Apple Umumkan Kesepakatan dengan Perusahaan Manufaktur Broadcom

Saham Broadcom menguat 1 persen pada perdagangan Selasa, 23 Mei 2023 usai Apple umumkan kesepakatan baru bernilai miliaran dolar AS dengan Broadcom.

oleh Agustina Melani diperbarui 24 Mei 2023, 08:05 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2023, 08:05 WIB
Apple AirTag. Dok: Daniel Romero/Unsplash
Apple mengumumkan kesepakatan baru bernilai miliaran dolar Amerika Serikat dengan Broadcom untuk mengembangkan komponen frekuensi radio 5G di Amerika Serikat. (Dok: Daniel Romero/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Apple mengumumkan kesepakatan baru bernilai miliaran dolar Amerika Serikat dengan Broadcom untuk mengembangkan komponen frekuensi radio 5G di Amerika Serikat.

“Kami sangat senang membuat komitmen yang memanfaatkan kreativitas, kecerdikan, dan semangat inovatif manufaktur AS,” ujar CEO Apple, Tim Cook dalam rilisnya dikutip dari CNBC, Rabu (24/5/2023).

Saham Broadcom ditutup naik 1 persen pada perdagangan Selasa, 23 Mei 2023, dan saham Apple melemah 1 persen. Komponen radio 5G yang dikembangkan oleh Broadcom, sebuah perusahaan teknologi dan manufaktur akan mencakup filter FBAR dan komponen konektivitas nirkabel lainnya, menurut rilis tersebut. Komponen itu berbeda dengan modem 5G besutan Qualcomm.

Apple menuturkan, kesepakatannya dengan Broadcom adalah bagian dari komitmen 2021 untuk investasi USD 430 miliar atau sekitar Rp 6.408 triliun (asumsi kurs Rp 14.903 per dolar Amerika Serikat).

Langkah ini menandai fase terbaru dari kemitraan antara kedua perusahaan karena Broadcom mengumumkan akan menjual komponen nirkabel senilai USD 15 miliar ke Apple pada 2020.

Perusahaan mengatakan kesepakatan dengan Broadcom juga akan memungkinkan untuk investasi dalam proyek otomasi kritis dan peningkatan keterampilan dengan insinyur dan teknisi lainnya. Apple sudah mendukung lebih dari 1.100 pekerjaan di Broadcom’s Fort Collins, Colorado, fasilitas manufaktur filter FBAR, menurut rilis itu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ikutan Samsung dan Amazon, Apple Larang Karyawannya Pakai ChatGPT saat Kerja

Alamat Kantor Apple di Indonesia Terungkap
Kantor Apple di Beijing - ilustrasi (ist.)

Sebelumnya, OpenAI baru-baru ini merilis aplikasi generatif AI ChatGPT buatanya ke untuk pengguna iPhone. Baru beberapa hari, aplikasi ChatGPT itu berada di peringkat 1 di Apple App Store.

Walau begitu, Apple ternyata melarang karyawannya untuk menggunakan layanan generatif AI seperti ChatGPT.

Perusahaan berbasis di Cupertino, Amerika Serikat (AS), itu memang belum secara terbuka mengakui telah melarang karyawan pakai ChatGPT atau platform AI generatif lainnya di tempat kerja.

Mengutip laporan The Wall Street Journal, Minggu (21/5/2023), Apple telah membatasi akses karyawan ke alat ini dan mengirimkan memo internal bertuliskan "No AI" ke semua staff.

Sayangnya, belum diketahui secara pasti apa alasan yang mendasari keputusan raksasa teknologi itu melarang karyawan menggunakan ChatGPT dan lainnya.

Meski begitu, beberapa pihak meyakini keputusan raksasa teknologi itu melarang karyawan memakai ChatGPT di tempat kerja karena khawatir teknologi generatif AI itu dapat mengumpulkan data rahasia dari karyawan.

Seperti diketahui, layanan generatif AI ChatGPT dan lainnya ini memang mengumuplkan data dari pengguna untuk meningkatkan model bahasa mereka agar lebih luwes berinteraksi dan informatif.

Akan tetapi, bug di ChatGPT OpenAI baru-baru ini mengungkap ternyata riwayat obrolan pengguna ChatGPT dapat diketahui oleh orang lain.

Sejak itu, OpenAI menambahkan fitur sehingga pengguna dapat menonaktifkan riwayat obrolan mereka dan memilih untuk tidak berkontribusi pada pelatihan model AI tersebut.

Selain ChatGPT, Apple juga melarang penggunaan GitHub's Copilot di tempat kerja, yang memungkinkan pengembang mengotomatiskan penulisan kode. Dan yang cukup menarik, kedua platform tersebut dimiliki oleh Microsoft.

 


Miliarder Warren Buffett Sebut Apple Jadi Portofolio Bisnis Terbaik Berkshire Hathaway

iPhone 12
Para pembeli pertama iPhone 12 memamerkan perangkat yang baru dibelinya di Apple Store Orchard Road Singapura (Foto: Apple Newsroom)

Sebelumnya, miliarder sekaligus investor Warren Buffett mengatakan, Apple Inc merupakan bisnis yang lebih baik daripada yang lain dalam portofolio Berkshire Hathaway Inc.

“Apple berbeda dari bisnis lain yang kami miliki. Kebetulan ini adalah bisnis yang lebih baik,” ujar Warren Buffett selama pertemuan tahunan Berkshire di Omaha, Nebraska, dikutip dari Yahoo Finance, Minggu (7/5/2023).

Berkshire mengungkapkan kepemilikan saham Apple USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,64 triliun (asumsi kurs Rp 14.643 per dolar AS) pada Mei 2016 dan telah meningkatkan saham itu menjadi USD 151 miliar atau sekitar Rp 2.211 triliun pada Maret 2023, terhitung 46 persen dari portofolio sahamnya USD 328 miliar atau sekitar Rp 4.802 triliun.

Buffett telah lama memuji CEO Apple Tim Cook dan memandang Apple bukan sebagai perusahaan teknologi dan lebih sebagai perusahaan produk konsumen dengan produk dominan, iPhone yang diinginkan dan dibutuhkan. Berkshire baru-baru ini memegang 5,6 persen saham Apple dan Buffett menuturkan dapat membeli lebih banyak.

Kapitalisasi Pasar Bertambah USD 130 Miliar

Sementara itu, dikutip dari Nasdaq.com, saham Apple menguat setelah penjualan iPhone lebih baik dari perkiraan. Kinerja Apple mengalahkan estimasi laba dan penjualan kuartalan.

Saham Apple melonjak lebih dari 5 persen pada perdagangan Jumat, 5 Mei 2023 berkait kinerja kuartal II tahun fiskal. Sebagai perusahaan dengan kapitalisasi pasar lebih dari USD 2,6 triliun pada awal sesi perdagangan, kenaikan saham Apple 5 persen menambahkan kapitalisasi pasar sekitar USD 130 miliar.

 


Penjualan iPhone

Apple
Tampilan iPhone 12 yang baru diluncurkan. (Dok Apple)

Selama tiga bulan terakhir 1 April, Apple melaporkan laba per saham USD 1,52. Realisasi laba ini melampaui perkiraan analis untuk laba per saham atau earning per share (eps) USD 1,43, menurut S&P Global Markets Intelligence. Namun, pendapatan turun 3 persen menjadi USD 94,8 miliar. Akan tetapi, realisasi pendapatan di atas perkiraan pasar sebesar USD 92,8 miliar.

“Kami dengan senang hati melaporkan rekor sepanjang masa dalam layanan dan rekor untuk iPhone pada Maret meski lingkungan ekonomi makro yang menantang, dan memiliki basis terpasang perangkat aktif kami mencapai titik tertinggi sepanjang masa,” ujar CEO Apple Tim Cook.

Di sisi lain, berdasarkan riset IDC, pasar ponsel pintar global mengalami penurunan pengiriman 15 persen selama tiga bulan pertama 2023. Apple diprediksi mengikutinya. Namun, kekuatan tak terduga dalam penjualan iPhone, pendapatan naik 2 persen YoY membantu Apple melampaui harapan pasar.

 

 

Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain
Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya