Liputan6.com, Jakarta - PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) atau Telkom mengumumkan kinerja perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2023. Pada periode tersebut, Telkom Indonesia membukukan kinerja positif dari sisi pendapatan sedangkan laba turun tipis.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan Telkom pada paruh pertama 2023 tercatat sebesar Rp 73,48 triliun. Pendapatan itu naik 2,08 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 71,98 triliun. Setelah dikurangi biaya dan beban, perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp 23,02 triliun atau naik 0,36 persen yoy.
Baca Juga
Pada periode ini, perseroan membukukan penghasilan pendanaan sebesar Rp 526 miliar, naik dibandingkan Juni 2022 sebesar Rp 441 miliar. Biaya pendanaan juga ikut naik menjadi Rp 2,24 triliun dari Rp 1,95 triliun pada Juni 2022. Sementara laba investasi jangka panjang pada entitas asosiasi turun dari Rp 5 miliar pada Juni 2022, menjadi sebesar Rp 2 miliar pada Juni 2023.
Advertisement
Alhasil, setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 12,76 triliun. Laba itu turun 4,16 persen dibanding semester I 2022 yang tercatat sebesar Rp 13,31 triliun.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2023 tercatat sebesar Rp 290,48 triliun, naik dari Rp 275,19 triliun pada akhir tahun lalu. Liabilitas naik menjadi Rp 150,13 triliun dari sebelumnya Rp 125,93 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan 30 Juni 2023 susut menjadi Rp 140,35 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 149,26 triliun.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 28 Juli 2023, saham TLKM stagnan di posisi Rp 3.720 per saham. Saham TLKM dibuka turun 10 poin ke posisi Rp 3.710 per saham. Saham TLKM berada di level tertinggi Rp 3.750 dan terendah Rp 3.690 per saham. Total frekuensi perdagangan 29.354 kali dengan volume perdagangan 2.017.742 lot saham. Nilai transaksi Rp 769,2 miliar.
Strategi Five Bold Moves Bakal Dongkrak Kapitalisasi Pasar Telkom Indonesia
Sebelumnya, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) meneruskan langkah transformasi melalui strategi utama Five Bold Moves yang dijalankan demi memaksimalkan peluang, meningkatkan daya saing, dan value creation.
Lima strategi utama perusahaan yaitu terdiri dari inisiatif Fixed Mobile Convergence (FMC), InfraCo, Data Center Co, B2B Digital IT Service Co dan DigiCo. VP Investor Relation Telkom Indonesia, Edwin Sebayang mengatakan dengan melakukan Fixed Mobile Convergence (FMC) akan terjadi efisiensi yang berdampak pada Operational Expenditure (Opex) dan Capital Expenditure (Capex).
“Kita harapkan efisiensi ini bisa terjadi dalam 5 tahun ke depan,” kata Edwin dalam webinar Indonesia Investment Education (IIE), Sabtu (15/7/2023).
Edwin juga menuturkan, dari sisi B2B, ada peluang nilai bisa menyentuh Rp 156 triliun pada tahun ini hingga tahun depan. Sedangkan dari sisi Infarco Edwin menjelaskan masih akan berada di Telkom.
“Kita akan menggarap digital platform dan segala macam itu akan digabung dengan adanya data center karena demand dari data center tinggi. Telkom ingin bisa memenuhi kebutuhan data center,” ujar Edwin.
Terkait data Center, Edwin menjelaskan akan kembangkan beberapa data center di Jakarta sebagai salah satu rencana yang dilakukan Telkom Indonesia.
“Kita sudah punya 29 data center, 24 data center tersebar di seluruh indonesia dengan kapasitas mulai dari 1 hingga 3 megawatt. Sedangkan 5 data center ada di 3 negara yaitu Singapura, Hong Kong dan Timor Leste. Kita juga sedang ikut tender di Singapura untuk data center di ke 4,” tutur Edwin.
Edwin berharap dengan adanya strategi utama Five Bold Moves ini bisa meningkatkan kapitalisasi pasar Telkom Indonesia menjadi Rp 600 triliun dalam beberapa tahun ke depan.
Advertisement
Telkom Indonesia Bidik 1 Juta Pelanggan Lewat FMC Telkomsel-IndiHome
Sebelumnya, emiten telekomunikasi pelat merah, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) atau Telkom membidik 1 juta pelanggan baru dari fixed mobile convergence (FMC) Telkomsel-IndiHome.
SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom Ahmad Reza mengatakan, pihaknya menargetkan penambahan jumlah pelanggan melalui FMC.
"Sampai saat ini pelanggan IndiHome itu ada 9,2 juta pelanggan. Dengan adanya FMC tentunya kami berharap tahun ini bisa lebih dari 1 juta pelanggan IndiHome bertambah lagi," kata Reza saat ditemui di Jakarta, Kamis (6/7/2023).
Dalam kesempatan yang sama, Vice President Corporate Communication Telkom Indonesia Andri Herawan Sasoko mengatakan, perseroan optimistis dapat meningkatkan kinerja usai IndiHome dikelola Telkomsel.
"Diharapkan begitu karena IndiHome ke Telkomsel diharapkan revenuenya naik kemudian Telkom fokus B2B diharapkan membuat peluang-peluang baru capexnya bisa ditekan karena Indihome ke Telkomsel," kata Andri.
Sebagai informasi, paket gabungan terbaru dari Telkomsel IndiHome yang akan diluncurkan pada 21 Juli 2023.
Telkom Indonesia Resmi Integrasikan IndiHome ke Telkomsel
Sebelumnya, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) telah menandatangani akta pemisahan (deed of spin-off) untuk mengintegrasikan IndiHome ke Telkomsel.
Hal ini ditandai dengan penandatanganan antara Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dan Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam, Selasa (27/6/2023).
Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah menuturkan, setelah peningkatan modal Telkomsel sehubungan dengan transaksi ini diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Asasi Manusia Republik Indonesia yang direncanakan dilakukan pada 1 Juli 2023. Secara legal IndiHome akan resmi berada dalam pengelolaan Telkomsel mulai 1 Juli 2023.
"Pada 1 Juli 2023, secara legal pengelolaan IndiHome akan pindah ke Telkomsel," kata Ririek dalam konferensi pers, Selasa (27/6/2023).
Menurut ia, ksepakatan ini merupakan tonggak penting bagi implementasi inisiatif Fixed Mobile Convergence (FMC) Telkom Group sebagai bagian dari strategi utama perusahaan Five Bold Moves, dalam rangka menciptakan dampak berkelanjutan di masyarakat seperti menghadirkan layanan broadband yang lebih luas, merata, dan andal, mendukung akselerasi inklusi digital dan ekonomi digital, meningkatkan level playing field industri telekomunikasi Indonesia, serta memperkuat bisnis perseroan di masa mendatang.
"Dengan begitu, kami harap ini jadi basis penting untuk mengoperasikan FMC di Telkomsel. Kami harap FMC tidak hanya memberi keuntungan bagi perusahaan, tapi juga bagi masyarakat hingga pemangku kepentingan," ujar dia.
Dengan selesainya proses integrasi IndiHome menjadikan kepemilikan efektif Telkom di Telkomsel naik menjadi 69,9 persen, sementara Singtel di Telkomsel menjadi 30,1 persen.
Advertisement