Cinema XXI Maju IPO, Tawarkan Harga Awal Rp 270-Rp 288 per Saham

PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk menawarkan harga penawaran awal Rp 270-Rp 288 per saham dalam rangka IPO.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Jul 2023, 18:16 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2023, 18:16 WIB
Cinema XXI. (Foto: Koleksi Cinema XXI)
PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk, perusahaan jaringan operator Cinema XXI akan lepas saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) (Foto: Koleksi Cinema XXI)

Liputan6.com, Jakarta - PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk, perusahaan jaringan operator Cinema XXI akan menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan menawarkan 8,33 miliar saham baru atau setara 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.

PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk menawarkan harga penawaran awal atau book building Rp 270-Rp 288 per saham.

Direktur Utama Cinema XXI Hans Gunadi mengatakan, perseroan menetapkan masa penawaran awal pada 19-14 Juli 2023. Perserian mengincar dana IPO maksimal sekitar Rp 2,4 triliun saat IPO.

“Aksi korporasi ini akan mengukuhkan komitmen Cinema XXI untuk selalu memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk menonton film favorit, termasuk dengan membuka bioskop-bioskop di daerah-daerah yang potensial di seluruh Indonesia,” tutur Hans seperti dikutip dari Antara, ditulis Sabtu (8/7/2023).

Untuk pemakaian dana hasil IPO, Hans menuturkan, Cinema XXI akan memakai sekitar 65 persen untuk pendanaan belanja modal pengembangan jejaring bioskop di Indonesia. Ini akan dilakukan melalui pembangunan bioskop baru.

Selain itu, pembelian peralatan proyeksi gambar dan suara dan teknologi terbaru dan peralatan lainnya untuk meningkatkan kualitas bioskop yang saat ini dan kenyamanan penonton.

Selanjutnya sekitar 15 persen akan dipakai untuk modal kerja, dan sekitar 20 persen untuk pembayaran kewajiban jangka pendek perseroan.

Sebagai penjamin pelaksana emisi efek, perseroan telah menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT JPMorgan Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas dan PT UBS Sekuritas Indonesia.

“Kami optimistis terhadap perkembangan industri hiburan di Tanah Air, terutama sektor bioskop. Hal ini didukung oleh budaya menonton film yang kuat di Indonesia serta potensi pertumbuhan jumlah layar bioskop di Indonesia masih sangat besar,” kata Hans.

Berdasarkan survei oleh Euromonitor International pada awal 2023 menyebutkan, 76 persen masyarakat di Indonesia pergi ke bioskop, setidaknya sekali dalam sebulan. Selain itu, 62 persen masyarakat Indonesia menilai menonton sebagai salah sati kegiatan sosial utama seperti habisksn waktu bersama keluarga dan sahabat.

 

 

Potensi Industri Film Domestik

Ilustrasi bioskop. (Foto: Koleksi Cinema XXI)
Ilustrasi bioskop. (Foto: Koleksi Cinema XXI)

Selanjutnya, Euromonitor juga mencatat Indonesia memiliki industri film domestik yang besar dan berkembang yang diprediksi berkontribusi terhadap Gross Box Office (GBO) Indonesia pada 2023 sebesar 51 persen.

Cinema XXI mencatat pendapatan sebesar Rp 4,4 triliun atau naik dari tahun sebelumnya Rp 1,28 triliun. Pendapatan pada 2022 terutama didukung oleh penjualan tiket bioskop 61 persen, penjualan makanan dan minuman 33 persen, iklan 3 persen dan digital platform 3 persen.

Perseroan mencetak laba bersih Rp 506 miliar pada 2022 dari sebelumnya rugi Rp 354 miliar pada 2021. Perseroan mencatat EBITDA RP 1,44 triliun pada 2022 dari sebelumnya Rp 329 miliar pada 2021.

 

Cinema XXI Bidik Dana Segar Melalui IPO, Ini Alasannya

Cinema XXI. (Foto: Koleksi Cinema XXI)
Cinema XXI. (Foto: Koleksi Cinema XXI)

Sebelumnya, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk atau Cinema XXI akan semakin mengukuhkan posisi dan komitmen di tengah masyarakat Indonesia dengan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Direktur Utama Nusantara Sejahtera Raya, Hans Gunadi menuturkan, industri bioskop di Indonesia memiliki pertumbuhan yang kuat pasca pandemi Covid-19. Hal ini tercermin dari antusiasme masyarakat Indonesia untuk kembali menonton film di bioskop yang sudah berangsur-angsur pulih sepanjang 2022 hingga kini. 

Dalam rangka melanjutkan tren pertumbuhan yang positif ini, Cinema XXI mengambil aksi korporasi IPO sebagai salah satu langkah strategis.

Aksi korporasi ini akan mengukuhkan komitmen Cinema XXI untuk selalu memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk menonton film favorit, termasuk dengan membuka bioskop di daerah-daerah yang potensial di seluruh Indonesia.

"Visi kami menjadi bioskop yang terbaik bukan hanya di Indonesia tapi juga dunia,” kata Hans dalam konferensi pers, Jumat (7/7/2023).

Sementara itu, Cinema XXI akan menawarkan sebanyak-banyaknya 8.335 000.000 saham baru yang dikeluarkan dari portepel perusahaan atau 10,0 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). 

Masa penawaran awal dalam rangka IPO PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk akan berlangsung mulai 10 hingga 14 Juli 2023. Adapun rentang harga penawaran saham berkisar Rp270-Rp288 per saham dengan target dana dan penawaran umum perdana saham ini sebanyak-banyaknya sekitar Rp2,4 triliun. 

Cinema XXI telah menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT JP Morgan Sekuritas indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT UBS Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

 

 

Incar Dana IPO Rp 2,4 Triliun

Bioskop Cinema XXI
Bioskop Cinema XXI

Sebelumnya, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk, perusahan operator jaringan bioskop Cinema XXI melepas 8,33 miliar saham ke publik dengan nilai nominal Rp 8 dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Jumlah saham yang dilepas itu mewakili sebesar-besarnya 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk menawarkan harga IPO Rp 270-Rp 288 per saham . Dana yang diraup dari IPO maksimal Rp 2,4 triliun.

Selain itu, perseroan juga menggelar program alokasi saham karyawan atau employee stock allocation (ESA) dengan alokasikan 0,13 persen dari jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO atau maksimal 11,11 juta saham.

Sementara itu, pemegang saham Nusantara Sejahtera Raya juga berencana melepaskan sebagian saham selain IPO yakni PT Harkatjaya Bumipersada (HJB) dengan maksimal saham yang dilepas 6,66 miliar saham atau sebesar 8 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Selain itu, PT Adi Pratama Nusantara (APN) melepas 1,66 miliar saham atau maksimal 2 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO dengan harga penjualan saham dengan harga penawaran.

“Rencana pelepasan saham ini akan dilakukan oleh pemegang saham penjual melalui penawaran terbatas atau private placement kepada beberapa investor sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku melalui pasar sekunder pada tanggal pencatatan,” demikian mengutip dari prospektus perseroan.

Adapun perseroan menyebutkan kalau penjualan saham oleh pemegang saham perseroan tidak akan mengubah pengendalian di perusahaan.

Untuk melaksanakan IPO, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT Indo Premier Sekuritas, PT JP Morgan Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT UBS Sekuritas Indonesia.

Perseroan akan memakai dana IPO sekitar 65 persen oleh perseroan untuk pendanaan pengembangan dan ekspansi jejaring bioskop Cinema XXI di Indonesia, pembangunan bioskop dan teater baru untuk menambah jumlah layar Conema XXI, serta membeli peralatan proyeksi gambar dan suara dengan teknologi terbaru dan peralatan lainnya.

 

 

Dana IPO

Suasana nonton bareng film Spider-Man: Across The Spider-Verse di Cinema XXI Supermal Karawaci Tangerang, 31 Mei 2023. (Foto: Dok. Tim Supermal Karawaci)
Suasana nonton bareng film Spider-Man: Across The Spider-Verse di Cinema XXI Supermal Karawaci Tangerang, 31 Mei 2023. (Foto: Dok. Tim Supermal Karawaci)

Sekitar 20 persen untuk pembayaran lebih awal untuk sebagian pokok utang kepada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Per 12 Mei 2023, total pokok pinjaman sebesar Rp 1,39 triliun. Perseroan akan membayar atas sebagian pinjaman BRI sehingga saldo kewajiban Perseroan setelah pembayaran akan menjadi Rp 917,10 miliar.

Sisanya sekitar 15 persen akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja, termasuk tetapi tidak terbatas untuk pembelian barang dan jasa dalam rangka mendukung kegiatan usaha Cinema XXI.

Untuk kebijakan dividen, perseroan menyebutkan pembayaran dividen hanya boleh dilakukan apabila perseroan mempunya saldo laba yang positif. Sejumlah faktor menjadi pertimbangan direksi antara lain pendapatan, arus kas, liabilitas, kondisi keuangan, rencana investasi dan peluang pertumbuhan Cinema XXI.

“Perseroan menargetkan pembagian dividen minimal 35 persen dari laba bersih perseroan,” tulis perseroan.

Kebijakan dividen ini mulai berlaku untuk laba bersih perseroan yang berakhir pada 31 Desember 2023.

Berikut perkiraan jadwal IPO:

  • Masa penawaran awal pada 10-14 Juli 2023
  • Perkiraan tanggal efektif pada 25 Juli 2023
  • Perkiraan masa penawaran umum perdana saham pada 27-31 Juli 2023
  • Perkiraan tanggal penjatahan pada 31 Juli 2023
  • Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik pada 1 Agustus 2023
  • Perkiraan tanggal pencatatan saham di BEI pada 2 Agustus 2023 
Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain
Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya