Profil Grandhis Helmi, Direktur Risk Management Baru BSI

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) memutuskan merombak jajaran pengurus perseroan pada Senin, 22 Mei 2023.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 22 Mei 2023, 21:11 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2023, 21:11 WIB
Sempat Alami Gangguan, Layanan Bank Syariah Indonesia Mulai Bisa Diakses Kembali
Menteri BUMN Erick Thohir meminta PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memperkuat sistem keamanan pada teknologi informasi perusahaan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) memutuskan merombak jajaran pengurus perseroan dengan mengganti direktur IT dan direktur risk management, serta komisaris utama.

Dengan demikian, perseroan memberhentikan dengan hormat Achmad Syafii sebagai Direktur Information Technology dan Tiwul Widyastuti sebagai Direktur Risk Management, kemudian mengangkat dan menetapkan Saladin D. Effendi sebagai Direktur Information Technology dan Grandhis Helmi H. sebagai Direktur Risk Management. Sebelumnya, Grandhis Helmi H. sebelumnya menjabat sebagai Group Head Commercial Risk 1 di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Menarik untuk diketahui, berikut ini Liputan6.com ulas terkait profil Direktur Risk Management Grandhis Helmi H.  Grandhis Helmi H merupakan lulusan Master of Business Administration Washington University in St. Louis - Olin Business School.

Ia mengawali karier di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sejak Mei 2004 hingga saat ini. Ia pernah menduduki jabatan sebagai Relationship Manager pada 2005 - 2006.

Kemudian, Grandhis juga pernah menjabat sebagai Senior Manager Bank Mandiri pada 2006 - 2010. Terbaru, ia menjabat sebagai Group Head Commercial Risk 1 Bank Mandiri.

Adapun susunan komisaris Bank Syariah Indonesia menjadi: 

• Komisaris Utama/Independen: Muliaman D. Hadad*

• Wakil Komisaris Utama/Independen: Adiwarman Azwar Karim

• Komisaris Independen: Komaruddin Hidayat 

• Komisaris Independen: Mohamad Nasir 

• Komisaris Independen: M. Arief Rosyid Hasan 

• Komisaris: Masduki Baidlowi 

• Komisaris: Imam Budi Sarjito 

• Komisaris: Sutanto 

• Komisaris: Suyanto 

• Komisaris: Abu Rokhmad* 

 

Adapun susunan direksi perseroan menjadi sebagai berikut: 

• Direktur Utama: Hery Gunardi 

• Wakil Direktur Utama: Bob Tyasika Ananta 

• Direktur Wholesale Transaction Banking: Zaidan Novari 

• Direktur Retail Banking: Ngatari 

• Direktur Sales & Distribution: Anton Sukarna 

• Direktur Information Technology: Saladin D. Effendi*

• Direktur Risk Management: Grandhis Helmi H.*

• Direktur Compliance & Human Capital: Tribuana Tunggadewi 

• Direktur Finance & Strategy: Ade Cahyo Nugroho 

• Direktur Treasury & International Banking: Moh. Adib 

 

Adapun susunan dewan pengawas syariah : 

• Ketua : Dr. KH. Hasanudin, M.Ag 

• Anggota : Dr. H. Mohamad Hidayat, MBA, MH 

• Anggota : Dr. H. Oni Sahroni, M.A 

• Anggota : Prof. DR. KH. Didin Hafidhuddin, MS  

 

Belanja Modal IT

FOTO: Pelayanan Bank Syariah Indonesia Usai Diresmikan Jokowi
Nasabah menunggu di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). Dirut BSI Hery Gunardi menjelaskan bahwa integrasi tiga bank syariah BUMN yakni Bank BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri telah dilaksanakan sejak Maret 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 580 miliar untuk memperkuat bidang informasi dan teknologi (IT) pada 2023.

Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta menuturkan, pihaknya menganggarkan belanja modal dua kali lipat lebih besar dari sebelumnya. Ini mengingat, BSI ingin memperkuat digitalisasi dan keamanan data.

"Kami anggarkan capex IT dan digital Rp 580 miliar. Ini lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya," kata Bob dalam paparan publik, Senin (22/5/2023).

Dia menuturkan, realisasi anggaran ini khususnya dialokasikan untuk IT digital sebagai langkah pengamanan data yang menjadi prioritas bagi BSI.

Di sisi lain, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) memutuskan merombak jajaran pengurus perseroan dengan memberhentikan dengan hormat Adiwarman Azwar Karim sebagai Komisaris Utama dan Nizar Ali sebagai Komisaris, kemudian mengangkat dan menetapkan Muliaman D. Hadad sebagai Komisaris Utama/Independen, Adiwarman Azwar Karim sebagai Wakil Komisaris Utama/Independen dan Abu Rokhmad sebagai Komisaris. 

Sebelumnya, Muliaman Hadad merupakan mantan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan periode 2012-2017 dan mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia periode 2011-2012 dan periode 2006-2011. 

RUPST juga menetapkan pengurus baru perseroan, dengan memberhentikan dengan hormat Achmad Syafii sebagai Direktur Information Technology dan Tiwul Widyastuti sebagai Direktur Risk Management, kemudian mengangkat dan menetapkan Saladin D. Effendi sebagai Direktur Information Technology dan Grandhis Helmi H. sebagai Direktur Risk Management.

Sebelumnya, Saladin D. Effendi menjabat sebagai Chief Information and Security Officer di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sementara itu, Grandhis Helmi H. sebelumnya menjabat sebagai Group Head Commercial Risk 1 di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Tebar Dividen 2022

FOTO: Pelayanan Bank Syariah Indonesia Usai Diresmikan Jokowi
Pekerja beraktivitas di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). Pada 27 Januari 2021, BSI telah mendapatkan persetujuan dari OJK ditandai dengan keluarnya Salinan Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor 4/KDK.03/2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar 10 persen dari laba bersih perseroan pada 2022. Dividen itu sekitar Rp 426,01 miliar yang ekuivalen dengan Rp9,24 per lembar saham. 

"Pembagian dividen tunai sebesar 10 persen dari laba bersih perseroan pada 2022, atau sekitar Rp 426,01 miliar," kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi, Senin (22/5/2023).

Kemudian, penggunaan 20 persen laba bersih Bank Syariah Indonesia untuk tahun buku 2022 disisihkan sebagai cadangan wajib perseroan. Adapun 70 persen akan dialokasikan sebagai laba ditahan.

Sepanjang 2022, laba bersih BSI tercatat mencapai Rp4,26 triliun atau tumbuh 40,68 persen secara year on year (yoy). Dari sisi bisnis intermediasi, realisasi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) naik 12 persen (yoy) menjadi Rp261,49 triliun. Adapun, realisasi penyaluran pembiayaan tumbuh 21 persen (yoy) menjadi Rp208 triliun.

Perseroan juga mampu mengelola kualitas aset, yang terlihat dari penurunan rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF). NPF gross BSI pada 2022 berada di level 2,42 persen, turun dari 2,93 persen pada tahun sebelumnya. NPF nett juga susut menjadi 0,57 persen. Sedangkan pencadangan yang digambarkan melalui NPF Coverage naik dari 148,87 persen menjadi 183,12 persen. 

Menurut Hery, capaian yang impresif pada tahun kedua kelahiran BSI merupakan hasil kerja yang solid dan strategi respon yang tepat (strategic response) di tengah berbagai tantangan ekonomi pada 2022. 

Dalam RUPS tersebut juga ditetapkan pengurus baru perseroan, dengan memberhentikan dengan hormat Adiwarman Azwar Karim sebagai Komisaris Utama dan Nizar Ali sebagai Komisaris, kemudian mengangkat dan menetapkan Muliaman D. Hadad sebagai Komisaris Utama/Independen, Adiwarman Azwar Karim sebagai Wakil Komisaris Utama/Independen dan Abu Rokhmad sebagai Komisaris. 

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya