Pergerakan Saham BRIS Usai Bank Syariah Indonesia Gelar RUPST

Melihat pergerakan saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) usai menggelar RUPST pada Senin, 22 Mei 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Mei 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2023, 12:52 WIB
Pergerakan Saham BRIS Usai Bank Syariah Indonesia Gelar RUPST
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin, 22 Mei 2023. RUPST Perseroan memutuskan membagikan dividen 2022 dan merombak susunan pengurus. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin, 22 Mei 2023. RUPST Perseroan memutuskan membagikan dividen 2022 dan merombak susunan pengurus.

Dengan ada sentimen tersebut, bagaimana pergerakan saham BRIS pada Selasa, (23/5/2023)?

Mengutip data RTI, pada penutupan sesi pertama perdagangan, saham BRIS melemah 0,29 persen ke posisi Rp 1.690 per saham. Saham BRIS dibuka stagnan di posisi Rp 1.695 per saham. Saham BRIS berada di level tertinggi Rp 1.715 dan terendah Rp 1.690 per saham. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berberak di zona hijau. Namun, berbalik arah ke zona merah hingga penutupan perdagangan sesi pertama.

Total frekuensi perdagangan tercatat saham BRIS mencapai 3.613 kali dengan volume perdagangan 121.282 lot saham. Nilai transaksi Rp 20,6 miliar.

Sementara itu, saham BRIS melemah 1,74 persen selama sepekan. Sedangkan selama sebulan, saham BRIS turun 5,32 persen. Akan tetapi, secara year to date, saham BRIS melonjak 31,01 persen.

Senior Investment Information Mirae Asset, Nafan Aji menuturkan, pergerakan saham BRIS relatif mendatar. Hal ini di tengah pergerakan saham perbankan bervariasi. Nafan menuturkan, investor sedang menanti Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia.

"Investor menantikan rapat dewan gubernur BI dalam menetapkan BI Rate, diprediksi tetap level yang sama. Pelaku pasar dan investor cenderung wait and see,” ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.

Di sisi lain, pada perdagangan sesi pertama, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,37 persen ke posisi 6.754,81. Indeks saham LQ45 bertambah 0,51 persen ke posisi 950,26. Sebagian besar indeks acuan menghijau.

Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.772,64 dan terendah 6.727,06. Sebanyak 269 saham menguat dan 260 saham melemah. 196 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 815.862 kali dengan volume perdaganagn 10,8 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 5,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.862.

Sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham industri melonjak 0,76 persen, sektor saham siklikal mendaki 1,01 persen, sektor saham keuangan menguat 0,35 persen, sektor saham properti bertambah 0,06 persen. Selain itu, sektor saham infrastruktur mendaki 0,03 persen dan sektor saham transportasi melesat 1,74 persen.

Sementara itu, sektor saham energi merosot 0,32 persen, sektor saham basic susut 0,05 persen, sektor saham nonsiklikal tergelincir 0,03 persen, sektor saham kesehatan terpangkas 0,17 persen dan sektor saham teknologi melemah 0,25 persen.


RUSPT Bank Syariah Ganti 2 Direktur dan Komisaris Utama

FOTO: Pelayanan Bank Syariah Indonesia Usai Diresmikan Jokowi
Pekerja melayani nasabah di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). Dirut BSI Hery Gunardi menjelaskan bahwa integrasi tiga bank syariah BUMN yakni Bank BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri telah dilaksanakan sejak Maret 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) memutuskan merombak jajaran pengurus perseroan pada Senin, 22 Mei 2023. RUPST Bank Syariah Indonesia memberhentikan dengan hormat Adiwarman Azwar Karim sebagai Komisaris Utama dan Nizar Ali sebagai Komisaris, kemudian mengangkat dan menetapkan Muliaman D. Hadad sebagai Komisaris Utama/Independen, Adiwarman Azwar Karim sebagai Wakil Komisaris Utama/Independen dan Abu Rokhmad sebagai Komisaris. 

Sebelumnya, Muliaman Hadad merupakan mantan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan periode 2012-2017 dan mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia periode 2011-2012 dan periode 2006-2011. 

RUPST juga menetapkan pengurus baru perseroan, dengan memberhentikan dengan hormat Achmad Syafii sebagai Direktur Information Technology dan Tiwul Widyastuti sebagai Direktur Risk Management, kemudian mengangkat dan menetapkan Saladin D. Effendi sebagai Direktur Information Technology dan Grandhis Helmi H. sebagai Direktur Risk Management.

Sebelumnya, Saladin D. Effendi menjabat sebagai Chief Information and Security Officer di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sementara itu, Grandhis Helmi H. sebelumnya menjabat sebagai Group Head Commercial Risk 1 di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Adapun susunan komisaris perseroan menjadi: 

  • Komisaris Utama/Independen: Muliaman D. Hadad*
  • Wakil Komisaris Utama/Independen: Adiwarman Azwar Karim
  • Komisaris Independen: Komaruddin Hidayat 
  • Komisaris Independen: Mohamad Nasir 
  • Komisaris Independen: M. Arief Rosyid Hasan 
  • Komisaris: Masduki Baidlowi 
  • Komisaris: Imam Budi Sarjito 
  • Komisaris: Sutanto 
  • Komisaris: Suyanto 
  • Komisaris: Abu Rokhmad* 

 

Adapun susunan direksi perseroan menjadi sebagai berikut: 

  • Direktur Utama: Hery Gunardi 
  • Wakil Direktur Utama: Bob Tyasika Ananta 
  • Direktur Wholesale Transaction Banking: Zaidan Novari 
  • Direktur Retail Banking: Ngatari 
  • Direktur Sales & Distribution: Anton Sukarna 
  • Direktur Information Technology: Saladin D. Effendi*
  • Direktur Risk Management: Grandhis Helmi H.*
  • Direktur Compliance & Human Capital: Tribuana Tunggadewi 
  • Direktur Finance & Strategy: Ade Cahyo Nugroho 
  • Direktur Treasury & International Banking: Moh. Adib 

 

Adapun susunan dewan pengawas syariah : 

  • Ketua : Dr. KH. Hasanudin, M.Ag 
  • Anggota : Dr. H. Mohamad Hidayat, MBA, MH 
  • Anggota : Dr. H. Oni Sahroni, M.A 
  • Anggota : Prof. DR. KH. Didin Hafidhuddin, MS  

Tunggu Restu OJK

FOTO: Pelayanan Bank Syariah Indonesia Usai Diresmikan Jokowi
Aktivitas pekerja di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi beroperasi dengan nama baru mulai 1 Februari 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Penunjukan pengurus perusahaan tersebut berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan serta memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. 

Perubahan susunan pengurus perseroan tersebut juga diharapkan semakin mendukung penguatan transformasi digital dan transformasi culture yang dilakukan BSI guna mendorong akselerasi bisnis, memperkuat kontribusi BSI dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, serta mendukung langkah pemerintah dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional.

"Kami meyakini keputusan pemegang saham ini akan menjadikan pengurus perseroan semakin solid, meraih kinerja yang berkelanjutan dan mampu membawa BSI semakin berperan dalam pertumbuhan perbankan syariah untuk go global,” kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi, Senin (22/5/2023).

 


Tebar Dividen

FOTO: Pelayanan Bank Syariah Indonesia Usai Diresmikan Jokowi
Nasabah menunggu di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi beroperasi dengan nama baru mulai 1 Februari 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya,  Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar 10 persen dari laba bersih perseroan pada 2022. Dividen itu sekitar Rp 426,01 miliar yang ekuivalen dengan Rp9,24 per lembar saham. 

"Pembagian dividen tunai sebesar 10 persen dari laba bersih perseroan pada 2022, atau sekitar Rp 426,01 miliar," kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi, Senin (22/5/2023).

Kemudian, penggunaan 20 persen laba bersih Bank Syariah Indonesia untuk tahun buku 2022 disisihkan sebagai cadangan wajib perseroan. Adapun 70 persen akan dialokasikan sebagai laba ditahan.

Sepanjang 2022, laba bersih BSI tercatat mencapai Rp4,26 triliun atau tumbuh 40,68 persen secara year on year (yoy). Dari sisi bisnis intermediasi, realisasi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) naik 12 persen (yoy) menjadi Rp261,49 triliun. Adapun, realisasi penyaluran pembiayaan tumbuh 21 persen (yoy) menjadi Rp208 triliun.

Perseroan juga mampu mengelola kualitas aset, yang terlihat dari penurunan rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF). NPF gross BSI pada 2022 berada di level 2,42 persen, turun dari 2,93 persen pada tahun sebelumnya. NPF nett juga susut menjadi 0,57 persen. Sedangkan pencadangan yang digambarkan melalui NPF Coverage naik dari 148,87 persen menjadi 183,12 persen. 

Menurut Hery, capaian yang impresif pada tahun kedua kelahiran BSI merupakan hasil kerja yang solid dan strategi respon yang tepat (strategic response) di tengah berbagai tantangan ekonomi pada 2022. 

Dalam RUPS tersebut juga ditetapkan pengurus baru perseroan, dengan memberhentikan dengan hormat Adiwarman Azwar Karim sebagai Komisaris Utama dan Nizar Ali sebagai Komisaris, kemudian mengangkat dan menetapkan Muliaman D. Hadad sebagai Komisaris Utama/Independen, Adiwarman Azwar Karim sebagai Wakil Komisaris Utama/Independen dan Abu Rokhmad sebagai Komisaris. 

 

 

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya