil konglomerat itu membukukan laba kuartal pertama senilai USD 35,5 miliar atau sekitar Rp 523 triliun.

Ternyata lonjakan pendapatan sebagian disebabkan oleh kembalinya kerajaan asuransi Berkshire. Bisnis penjaminan asuransi perusahaan mengalami lonjakan yang jelas, dari pendapatan USD 167 juta pada kuartal pertama 2022 menjadi USD 911 juta sekarang. Sedangkan pendapatan investasi asuransi meningkat dari USD 1,17 miliar menjadi USD 1,97 miliar.

Akan tetapi, Geico yang dimiliki oleh Berkshire Hathaway mengalami kerugian penjaminan emisi sebelum pajak sebesar USD 1,9 miliar pada akhir tahun, setelah kehilangan pangsa pasar karena pesaing progresif.

Hingga saat ini 2023 jauh lebih baik karena mampu membukukan laba underwriting sebesar USD 703 juta di Q1 tahun ini. Itu berkat premi rata-rata yang lebih tinggi dan biaya iklan lebih rendah, meskipun frekuensi klaim lebih rendah.

Namun, perusahaan energi Berkshire dan kereta api barang, BNSF, mengalami penurunan pendapatan dibandingkan kuartal ini tahun lalu.

Berkshire akhirnya membeli kembali sekitar USD 4,4 miliar saham dan simpanan kasnya meningkat menjadi USD 130,6 miliar dari USD 128 miliar pada Q4 2022.

 

Miliarder Warren Buffett Prediksi Laba Perusahaan Bakal Merosot Imbas Tekanan Ekonomi AS

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Sebelumnya, miliarder Warren Buffett prediksi ekonomi lesu pada 2023. Hal ini akan berdampak terhadap kinerja keuangan perusahaan.

"Mayoritas bisnis kami akan melaporkan laba lebih rendah dari pada tahun lalu,” ujar investor dan CEO Berkshire Hathaway ini dikutip dari Yahoo Finance, Minggu (7/5/2023).

Perusahaan investasi Berkshire Hathaway memiliki banyak bisnis termasuk Geico, See’s Candies, dan BSF Railway. Bisnis itu beroperasi di industri termasuk asuransi, energi, real estate, kereta api, manufaktur, ritel dan layanan. Skala dan ruang lingkup operasinya berarti investor melihatnya sebagai bagian kecil ekonomi Amerika Serikat (AS).

Warren Buffett menekankan banyak bisnis Berkshire telah berkinerja baik selama beberapa tahun terakhir. Bisnis tersebut mendapatkan manfaat dari suku bunga yang sangat rendah, dan pemerintah AS membanjiri ekonomi dengan uang untuk mengimbangi dampak pandemi COVID-19. “Periode ini telah berakhir. Ini iklim yang berbeda dari enam bulan lalu,” ujar dia.

Adapun the Federal Reserve (the Fed) telah menaikkan suku bunga dari hampir nol persen menjadi lebih dari 5 persen dalam 14 bulan terakhir, dalam upaya untuk mengekang inflasi. Tingkat suku bunga lebih tinggi mendorong penghematan daripada pengeluaran dan menaikkan biaya pinjaman yang berarti mengikis permintaan, menurunkan harga aset dan meningkatkan risiko resesi.

 

 

Suku Bunga Tinggi Jadi Beban

Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)
Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)

Selain itu, suku bunga yang lebih tinggi telah menambah tekanan pada bank dengan memangkas nilai portofolio pendapatan tetapnya. Mereka juga mendorong deposan untuk menarik uangnya dan “memarkir” di obligasi dengan imbal hasil lebih tinggi dan pasar uang.

Faktor-faktor tersebut telah memicu gejolak perbankan saat ini. Silicon Valley Bank dan Signature Bank telah gagal pada Maret. Baru-baru ini, JPMorgan juga membeli First Republic Bank.

Kekacauan tersebut telah mengipasi kekhawatiran bank dalam upaya menopang keuangannya dan mempersiapkan penarikan dana lebih lanjut dapat menarik kembali pinjaman, menyebabkan krisis kredit dan menyeret ekonomi ke dalam resesi.

Buffett menekankan suku bunga lebih tinggi tidak sepenuhnya berita buruk bagi Berkshire. Dia mencatat perusahaan akan hasilkan USD5 miliar dari kas USD 125 miliar, surat berharga, dan investasi jangka pendek lainnya pada 2023, naik dari sekitar USD 50 juta beberapa tahun lalu.

Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain
Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya