BEI Catat 28 Calon Emiten Antre IPO, Mayoritas dari Perusahaan Skala Menengah

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 28 perusahaan masuk dalam pipeline pencatatan saham. Mayoritas berasal dari perusahaan aset skala menengah.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Sep 2023, 17:47 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2023, 08:26 WIB
IHSG Menguat
63 emiten baru sudah mencatatkan saham baru di BEI dengan dana yang dihimpun Rp 49,2 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 28 perusahaan masih dalam pipeline pencatatan saham di BEI hingga kini.

Mengutip dari data BEI, Sabtu (26/8/2023), hingga 25 Agustus 2023, 63 emiten baru sudah mencatatkan saham baru di BEI dengan dana yang dihimpun Rp 49,2 triliun.

Dari 28 perusahaan yang sedang proses tawarkan saham ke publik, sebagian besar yang masuk pipeline pencatatan saham dari Perusahaan aset skala menengah. Ada 17 perusahaan  dengan aset skala menengah di antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar. Kemudian tujuh Perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Selanjutnya empat Perusahaan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar.

Berdasarkan sektornya yang sedang dalam pipeline pencatatan saham didominasi dari sektor consumer non siklikal ada tujuh Perusahaan. Berikut rinciannya:

  • 4 perusahaan dari sektor basic materials
  • 3 perusahaan dari sektor consumer siklikal
  • 7 perusahaan dari sektor consumer non siklikal
  • 2 perusahaan dari sektor energi
  • 3 perusahaan dari sektor perawatan kesehatan
  • 2 perusahaan dari sektor industri
  • 1 perusahaan dari sektor infrastruktur
  • 1 perusahaan dari sektor properti dan real estate
  • 3 perusahaan dari sektor teknologi
  • 2 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik

Di sisi lain, dari rights issue, per 25 Agustus 2023, ada 26 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan rights issue dengan nilai Rp 36,9 triliun.

“Masih terdapat 24 perusahaan tercatat dalam pipeline rights issue BEI,” tulis BEI.

Berikut rincian sektor yang mau right issue:

  • 1 perusahaan dari sektor basic materials
  • 8 perusahaan dari sektor consumer siklikal
  • 4 perusahaan dari sektor consumer non siklikal
  • 4 perusahaan dari sektor energi
  • 5 perusahaan dari sektor keuangan
  • 1 perusahaan dari sektor infrastruktur
  • 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistic

Sedangkan dari efek bersifat utang dan sukuk (EBUS), ada 73 emisi dari 50 penerbit EBUS hingga kini. Dana yang dihimpun sebesar Rp 82,7 triliun.

“Sampai dengan 25 Agustus 2023, terdapat 14 emisi dari 7 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline,”

Rincian sektornya antara lain dua Perusahaan dari sektor basic materials, satu perusahaan dari sektor energi, dua Perusahaan dari sektor keuangan, dua Perusahaan dari sektor industri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


OJK Yakin Target Penghimpunan Dana di Pasar Modal Rp 200 Triliun Akan Tercapai

Ilustrasi OJK
Ilustrasi OJK (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis nilai penghimpunan dana di pasar modal Indonesia bisa mencapai Rp 200 triliun hingga akhir 2023. Ini mengingat ramainya IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, hingga saat ini penghimpunan dana di pasar modal telah mencapai Rp 168 triliun dari semua instrumen yang ada di BEI.

"Sampai saat ini hasil fund raised Rp168 triliun dari target Rp 200 triliun, InsyaAllah itu tercapai, kita belum ada niat untuk mengubah (target)," kata Inarno kepada awak media, Jumat (18/8/2023). 

Di sisi lain, OJK belum membeberkan target resmi penghimpunan dana di pasar modal pada 2024. Walau demikian, tren penghimpunan dana di pasar modal diyakini tetap positif pada tahun depan, terutama setelah momen Pemilu serentak.

OJK akan terus berkomitmen untuk lebih selektif dalam mewujudkan IPO yang berkualitas. 

 "Time to time akan terus perbaiki terus, sehingga yang ada disini yang berkualitas," kata dia.

Penghimpunan Dana di Pasar ModalSebelumnya, penghimpunan dana di pasar modal Indonesia ditargetkan bisa dapat mencapai sebesar Rp200 triliun pada 2023.

Hingga 9 Agustus 2023, pasar modal Indonesia telah berhasil menghimpun dana mencapai Rp165,22 triliun dari semua instrumen yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengatakan upaya penghimpunan dana pada 2023 akan lebih berat, apabila dibandingkan dengan tahun lalu yang mana BEI berhasil menghimpun dana mencapai Rp 233 triliun dari semua instrumen

 


Sentimen Ini Bakal Pengaruhi Penghimpunan Dana di Pasar Modal

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dia ungkapkan dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke- 46 pasar modal Indonesia di Main Hall BEI, Jakarta melansir Antara, Jumat, 11 Agutus 2023.

Dikatakan, belum meredanya volatilitas di tingkat global, ditambah momentum menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang akan mempengaruhi penghimpunan dana.

“Dalam target kita, tahun ini Rp200 triliun. Itu melihat kondisi 2023 yang berbeda dengan 2022. Ketidakpastian global belum reda, lalu ada juga election (Pemilu 2024), itu akan mempengaruhi penghimpunan dana,” ujar Inarno.

Dari sisi pencatatan efek, sampai 9 Agustus 2023, BEI telah berhasil menorehkan 62 pencatatan efek saham dengan nilai fund raised sebesar Rp49,15 triliun, 70 emisi obligasi, 2 Exchange-Traded Fund (ETF) baru, 1 Efek Beragun Aset-Surat Partisipasi (EBA-SP), dan 82 Waran Terstruktur sepanjang tahun 2023.

 

 


Jumlah Investor

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sampai 8 Agustus 2023, jumlah investor pasar modal Indonesia yang tercatat pada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) meningkat 1,15 juta investor menjadi 11,47 juta Single Investor Identification (SID) investor saham, obligasi, dan reksa dana.

Dalam kesempatan sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan bertekad untuk terus memperkuat integritas pelaku pasar modal, sehingga akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia.

Dia menyebut penguatan integritas pasar modal tersebut, salah satunya untuk meningkatkan perlindungan terhadap investor dan masyarakat.

“Kami terus tingkatkan integritas. Integritas pelaku pasar, integritas anggota bursa, integritas produk-produknya, integritas perusahaan- perusahaan emiten, lintas profesi pengendalian pasar modal, SRO, dan pengawas serta regulatornya,” ujar Mahendra

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya