Tower Bersama Infrastructure Terbitkan Obligasi Rp 1,5 Triliun

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menerbitkan obligasi berkelanjutan VI Tower Bersama Tahun 2023 dengan prediksi dana Rp 20 triliun.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 13 Jul 2023, 05:00 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2023, 05:00 WIB
Melihat Perawatan Tower Telekomunikasi di Kepulauan Seribu
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mengumumkan Perseroan telah menyelesaikan penerbitan Obligasi Berkelanjutan VI Tower Bersama Infrastructure Tahun 2023. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mengumumkan Perseroan telah menyelesaikan penerbitan Obligasi Berkelanjutan VI Tower Bersama Infrastructure tahap I Tahun 2023 atau obligasi TBIG VI Tahap I dalam program obligasi baru senilai Rp 20 triliun.

Total penerbitan Obligasi TBIG VI Tahap I sebesar Rp 1,5 triliun yang terdiri dari Rp 1,0 triliun pada tingkat bunga tetap 5,90 persen untuk tenor 370 hari dan Rp 500 miliar pada tingkat bunga tetap 6,25 persen untuk tenor 3 tahun. Obligasi Tower Bersama Infrastructure VI Tahap I adalah setara kewajiban senior tanpa jaminan khusus dari TBIG dan memiliki pembayaran bunga setiap kuartal.

Penggunaan dana dari penawaran ini, setelah dikurangi biaya penerbitan, akan digunakan untuk pembayaran sebagian kewajiban finansial dari Entitas Anak Perseroan, khususnya Fasilitas Pinjaman Revolving USD 325 juta dari fasilitas kredit yang ada. Obligasi TBIG VI Tahap I dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu 12 Juli 2023.

“Kami berharap dapat terus mengakses pasar obligasi Rupiah melalui program baru Rp 20 triliun yang berlaku hingga Juli 2025. Kami senang dengan harga yang kompetitif untuk penerbitan Tahap I, yang mencerminkan rendahnya risiko kredit dalam bisnis kami,” kata Direktur PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Helmy Yusman Santoso dalam keterangan resmi, Kamis (13/7/2023).

Per 31 Maret 2023, total pinjaman kotor (gross debt) Perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata uang US Dollar yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp 26,51 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp 3,33 triliun.

Dengan saldo kas yang mencapai Rp 586 miliar, total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp 25,93 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp 2,74 triliun. Menggunakan EBITDA kuartal pertama 2023 yang disetahunkan, rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,6x.

 

 

Tower Bersama Infrastructure Bakal Guyur Dividen Rp 800 Miliar

20161102-Menara Tower-Jakarta- Angga Yuniar
Menara jaringan telekomunikasi milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Jakarta, Rabu (2/11). Indonesia menargetkan menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia tenggara tahun 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan bagikan dividen tahun buku 2022 sebesar Rp 800 miliar dari laba bersih tahun buku 2022. Rencana pembagian dividen ini telah mendapat restu pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang diselenggarakan Rabu, 31 Mei 2023.

"RUPST telah menyetujui pembagian dividen tunai 2022 sebesar Rp 800 miliar atau sekitar 48,9 persen dari Laba bersih perseroan tahun buku 2022," ungkap Sekretaris Perusahaan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Helmy Yusman Santoso dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (1/6/2023).

Dividen tersebut akan didistribusikan pada 5 Juli 2023 kepada seluruh pemegang saham yang tercatat di Daftar Pemegang Saham (DPS) pada tanggal recording date 14 Juni 2023 dan tanggal cum dividen (akhir periode perdagangan saham dengan hak atas dividen) 12 Juni 2023.

Sepanjang 2022, perseroan membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 1,63 triliun pada 2022. Laba tersebut naik 5,7 persen dari periode 2021 sebesar Rp 1,54 triliun. Selain dibagikan sebagai dividen, sebesar Rp 500 juta dari laa 2022 dialokasikan untuk cadangan umum, dan sisanya dialokasikan untuk saldo laba.

Pada perdagangan Rabu, 31 Mei 2023, harga saham TBIG ditutup naik 0,95 persen ke posisi 2.130. Saham TBIG dibuka pada posisi 2.120 dan bergerak pada rentang 2.080-2.170.

Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saham TBIG tercatat sebanyak 2.214 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 13,58 juta senilai Rp 28,89 miliar. Dalam sepekan, harga saham TBIG naik 6,77 persen. Sementara dalam satu tahun terakhir, harga saham TBIG masih terkoreksi 30,39 persen.

 

Kinerja Keuangan Kuartal I 2023

Melihat Perawatan Tower Telekomunikasi di Kepulauan Seribu
Wisatawan melakukan telepon di dekat tower di Kepulauan Seribu, Rabu, 18/9/2019). PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) memiliki 26.713 penyewaan dan 15.344 site telekomunikasi tersebar di seluruh indonesia, ditargetkan akan menambah 3000 penyewaan di tahun 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode 3 bulanan atau kuartalan yang berakhir pada 31 Maret 2023. Pada periode tersebut, Tower Bersama Infrastructure membukukan pendapatan sebesar Rp 1,62 triliun.

Pendapatan pada kuartal I 2023 ini turun 1,44 persen dibandingkan kuartal I 2022 sebesar Rp 1,64 triliun. Sementara beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 430,84 miliar dari Rp 405,71 miliar pada kuartal I 2022. Alhasil, laba kotor perseroan pada kuartal I 2023 turun 3,95 persen menjadi Rp 1,19 triliun dibandingkan kuartal I 2022 sebesar Rp 1,24 triliun.

Beban usaha pada periode ini juga naik menjadi Rp 127,7 miliar dari Rp 110,74 miliar pada kuartal I 2022. Sehingga diperoleh laba dari operasi pada kuartal I 2023 sebesar Rp 1,06 triliun, turun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,13 triliun.

 

 

 

Aset Perseroan

20161102-Menara Tower-Jakarta- Angga Yuniar
Menara jaringan telekomunikasi milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Jakarta, Rabu (2/11). Pemerintah akan terus mendorong perluasan akses digital di masyarakat di pelosok Tanah Air. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (3/5/2023), perseroan membukukan beban lain-lain sebesar Rp 475,91 miliar. Angka ini lebih rendah dibandingkan beban lain-lain pada kuartal I 2022 yang tercatat sebesar Rp 510,79 miliar. Setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp 347,1 miliar.

Laba ini turun 19,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 430,19 miliar. Sementara laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk kuartal I 2023 yakni sebesar Rp 332 miliar. Laba tersebut turun 20,05 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 415,27 miliar. Sehingga laba per saham dasar susut menjadi Rp 14,81 dari sebelumnya Rp 19,2 pada kuartal I 2022.

Aset perseroan hingga 31 maret 2023 naik menjadi Rp 43,28 triliun dari Rp 43,14 triliun pada akhir tahun lalu. Liabilitas pada kuartal I 2023 turun menjadi Rp 30,91 triliun dari Rp 32,22 triliun pada akhir tahun lalu. Bersamaan dengan itu, ekuitas sampai dengan 31 Maret 2023 naik menjadi Rp 12,37 triliun dari Rp 10,92 triliun per 31 Desember 2022.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya