Summarecon Agung Tawarkan Obligasi Rp 900 Miliar, Begini Rekomendasi Saham SMRA

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menerbitkan obligasi Rp 900 miliar. Lalu apa dampaknya untuk perseroan dan bagaimana rekomendasi saham SMRA?

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Sep 2023, 08:30 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2023, 08:27 WIB
Summarecon Agung Tawarkan Obligasi Rp 900 Miliar, Begini Rekomendasi Saham SMRA
PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap II tahun 2023 senilai Rp 900 miliar. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap II tahun 2023 senilai Rp 900 miliar. Lantas, bagaimana prospek saham SMRA?

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), obligasi itu bagian dari penawaran umum berkelanjutan obligasi berkelanjutan IV Summarecon Agung sebesar Rp 3 triliun. Obligasi yang ditawarkan ini terdiri dari dua seri yakni seri A dan B.

Seri A, jumlah obligasi yang ditawarkan Rp 468 miliar dengan bunga obligasi 7,35 persen per tahun. Jangka waktu obligasi tiga tahun. Seri B, jumlah obligasi yang ditawarkan Rp 432 miliar dengan bunga obligasi 8 persen. Jangka waktu obligasi lima tahun. Pembayaran dua obligasi tersebut dilakukan secara penuh sebesar 100 persen pada saat tanggal jatuh tempo.

Pembayaran bunga obligasi pertama akan dilakukan pada 13 Januari 2023, sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi masing-masing seri obligasi pada 13 Oktober 2026 untuk obligasi seri A dan obligasi seri B pada 13 Oktober 2028.

PT Summarecon Agung Tbk akan memakai dana penerbitan obligasi setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk pengembangan usaha di bidang properti sebesar 85 persen. Kemudian sekitar 15 persen untuk modal kerja perseroan dan atau perusahaan anak yang akan digunakan untuk kegiatan operasional.

Penyaluran dana kepada perusahaan anak akan diberikan oleh perseroan dalam bentuk pinjaman dengan persyaratan dan kondisi yang berlaku umum pada saat pinjaman diberikan dan atau melalui penyertaan modal.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Aksi Korporasi Perseroan Dinilai Positif

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun obligasi ini tidak dijamin dengan jaminan khusus, tetapi dijamin dengan seluruh harta kekayaan perseroan baik barang bergerak dan barang tidak bergerak, baik yang telah ada dan yang akan ada di kemudian hari.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Fajar Dwi Alfian mengatakan, aksi penerbitan obligasi tersebut seharusnya dipandang inventor positif, apalagi terkait rencana Perseroan yang akan menggunakan dananya untuk ekspansi dan modal kerja. 

"Dampaknya ke depan tentu akan mempengaruhi profitabilitas dalam jangka panjang. Sampai saat ini perseroan masih mencatatkan pertumbuhan dari sisi top line maupun bottom line,” ujar dia kepada Liputan6.com, ditulis Sabtu (30/9/2023.

Dia bilang, kinerja hingga tahun depan juga diproyeksikan masih akan tumbuh. Ini mengingat, saham SMRA dibayangi sentimen positif.

“Sentimen positif yang akan mendukung adalah terkait efek pemilu 2024, sementara level suku bunga tinggi yang akan jadi pemberat,” kata dia.


Rekomendasi Saham

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja duduk di depan layar grafik pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei mengatakan, pendapatan dan laba bersih SMRA diyakini akan tumbuh pada tahun ini dan tahun depan, karena serah terima properti yang terjual 2021-2022. Selain itu, pendapatan berulang yang meningkat terutama dari mall akan mengerek kinerja keuangan.

“Di sisi lain potensi kenaikan suku bunga memang bisa menjadi sentimen negatif yang bisa mempengaruhi daya beli terhadap properti terutama pada segmen menengah bawah,” ujar dia.

Bagi para investor, Jono merekomendasikan saham SMRA dengan target harga Rp 820 per saham. Sementara itu, Pengamat Pasar Modal Desmond Wira mengatakan, dana dari penerbitan obligasi 85 persen akan digunakan Perseroan untuk pengembangan usaha dan 15 persen sisanya untuk modal kerja SMRA.

“Mestinya ini berdampak positif buat perusahaan ke depannya. Bisa meningkatkan marketing sales dan menopang kenaikan pendapatan SMRA ke depannya,” kata Desmond

Menurut ia, secara fundamental, kinerja keuangan Summarecon Agung masih bertumbuh. Akan tetapi, ada kemungkinan tekanan dari potensi kenaikan suku bunga the Fed selanjutnya. 

Dengan demikian, Desmond merekomendasikan buy on weakness untuk saham SMRA. Sebab, saham SMRA masih bisa diakumulasi untuk jangka panjang. 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Jadwal Penerbitan Obligasi

Ilustrasi Obligasi
Ilustrasi Obligasi (Photo created by rawpixel.com on Freepik)

Untuk penerbitan obligasi SMRA, Perseroan telah memperoleh pemeringkatan atas surat utang jangka panjang obligasi dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) yakni idA+.  Adapun yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi dan penjamin emisi obligasi yakni PT Indo Premiers Sekuritas. Sedangkan yang bertindak sebagai wali amanat yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).

Selain itu, Perseroan dapat melakukan pembelian kembali obligasi (buy back) yang ditujukan sebagai pelunasan atau disimpan untuk kemudian dijual kembali dengan harga pasar. Pembelian kembali obligasi baru dapat dilakukan satu tahun setelah tanggal penjatahan. Pembelian kembali Obligasi tidak dapat dilakukan apabila hal tersebut mengakibatkan Perseroan tidak dapat memenuhi ketentuan di dalam Perjanjian Perwaliamanatan .

Jadwal:

  • Tanggal efektif pada 30 Juni 2023
  • Masa penawaran umum pada 6 Oktober-10 Oktober 2023
  • Tanggal penjatahan pada 11 Oktober 2023
  • Tanggal pengembalian uang pemesan pada 13 Oktober 2023
  • Tanggal distribusi obligasi secara elektronik pada 13 Oktober 2023
  • Tanggal pencatatan di BEI pada 16 Oktober 2023

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya