Jangan Pernah Percaya Jaminan Untung Saat Investasi, Ini Alasannya

Perlu diingat setiap investasi memiliki risiko bagi masyarakat. Misalnya, jika melakukan investasi saham terdapat risiko likuidita

oleh Elga Nurmutia diperbarui 11 Nov 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2023, 06:00 WIB
Jangan Pernah Percaya Jaminan Untung Saat Investasi, Ini Alasannya
Investasi menjadi salah satu kegiatan yang dianggap penting bagi masyarakat. Sebab, investasi menawarkan banyak manfaat mulai dari membantu tujuan keuangan serta menumbuhkan kekayaan seseorang. (Photo by Tech Daily on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Investasi menjadi salah satu kegiatan yang dianggap penting bagi masyarakat. Sebab, investasi menawarkan banyak manfaat mulai dari membantu tujuan keuangan serta menumbuhkan kekayaan seseorang. 

Meski demikian, perlu diingat setiap investasi memiliki risiko bagi masyarakat. Misalnya, jika melakukan investasi saham terdapat risiko likuiditas, artinya saham cenderung sulit dijual pada harga yang diinginkan. 

Menarik untuk diketahui, Liputan6.com rangkum risiko investasi saham dari laman Instagram Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (11/11/2023):

1 Risiko Likuiditas Saham

Salah satu risiko dalam berinvestasi, ketika saham cenderung sulit dijual pada harga yang diinginkan.

2 Risiko Capital Loss

Investor berisiko kehilangan modal jika menjual saham di harga yang lebih rendah dari harga beli.

3 Risiko Suspensi

Saham yang Anda miliki bisa dibekukan perdagangannya karena kondisi tertentu.

4 Risiko Delisting

Saham tidak dapat lagi diperdagangkan.

6 Risiko Pailit

Perusahaan mengalami kebangkrutan.

Selain itu, investor juga tidak perlu panik dalam menghadapi harga saham yang bergerak volatil. Biasanya, gara-gara lihat harga saham turun, investor ini panik sehingga rentan melakukan kesalahan berinvestasi di pasar modal.

Padahal, penurunan harga saham ini bisa jadi kesempatan baik untuk mendapatkan keuntungan. 

Ketika harga saham turun, ini adalah momentum yang tepat untuk melakukan averaging down, yaitu menurunkan nilai modal dari saham yang Anda miliki.

Contoh Penerapan Averaging Down

Misal, Anda awalnya memiliki saham di PT ABCD dengan harga Rp2.000 per lembar saham sebanyak 100 lot. Lalu, ketika harga saham tersebut turun, Anda melakukan pembelian kembali di harga Rp1.500 per lembar sebanyak 100 lot lagi. 

Maka, average price saham Anda yaitu, Rp2.000 x 10.000 lembar = Rp20.000.000 Rp1.500 x 8.000 lembar = Rp12.000.000

(Rp20 juta + Rp12 juta) / 18.000 lembar = Rp1.777 per lembar. 

Manfaat Averaging Down

1 Menurunkan average price saham yang Anda punya

2 Potensi keuntungan yang lebih baik

3 Mengurangi risiko kerugian investasi

Namun, sebagai investor saham sebelum mengambil keputusan untuk melakukan averaging down ini, harus memastikan perusahaan memiliki fundamental yang baik atau sedang menuju perbaikan.

 

Ingin Cuan dari Investasi? Lakukan Sejumlah Kebiasaan Ini

Ilustrasi investasi, revenue
Ilustrasi investasi, revenue (Image by drobotdean on Freepik)

Sebelumnya diberitakan, sejumlah masyarakat mulai memahami akan pentingnya investasi sejak dini. Hal itu juga tercermin dari meningkatnya jumlah investor muda di pasar modal Indonesia.

Selain itu, investasi juga menawarkan banyak manfaat mulai dari membantu tujuan keuangan hingga menambah kekayaan yang dimiliki. Sehinga, jika Anda ingin memulai investasi perlu menumbuhkan kebiasaan untuk menyisihkan uang jajan maupun gaji yang didapatkan setiap bulannya. 

Founder Ngertisaham Frisca Devi Choirina menuturkan, investasi biasanya dikategorikan sebagai aktivitas yang membutuhkan uang dengan jumlah besar. Akan tetapi, ada juga investasi yang bisa dilakukan dengan modal kecil, yakni dengan cara membeli instrumen di pasar modal seperti saham.

"Investasi banyak manfaatnya dibandingkan tidak manfaatnya, dari pengalaman banyak anak muda yang tertarik investasi dari modal kecil dulu," kata Frisca dalam acara Wakaferse 2023 di BEI, Jumat (3/11/2023).

Frisca menerangkan, salah satu cara melakukan manajemen keuangan adalah dengan memisahkan rekening transaksi dan investasi. Kemudian, jika sudah membuat rekening terpisah bisa mulai menyisihkan 10 persen atau lebih dari penghasilan untuk melakukan investasi. Namun, yang terpenting adalah menumbuhkan kebiasaan investasi agar nantinya bisa mengatur keuangan dengan baik. 

"Sisihkan 10 persen atau lebih untuk investasi awalnya berat godaannya pengen banyak nongkrong, nonton bioskop, tapu lama-lama kebiasaan (untuk melakukan investasi) itu terbentuk sampai lulus kuliah. Hal yang biasa butuh paksaan, itu kita membangun kebiasaan, kalau perkara nanti modal cuannya nambah itu nanti," kata dia. 

Dengan demikian, ia menekankan, hal terpenting dalam investasi itu fokus pada menumbuhkan kebiasaan melakukan investasi ketimbang mengejar keuntungan yang didapatkan. Alhasil, jika sudah melakukan investasi dengan baik dan benar, investor berpotensi mendapatkan kesehatan secara finansial.

Kenaikan Suku Bunga BI Berdampak terhadap Minat Investasi di Pasar Modal

Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Mayofi)
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Mayofi)

Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencermati keputusan Bank Indonesia (BI) yang kembali mengerek suku bunga acuan atau BI Rate ke level 6 persen akan memberikan dampak terhadap minat investor untuk melakukan investasi ke pasar modal Indonesia. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, kenaikan suku bunga acuan BI tersebut berdampak terhadap minat investor untuk berinvestasi ke pasar modal Indonesia. 

"Tentunya ada sedikit koreksi ya, per 23 Oktober, indeks mengalami koreksi tercatat 6.741 atau koreksi sebesar 1,6 persen year to date (ytd)," kata Inarno dalam Opening Ceremony Capital Market Summit and Expo (CMSE) 2023 di Main Hall BEI, Kamis (26/10/2023).

Dengan demikian, ia menyarankan agar para investor memperkuat pemahaman terkait ekonomi global yang dapat berdampak terhadap kinerja perusahaan dan harga saham.

Selain itu, OJK juga terus memantau kondisi perekonomian dan pasar modal Indonesia. Jika diperlukan, otoritas akan mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan Investor

(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)
(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)

Pertumbuhan investor hingga 19 Oktober 2023 telah mencapai 11,83 juta investor atau SID. Angka itu meningkat 4 kali lipat dalam lima tahun terakhir, mayoritas masih didominasi milenial dan generasi Z (Gen Z) di bawah 30 tahun dengan persentase sebesar 57,4 persen. Sedangkan, hingga saat ini penghimpunan pasar melebihi Rp 200 triliun. 

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Oktober 2023 memutuskan menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) 25 basis poin menjadi 6 persen dari sebelumnya sebesar 5,75 persen.

"Rapat RDG Bank Indonesia pada 18-19 Oktober 2023 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dalam konferensi pers, Kamis, 19 Oktober 2023.

Sama halnya dengan BI7DRR, suku bunga Deposit Facility juga dinaikkan sebesar 25 basis poin menjadi 5,25 persen dari sebelumnya 5,00 persen, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75 persen dari sebelumnya 6,50 persen.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya