BNI Sekuritas Jadi Agen Penjual EBA Syariah Pertama di Indonesia

PT BNI Sekuritas (BNI Sekuritas) menjadi agen penjual dalam penerbitan EBAS-SP SMF-BRIS01 yakni Efek Beragun Aset Syariah berbentuk Surat Partisipasi. Produk ini dinilai akan menjadi angin segar bagi nasabah.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 22 Jun 2023, 21:49 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2023, 21:49 WIB
BNI Sekuritas Jadi Agen Penjual EBA Syariah Pertama di Indonesia
PT BNI Sekuritas (BNI Sekuritas), anak perusahaan dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) resmi berperan sebagai agen penjual dalam penerbitan EBAS-SP SMF-BRIS01. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT BNI Sekuritas (BNI Sekuritas), anak perusahaan dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) resmi berperan sebagai agen penjual dalam penerbitan EBAS-SP SMF-BRIS01 yakni Efek Beragun Aset Syariah berbentuk Surat Partisipasi yang diterbitkan pada awal Juni 2023. 

EBAS-SP SMF-BRIS01 merupakan hasil kolaborasi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dengan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF, sebuah badan usaha milik negara yang berfokus pada pembiayaan sekunder perumahan.

Direktur Investment Banking BNI Sekuritas Nieko Kusuma mengatakan, produk ini menjadi tonggak sejarah penting dalam pengembangan industri pasar modal syariah di Indonesia, karena merupakan EBA Syariah pertama yang tersedia di Tanah Air.

"Dengan kehadiran EBAS-SP SMF-BRIS01, kami melihat angin segar bagi para nasabah yang memiliki minat tinggi terhadap instrumen syariah. Produk ini menjadi pendorong bagi pasar modal syariah di Indonesia, apalagi Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan pasar modal syariah di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 10 persen di tahun 2023," kata Nieko dalam keterangan resminya, Kamis (22/6/2023).

Menurut ia, terdapat beberapa keistimewaan yang ditawarkan oleh EBAS-SP SMF-BRIS01 bagi nasabah yang tertarik dengan investasi syariah, salah satunya mematuhi prinsip-prinsip syariah dalam pengelolaan dan investasinya.

1. Berlandaskan Prinsip Syariah

EBAS-SP SMF-BRIS01 sepenuhnya mematuhi prinsip-prinsip syariah dalam pengelolaan dan investasinya. Hal ini memungkinkan nasabah untuk berpartisipasi dalam pasar modal syariah dengan keyakinan bahwa investasi mereka sesuai dengan nilai-nilai syariah yang dijunjung tinggi.

2. Potensi Imbal Hasil Menarik

EBAS-SP SMF-BRIS01 memberikan potensi imbal hasil yang menarik kepada para Nasabah. Surat Partisipasi ini didukung oleh portofolio aset yang dikelola secara profesional dan beragam, sehingga dapat memberikan pendapatan yang stabil dan kompetitif bagi para pemegang Surat Partisipasi.

Likuiditas yang Tinggi

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

3. Likuiditas yang Tinggi

Sebagai instrumen pasar modal, EBAS-SP SMF-BRIS01 memiliki likuiditas yang tinggi. Hal ini memungkinkan nasabah untuk membeli atau menjual Surat Partisipasi sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka, sehingga memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan portofolio investasi.

4. Diversifikasi Portofolio

EBAS-SP SMF-BRIS01 memberikan kesempatan kepada Nasabah untuk melakukan diversifikasi portofolio investasi mereka. Dengan memasukkan Surat Partisipasi ini ke dalam portofolio mereka, nasabah dapat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan melalui paparan pada instrumen investasi yang berbeda.

Di samping itu, BNI Sekuritas menargetkan volume untuk penjualan EBAS-SP SMF-BRIS01 kelas A sebesar Rp 297.700.000.000 atau Rp 297,7 miliar. EBA Syariah retail sudah tersedia di BIONS, platform multi-investasi milik BNI Sekuritas. Nasabah dapat membeli EBAS-SP SMF-BRIS01 Kelas A Tahun 2023 dengan indikasi imbal hasilnya 7.00 persen per tahun, dan dapat dibeli hanya mulai dari Rp100.000. 

"Sebagai agen penjual, BNI Sekuritas tidak hanya berkomitmen dalam menyediakan layanan yang profesional kepada Nasabah dalam memahami serta memperoleh EBAS-SP SMF-BRIS01 melalui informasi lengkap mengenai produk ini, prosedur pembelian, dan dokumen-dokumen yang diperlukan, tetapi juga mendukung pengembangan pasar modal syariah di Indonesia," tutup dia.

 

 

 

BNI Sekuritas Bakal Bawa Sejumlah Emiten IPO, Aset hingga USD 3 Miliar

IHSG Menguat
Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, BNI Sekuritas akan membawa sejumlah perusahaan untuk menggelar Initial Public Offering atau penawaran umum saham perdana (IPO) pada 2023 dengan aset mencapai USD 2 miliar-USD 3 miliar.

Hal itu disampaikan Direktur Utama BNI Sekuritas Agung Prabowo. “Kalau kami, rata-rata menangani IPO dengan aset di atas USD 200 juta (per perusahaan), mungkin size untuk tahun ini bisa sekitar 2 sampai 3 miliar dolar AS,” kata Agung dikutip dari Antara, ditulis Sabtu (3/6/2023).

Ia menuturkan, berbagai perusahaan yang sedang berada dalam antrean IPO BNI Sekuritas, mulai dari perusahaan sektor properti hingga transportasi. “Pipeline selain Amman (PT Amman Mineral International Tbk (AMMN), ada mining (pertambangan) lumayan banyak, ada properti, ada ritel yang elektronik, jadi lumayan aktif, ada transportasi,” tutur Agung.

Hingga 26 Mei 2023, BEI mencatat ada 43 perusahaan dalam antrean atau pipeline yang akan melakukan IPO pada 2023.

Direktir Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, empat perusahaan memiliki aset skala kecil dengan nilai aset di bawah Rp 50 miliar. Selanjutnya 26 perusahaan memiliki aset skala menengah dengan nilai aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar, dan sebanyak 13 perusahaan memiliki aset skala besar dengan nilai aset di atas Rp 250 miliar.

 

Sentimen yang Bayangi Pasar Saham

Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mengenai laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sedang loyo, Agung optimistis bila berbagai masalah di AS sudah mereda, arah pasar modal Indonesia akan berbalik menguat. “Kalau gonjang ganjing di AS mulai mereda, itu pasar akan berbalik arah cukup cepat,” tutur dia.

Ia menilai, sentimen dari dalam negeri sebenarnya cenderung positif seiring dengan kondisi fiskal dan moneter yang cenderung baik sepanjang 2023.

“Di dalam, semua faktor makro itu sangat kuat, kita melalui pandemi sangat baik, fiskal juga sehat, monetary policy juga diuji dan bagus,” tutur Agung.

 

Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain
Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya