Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI terus memperluas literasi dan inklusi keuangan syariah di dalam negeri. Salah satunya lewat kolaborasi dengan Indonesia Financial Group (IFG) untuk memperdalam literasi dan inklusi, khususnya di bidang asuransi dan investasi syariah.
Kedua belah pihak menyepakati kerja sama dalam rangka pengembangan dan optimalisasi layanan jasa keuangan sesuai dengan prinsip syariah, sinergi, dan prudent. Selain itu, lewat kerja sama ini anak perusahaan yang berada di bawah IFG juga dapat memanfatkan produk dan jasa layanan perbankan syariah untuk mendukung kelangsungan bisnis mereka.
Baca Juga
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi menyambut baik kerja sama antara perusahaan dengan IFG yang merupakan Holding BUMN Asuransi dan Penjaminan. Hery lebih lanjut menyorot potensi pasar keuangan syariah Indonesia yang masih besar dan perlunya BSI berkolaborasi dengan seluruh pihak untuk dapat mengoptimalkan potensi pasar tersebut.
Advertisement
“Bank Syariah Indonesia tentunya menyambut baik kolaborasi dengan IFG. Apalagi IFG sebagai holding memiliki banyak anak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang usaha. Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI tentu tidak bisa sendirian menjadi penggerak roda perekonomian syariah dalam negeri, diperlukan sinergi dan kolaborasi agar perbankan syariah bisa menjadi preferensi utama masyarakat,” kata Hery dalam keterangan resminya, Rabu (18/10/2023).
Dia berharap lewat kolaborasi strategis dengan IFG ini dapat memberikan banyak manfaat, tidak hanya bagi kedua pihak, tetapi juga untuk seluruh masyarakat.
Hery juga mengatakan BSI terus membuka ruang-ruang kolaborasi dengan para stakeholders di berbagai sektor untuk bersama-sama menjadikan perbankan syariah lebih besar.
“Kami berharap kerja sama ini dapat memberikan sinergitas dan percepatan bisnis BSI dan IFG, sehingga ke depan kita dapat jalan beriringan untuk bersama memajukan ekonomi syariah di Tanah Air,” imbuhnya.
Kolaborasi tersebut ditandatangai oleh Direktur Retail Banking BSI Ngatari dan Direktur Keuangan IFG Heru Handayanto.
Pembiayaan Syariah Bakal Terus Tumbuh
Adapun beberapa hal yang disetujui oleh BSI dan IFG dalam kolaborasi ini antara lain layanan jasa penempatan dana perbankan syariah dan efek syariah, layanan jasa perbankan syariah dan efek syariah, layanan penempatan dana yang dipersyaratkan untuk reciprocal business, layanan pembiayaan perbankan syariah, dan layanan produk dan jasa perbankan syariah lainnya.
"Kami optimis pembiayaan syariah akan terus tumbuh seiring dengan mudahnya akses pembiayaan di bank syariah," ucap Hery.
Per Juni 2023, pembiayaan BSI mencapai Rp 221,9 triliun, tumbuh 16 persen secara year on year, yang didominasi oleh segmen ritel sebesar Rp 158,38 triliun dengan kualitas pembiayaan yang terjaga, tercermin dari NFL gross sebesar 2,31 persen atau membaik dari tahun sebelumnya yang sebesar 2,78 persen.
Sementara itu, Direktur Utama IFG Hexana Trisasongko berharap kerja sama ini dapat mendorong value creation ekosistem anggota holding IFG khsusnya pada layanan keuangan syariah khususnya di industri asuransi, penjaminan dan investasi.
IFG merupakan holding yang saat ini memayungi sejumlah anak perusahaan di bidang asuransi dan penjaminan meliputi PT Asuransi Kerugian Jasa Raharja (Jasa Raharja), PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life), dan cucu perusahaan meliputi PT Jasa Raharja Putera, PT Asuransi Jasindo Syariah, PT Jamkrindo Syariah, PT Reasuransi Nasional Indonesia, dan PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah.
Advertisement
Bank Syariah Indonesia Optimistis Laba Tumbuh 2 Digit pada 2023
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) optimistis laba bakal tumbuh dua digit hingga akhir 2023. Lantas, bagaimana strategi BSI dalam mengerek laba tersebut?
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi dalam rangka mencapai pertumbuhan laba hingga akhir tahun ini. Salah satunya, BSI memilih segmen prospektif agar mampu menopang pertumbuhan kinerja.
"Untuk mencapai target laba akhir tahun. Seperti yang diketahui, strategi perseroan adalah tentunya kita sudah memilih segmen yang kita ingin tumbuh, proyeksi laba akan tumbuh double digit," kata Hery dalam konferensi pers, Selasa (19/9/2023).
Adapun fokus pertama Bank Syariah Indonesia, yakni akan melakukan ekspansi pembiayaan pada segmen yang bisa tumbuh sehat dan berkelanjutan dengan berkisar 15-16 persen. Kemudian, melakukan perbaikan kualitas pembiayaan, BSI juga telah membuktikan dalam beberapa kuartal non performing financing (NPF) lebih baik alias NPF mengalami penurunan.
"BSI juga saat ini sedang terus fokus meningkatkan transaction banking retail maupun wholesale, tujuannya bagaimana kita dapatkan dana murah kalau nasabah transaksi lewat kanal baik cabang m-banking, atm, saldo nasabah akan bertambah besar,” kata dia.
Selain itu, dari sisi inisiatif BSI ada QRIS, smart agent atau agent banking ini akan jadi engine untuk pengumpulan dana murah. BSI juga berharap tabungan bisnis dengan target market adalah pedagang dan pengusaha dan tabungan wadiah bisa mendorong pertumbuhan laba.
BSI juga mulai mengaktifkan lagi weekend banking di wilayah yang memiliki pusat dagang. Tujuannya untuk memberikan keleluasaan bagi nasabah untuk transaksi termasuk menyetor uang.
"Kami juga tingkatkan rasio tingkatan dana murah kita. Di sisi lain mendorong pendapatan melalui transaksi melalui mobile banking untuk meningkatkan fee based income,” ujarnya.
Kinerja Semester I 2023
Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) telah mengumumkan kinerja keuangan sepanjang semester I 2023. Melalui akselerasi strategi bisnis, perseroan mencatatkan pertumbuhan laba yang signifikan sebesar 32,41 persen menjadi Rp 2,82 triliun.
Salah satu pendorong pencapaian tersebut adalah pertumbuhan pembiayaan yang berkualitas dan dana pihak ketiga (DPK) yang bergerak positif. Hingga Juni 2023, BSI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp221,90 triliun atau tumbuh 16,00 persen secara year on year yang didominasi oleh segmen ritel sebesar Rp158,38 triliun.
Sementara itu, dari sisi penghimpunan dana, pada semester I 2023 BSI mencatatkan DPK sebesar Rp252,52 Triliun, yang didominasi oleh produk tabungan yang memberikan kontribusi sebanyak Rp110,93 triliun. Atas hal itu, porsi CASA BSI terus membaik yang didominasi dana murah sebesar 59,93 persen.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyebutkan, penerapan governance, risk, and compliance (GRC) yang kuat merupakan salah satu kunci BSI dapat menjaga kinerja positif sepanjang tahun berjalan 2023.
Dia bilang, pihaknya meyakini bahwa dengan penguatan GRC, BSI dapat terus merealisasikan pertumbuhan berkelanjutan. Sebab, penerapan GRC yang terintegrasi dapat mensinergikan aspek governance structure, risk management dan compliance, serta environment dan social perseroan.
"Alhamdulillah market share pembiayaan BSI tumbuh di perbankan nasional. Posisi Juni market share BSI 2,79 persen pembiayaan 3,26 persen dan dari sisi DPK turun 3,08 persen yang tadinya 3,15 persen,” ujar dia dalam konferensi pers, Selasa (19/9/2023).
BSI juga terus melakukan akselerasi, mix and match bisnis sesuai prinsip syariah dan berkelanjutan dalam pengembangan ekosistem halal di Indonesia.
Advertisement