Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Selasa, 22 Agustus 2023.
Indeks S&P 500 merosot di tengah kekhawatiran atas kenaikan imbal hasil obligasi AS jelang pidato penting ketua the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS akhir pekan ini.
Baca Juga
Selain itu, koreksi saham bank dan ritel juga menekan wall street. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melemah tipis 0,3 persen menjadi 4.387,55. Indeks Dow Jones terpangkas 174,86 poin atau 0,5 persen ke posisi 34.288,83. Indeks Nasdaq naik tipis ke posisi 13.505,87.
Advertisement
Sementara itu, saham Nvidia melemah 2,9 persen. Perseroan dijadwalkan melaporkan laba pada perdagangan Rabu pekan ini.
Beberapa bank regional dan besar anjlok setelah S&P Global memangkas peringkat kredit dan revisi prospek beberapa bank pada Senin, 21 Agustus 2023. S&P Global memangkas peringkat kredit itu dengan alasan kondisi operasional yang sulit.
Sektor keuangan turun 0,9 persen pada perdaganagn Selasa, 22 Agustus 2023. Koreksi itu membuat sektor tersebut mencatat kinerja terburuk di S&P 500. Sementara itu, saham KeyCorp dan Comerica masing-masing turun 4,1 persen. Sedangkan saham JPMorgan Chase turun 2,1 persen.
Saham Dick’s Sporting Goods dan Macy’s masing-masing turun sebesar 24 persen dan 14 persen. Hal ini seiring panduan kinerja yang hati-hati juga menyebabkan SPDR S&P Retail ETF melemah. Selain itu, saham Nike merosot lebih dari 1 persen untuk penurunan harian selama sembilan kali berturut-turut.
Fokus ke Obligasi
Di sisi lain, wall street telah fokus pada pasar obligasi setelah imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun mencapai level tertinggi sejak 2007 pada pekan ini. Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun melemah terbatas pada Selasa pekan ini menjadi 4,33 persen.
“Saya pikir pasar saat ini agak goyah karena imbal hasil 10 tahun berada di sekitar level tertinggi pada Oktober,” ujar Chief Technical Strategist LPL Financial, Adam Turnquist.
Ia menambahkan, pihaknya mencermati pergerakan obligasi bertenor 10 tahun ke depan.
“Saya rasa jika kita mulai bergerak lebih tinggi, hal ini tentunya merupakan tanda peringatan akan kemungkinan terjadinya kemunduran yang lebih dalam di pasar saham,” ujar dia.
Meskipun Turnquist menuturkan tidak melihat kondisi tren penurunan di saham. Di tengah pasar saat ini, ia memilih sektor saham industri. “Kita berada dalam fase mundurnya pasar bullish,” tutur dia.
Advertisement
Kondisi Makro Pedang Bermata Dua
Victoria Fernandez dari Crossmark Global Investments prediksi penurunan pasar yang berkelanjutan. Ia menilai, hal itu terjadi lantaran kenaikan imbal hasil obligasi dan pelaku pasar yang lebih berhati-hati.
“Saya pikir kita akan melihat imbal hasil yang lebih tinggi. Sekarang kita membahas laporan laba. Kondisi makro yang akan mendorong banyak hal kita lihat dalam volatilitas pasar,” ujar dia.
Dia menambahkan, kondisi makro ekonomi menjadi pedang bermata dua karena dapat memberikan informasi kepada the Fed kalau kondisi keuangan tidak baik. “Kondisinya tidak cukup ketat,” kata dia.
Investor menantikan pidator Powell di simposium ekonomi tahunan di Jackson Hole, Wyoming pada Jumat, 25 Agustus 2023.
Penutupan Wall Street pada 21 Agustus 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Senin, 21 Agustus 2023. Indeks Nasdaq hentikan penurunan beruntun dalam empat hari di tengah imbal hasil treasury atau obligasi AS mencapai level tertinggi.
Dikutip dari CNBC, Selasa (22/8/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq menanjak 1,6 persen ke posisi 13.497,59. Indeks Nasdaq catat penguatan terbesar sejak 28 Juli 2023. Indeks S&P 500 melesat 0,69 persen ke posisi 4.399,77. Indeks Dow Jones melemah 0,11 persen ke posisi 34.463,69.
Sementara itu, saham Palo Alto Networks reli 14,5 persen seiring laba lebih kuat dari perkiraan. Saham Nvidia mendaki 8,3 persen menjelang laporan laba yang akan dirilis pada Rabu pekan ini.
Saham Tesla dan Meta masing-masing naik 7 persen dan 2,4 persen. Hal itu tampaknya mendorong sektor saham teknologi di S&P 500. Sektor saham teknologi S&P 500 bertambah 2,26 persen pada perdagangan Senin, 21 Agustus 2023.
Pergerakan saham tersebut terjadi bahkan ketika imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun mencapai level tertinggi di 4,34 persen. Level tersebut tertinggi sejak November 2007.
Imbal hasil yang meningkat ketika harga obligasi turun, biasanya berdampak negatif bagi saham-saham teknologi dan growth stock karena mengurangi valuasi yang dijanjikan ke depan.
“Saya pikir jalur yang paling tidak resisten adalah momentum yang Anda lihat akan datang pekan ini. Obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun terus meningkat di sini, dan meski melihat dorongan positif untuk pasar, pada akhirnya obligasi AS bertenor 10 tahun akan bebani valuasi,” ujar Head of Economic and Market Strategy ClearBridge Investments, Jeff Schulze dikutip dari CNBC.
Ia menambahkan, hal ini memberikan lebih banyak tekanan ke bawah terhadap pasar. Pergerakan wall street pada awal pekan ini melanjutkan koreksi pada pekan lalu.
Advertisement