Bank Mandiri Kucurkan Kredit Rp230 Miliar untuk Anak Usaha Nusantara Infrastructure

Direktur Utama Potum Mundi Infranusantara Ridwan Irawan mengatakan, fasilitas kredit Bank Mandiri ini diharapkan dapat mendukung pengembangan proyek strategis POTUM.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 28 Des 2023, 09:10 WIB
Diterbitkan 28 Des 2023, 09:08 WIB
Bank Mandiri Kucurkan Kredit Rp230 Miliar untuk Anak Usaha Nusantara Infrastructure
Anak usaha PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) di sektor air bersih PT Potum Mundi Infranusantara (POTUM) mendapatkan fasilitas kredit senilai Rp 230 miliar dari PT Bank Mandiri (Persero) (BMRI). (Dok Kementerian BUMN)

Liputan6.com, Jakarta - Anak usaha PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) di sektor air bersih PT Potum Mundi Infranusantara (POTUM) mendapatkan fasilitas kredit senilai Rp 230 miliar dari PT Bank Mandiri (Persero) (BMRI) pada 18 Desember 2023.

Dukungan pembiayaan ini akan digunakan untuk pengembangan bisnis usaha Potum dan kedua anak usahanya yakni PT Sarana Catur Tirta Kelola (SCTK) di Serang Banten dan PT Dain Celicani Cemerlang (DCC) di Medan.

Direktur Utama Potum Mundi Infranusantara Ridwan Irawan mengatakan, fasilitas kredit ini diharapkan dapat mendukung pengembangan proyek strategis POTUM dan anak usahanya, sekaligus untuk memperkuat stabilitas finansial perusahaan ke depannya. 

"Kami juga berharap dukungan pembiayaan ini akan memberikan dampak positif pada kegiatan operasional dengan meningkatkan nilai aset dan value perusahaan dan anak usaha-nya,” kata dia dalam keterangan resminya, ditulis Kamis (28/12/2023).

Saat ini, POTUM menyediakan air bersih untuk mendukung kebutuhan di kawasan-kawasan industri dan Perusahaan Daerah Air Minum atau (PDAM) melalui anak usahanya, SCTK yang memiliki kapasitas 350 liter per detik dan DCC 200 liter per detik.

Selain itu, perusahaan juga membuka peluang dan potensi pendistribusian air bersih ke pelanggan rumah tangga, perkantoran, fasilitas sosial dan pelanggan lainnya serta mendukung pelestarian lingkungan agar kebutuhan air bersih dapat dipenuhi tanpa mengambil air dari tanah.

Ia melanjutkan, saat ini industri air di Indonesia masih terdesentralisasi, sumber airnya melimpah namun belum terdistribusi secara merata di berbagai wilayah. 

 

Belanja Modal

Proyek tol PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) (Sumber: laman Nusantara Infrastructure)
Proyek tol PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) (Sumber: laman Nusantara Infrastructure)

"Di SCTK Serang dan DCC Medan sendiri potensinya masih sangat besar untuk terus dikembangkan, di tahun depan harapannya proyek sambungan baru yang dapat mulai dilaksanakan. Kami pun sedang mengevaluasi berbagai pengembangan proyek di kota-kota lain untuk men-suplai kebutuhan industri dan residensial,” ujarnya.

Pada 2023 , POTUM telah menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp40 Miliar untuk pengembangan bisnis air, di tahun depan POTUM akan menjalankan sejumlah langkah strategis untuk menggenjot laba perusahaan. 

“Ke depan kami akan dorong lagi agar kinerja perusahaan terus positif, berbagai upaya telah disiapkan untuk mendukung ekspansi bisnis,” ujar dia.

Nusantara Infrastructure Bakal Tetap Fokus pada Bisnis Jalan Tol Jika Jadi Delisting

Proyek tol PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) di BSD (Sumber: laman Nusantara Infrastructure)
 Proyek tol PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) di BSD (Sumber: laman Nusantara Infrastructure)

Sebelumnya diberitakan, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) memastikan akan tetap fokus pada bisnis jalan tol sekalipun nanti emiten tersebut jadi delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

Direktur Utama Nusantara Infrastructure M. Ramdani Basri menuturkan, jalan tol sudah menjadi tulang punggung bagi kinerja META selama bertahun-tahun. Kontribusi bisnis jalan tol mencapai hampir 65 persen dari total pendapatan perusahaan.

"Komitmen kami terhadap bisnis ini dibuktikan pada tahun lalu, di mana kami mengakuisisi 40 persen saham Jalan Tol MBZ atau Jakarta-Cikampek Elevated," ujar dia dalam paparan publik, Kamis (23/11/2023).

Dia melanjutkan, META juga bakal segera menggarap proyek JORR Elevated yang terbentang dari Cikunir sampai Ulujami dengan nilai investasi jumbo yakni Rp 21 triliun.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Nusantara Infrastructure Omar Danni Hasan menyatakan, prospek bisnis jalan tol tergolong menjanjikan. META telah mengelola jalan tol hampir 15 tahun. Ruas jalan tol kelolaan META ada yang sudah mature atau menghasilkan pendapatan, ada yang berada dalam fase pembangunan, hingga ada yang masih tahap pengembangan. 

Bisnis jalan tol pun dinilai bisa memberikan kontribusi pendapatan yang positif bagi META secara jangka panjang. 

“Kalau dikelola dengan baik, jalan tol ini bisa menghasilkan return investasi yang menarik,” kata Danni.

Manajemen META pun memastikan akan terus mengeksplorasi berbagai peluang untuk pengembangan bisnis jalan tol pada masa depan.

 

Belum Ada Pembahasan Relisting

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan melintasi layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) mengungkapkan pihaknya bakal mengevaluasi soal relisting atau pencatatan saham kembali di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ini mengingat, Perseroan bakal segera menjadi perusahaan tercatat. 

Sebelumnya, Perseroan telah menyampaikan rencana go private dan voluntary delisting kepada bursa setelah memperoleh persetujuan dari pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan yang akan dilaksanakan pada 19 Desember 2023.

Direktur Utama Nusantara Infrastructure Ramdani Basri menuturkan, pihaknya akan mempertimbangkan kembali soal relisting usai hengkang dari BEI. 

"Akan kita pikirkan dan evaluasi, ini masukkan buat manajemen. Kami pikirkan dan lihat perkembangannya," kata Ramdani dalam paparan publik, Kamis (23/11/2023). 

Meski demikian, ia menjelaskan, hingga saat ini belum ada pembahasan lebih lanjut dengan manajemen terkait potensi relisting.

Di samping itu, ia mengatakan, terdapat beberapa alasan perusahaan melakukan delisting. Pertama, voluntery dan force delisting karena perusahaannya tidak tumbuh alias bangkrut, tapi saat ini dalam kondisi  sedang tumbuh, sehingga pihaknya menawarkan ke pemegang saham untuk melepas sahamnya, karena beberapa alasan. 

Kemudian, setelah penambahan modal right issue pada 2010 dan 2018, META tidak menggalang dana dari pasar modal dan belum ada rencana. 

"Kinerja keuangan kuartal III kami merugi, kita enggak kasih dividen setelah tahun buku 2018, karena banyak proyek yang dikembangkan sehingga merugikan pemegang saham karena belum bisa kasih dividen," ujar dia. 

Dia bilang, ada pengembangan anak usaha jalan tol yang membutuhkan pendanaan besar dan butuh return lama, sehingga lama lagi untuk memberikan dividen. 

"Ini alasan untuk delisting, dibutuhkan dana besar dan sejauh ini perusahaan sulit kasih dividen ke pemegang saham, padahal investor butuh dividen. Kita delisting supaya investor tidak rugi," tandasnya. 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya