Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berhasil membukukan kinerja positif pada paruh pertama tahun ini. Pada periode tersebut, perseroan berhasil membukukan laba bersih Bank Mandiri secara konsolidasi melesat 24,9 persen yoy menjadi Rp 25,2 triliun hingga Juni 2023.
Sedangkan, secara bank only, laba yang diperoleh Bank Mandiri tercatat mencapai Rp 23 triliun, naik 24,08 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 18,53 triliun. Dari sisi profitabilitas, Return on Equity (ROE) Tier-1 bank only telah menyentuh 25,8 persen atau naik 275 basis poin (bps) secara YoY. Sementara posisi net interest margin (NIM) bank only terjaga solid di level 5,30 persen.
Baca Juga
"Pertumbuhan laba tersebut merupakan hasil dari strategi baru Bank Mandiri yang berfokus pada ekosistem baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan," terang Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam konferensi pers, Senin (31/7/2023).
Advertisement
Bank Mandiri secara konsolidasi berhasil menyalurkan kredit secara konsolidasi tumbuh 11,8 persen year on year (yoy) mencapai Rp 1.272,07 triliun. Pertumbuhan kredit ini jauh di atas pertumbuhan industri perbankan pada Juni 2023 sebesar 7,8 persen YoY. Darmawan Junaidi menilai, peningkatan kredit Bank Mandiri tentunya tidak terlepas dari fundamental ekonomi Indonesia yang semakin solid.
"Dalam mendorong penyaluran kredit, kami tetap fokus pada sektor yang prospektif dan merupakan bisnis turunan dari ekosistem segmen wholesale di setiap wilayah. Pencapaian kinerja Bank Mandiri yang solid juga selaras dengan kondisi ekonomi Indonesia yang masih bertumbuh di tengah ketidakpastian global,” ujar dia.
Fungsi intermediasi yang impresif tersebut merata di seluruh segmen. Terutama dari penyaluran kredit komersial yang meningkat 18,9 persen yoy menjadi Rp 215,7 triliun, kredit SME (small medium enterprise) meningkat 11,7 persen yoy menjadi Rp 72,3 triliun dan kredit segmen konsumer meningkat sebesar 11,3 persen yoy menjadi Rp 106 triliun.
Dana Pihak Ketiga Bank Mandiri
Total dana pihak ketiga (DPK) secara konsolidasi Bank Mandiri tumbuh positif 8,47 persen YoY dari Rp 1.318,42 triliun di kuartal II 2022 menjadi Rp 1.430,13 triliun di akhir kuartal II 2023 yang ditopang oleh dana murah atau current account and saving account (CASA).
Tabungan secara konsolidasi tumbuh 5,80 persen yoy menjadi Rp 552,4 triliun dan giro secara konsolidasi melesat 21,2 persen yoy menjadi Rp 497,6 triliun.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Bank Mandiri konsisten menjaga kualitas aset. Hal ini tercermin dari posisi non performing loan (NPL) bank only yang melandai ke level 1,53 persen per Juni 2023. Posisi tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan periode Juni 2022 di level 2,47 persen atau telah turun sebesar 94 basis poin (bps). Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri juga telah membentuk pencadangan yang memadai.
"Sampai dengan kuartal II 2023 kami telah menyiapkan pencadangan yang cukup, dengan NPL Coverage ratio bank only mencapai 342,2 persen, meningkat dari posisi kuartal II tahun sebelumnya yang sebesar 274,5 persen,” tutur Darmawan.
Kinerja Saham
Melalui konsistensi pengembangan bisnis dan transformasi digital, saham Bank Mandiri (BMRI) pun berhasil menorehkan penguatan harga mencapai level tertinggi baru sepanjang masa atau all-time high menjadi Rp 5.700 per lembar saham pada perdagangan Kamis 27 Juli lalu. Bahkan, sejak stock split dengan rasio 1:2 pada 4 April 2023, saham BMRI tercatat telah naik sekitar 8,2 persen sampai dengan perdagangan Kamis pekan lalu.
Advertisement
Bank Mandiri Kucurkan Kredit Rp 1.272 Triliun hingga Kuartal II 2023
Sebelumnya, Bank Mandiri mencatat, penyaluran kredit secara konsolidasi tumbuh 11,8 persen secara tahunan, atau year on year (yoy) mencapai Rp 1.272,07 triliun. Pertumbuhan kredit ini jauh di atas pertumbuhan industri perbankan pada Juni 2023 sebesar 7,8 persen YoY.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menilai, peningkatan kredit Bank Mandiri tidak terlepas dari fundamental ekonomi Indonesia yang semakin solid.
"Dalam mendorong penyaluran kredit, kami tetap fokus pada sektor yang prospektif dan merupakan bisnis turunan dari ekosistem segmen wholesale di setiap wilayah. Pencapaian kinerja Bank Mandiri yang solid juga selaras dengan kondisi ekonomi Indonesia yang masih bertumbuh di tengah ketidakpastian global," ujarnya di Jakarta, Senin (31/7/2023).
Fungsi intermediasi yang impresif tersebut, lanjut Darmawan, merata di seluruh segmen. Terutama dari penyaluran kredit komersial yang meningkat 18,9 persen yoy menjadi Rp 215,7 triliun.
Kredit SME (small medium enterprise) meningkat 11,7 persen yoy menjadi Rp 72,3 triliun, sementara kredit segmen konsumer meningkat sebesar 11,3 persen yoy menjadi Rp 106 triliun.
Pertumbuhan kredit ini beriringan dengan kinerja keuangan perseroan yang tumbuh meroket. Bank Mandiri sukses membukukan laba bersih secara konsolidasi mencapai 24,9 persen yoy menjadi Rp 25,2 triliun hingga Juni 2023.
"Pertumbuhan laba tersebut merupakan hasil dari strategi baru Bank Mandiri yang berfokus pada ekosistem baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan," imbuh Darmawan.
Kinerja Bank Mandiri juga terlihat dari sisi profitabilitas yang terus meningkat. Return on Equity (ROE) Tier-1 bank only telah menyentuh 25,8 persen, atau naik 275 basis poin (bps) secara YoY. Sementara posisi net interest margin (NIM) bank only terjaga solid di level 5,30 persen.
Di sisi lain, posisi non performing loan (NPL) bank only melandai ke level 1,53 persen per Juni 2023. Posisi tersebut masih lebih baik dibandingkan periode Juni 2022 di level 2,47 persen, atau turun sebesar 94 basis poin (bps).
Pencadangan Bank Mandiri
Dalam menjaga kualitas aset, Darmawan mengklaim Bank Mandiri juga telah membentuk pencadangan yang memadai. "Sampai dengan kuartal II 2023, kami telah menyiapkan pencadangan yang cukup, dengan NPL Coverage ratio bank only mencapai 342,2 persen. Meningkat dari posisi kuartal II tahun sebelumnya yang sebesar 274,5 persen," terangnya.
Adapun sampai dengan akhir Juni 2023, posisi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 Bank Mandiri makin landai menjadi Rp 26,6 triliun. Jumlah ini sudah jauh lebih rendah dari Juni 2022 di posisi Rp 58,2 triliun, atau menurun 54,3 persen secara YoY.
Penurunan ini, menurut Darmawan didorong oleh pelunasan dan pembayaran cicilan debitur, dan bisnis para debitur yang sudah kembali normal.
"Berkat disiplin dalam mengimplementasikan manajemen risiko, biaya kredit atau cost of credit (CoC) Bank Mandiri secara bank only pun berhasil ditekan menjadi 0,98 persen per Juni 2023. Jauh lebih baik bila dibandingkan periode setahun sebelumnya 1,27 persen," ungkapnya.
Sementara penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Juni 2023 mencapai Rp 59,8 triliun. Bank Mandiri juga telah membantu membukakan akses masyarakat yang sebelumnya unbanked kepada layanan perbankan melalui dukungan 140 ribu Mandiri agen yang menjangkau 2,55 juta nasabah.
Advertisement