Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menghapus pencatatan efek Saham PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA). Langkah itu dilakukan usai Bentoel Internasional Investama mengajukan surat permohonan delisting pada 12 Oktober 2023 dan surat permohonan penghapusan pencatatan efek yang diajukan pada 9 Januari 2024.
"Dengan telah dipenuhinya persyaratan dan prosedur delisting sebagaimana yang terdapat pada ketentuan III.2 Peraturan Bursa No.: I-I tentang Penghapusan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Saham Kembali (Relisting), Bursa menyetujui penghapusan pencatatan Efek Perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI) efektif pada Selasa, tanggal 16 Januari 2024," mengutip pengumuman Bursa, Selasa (16/1/2024).
Baca Juga
Dengan dicabutnya status perseroan sebagai perusahaan tercatat (delisting), perseroan tidak lagi memiliki kewajiban sebagai perusahaan tercatat dan Bursa Efek Indonesia akan menghapus nama perseroan dari daftar perusahaan tercatat yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
Advertisement
Dalam hal Perseroan akan kembali mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia, proses pencatatan saham dapat dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku. Sebelumnya, PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) memutuskan untuk melepas status sebagai perusahaan terbuka dan menjadi tertutup (Go Private).
Proses delisting sempat terkendala sejumlah investor independen yang belum berpartisipasi dalam proses delisting perseroan. Pada 21 Maret 2022, perseroan telah melakukan pendaftaran permohonan dengan nomor 263/Pdt.P/2022/PN.Jkt.Sel pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan terkait permohonan penetapan ketidakhadiran terhadap sebagian pemegang saham perseroan yang tidak diketahui keberadaannya dan atau tidak dapat dijangkau oleh perseroan yang namanya telah disebutkan di dalam permohonan, dalam rangka perubahan status perseroan dari semula sebagai perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup.
Melansir data RTI, mayoritas saham perseroan sebesar 9,96 persen atau 36.385.995.701 lembar dimiliki oleh British American Tobacco (BAT). Sementara sisanya 0,04 persen atau 15.140.549 lembar saham dimiliki oleh masyarakat.
Â
Bidik Negara Maju, Bentoel Internasional Optimistis Ekspor Tumbuh
Sebelumnya diberitakan, PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) optimistis ekspor dapat bertumbuh pada 2023. Selain itu, perseroan juga mempertimbangkan untuk melakukan ekspor ke negara maju, seperti Jepang.Â
Presiden Direktur Bentoel Internasional Investama William Lumentut menuturkan, pihaknya optimistis ekspor meningkat pada 2023. Sejalan dengan itu, perseroan berharap produksi juga bisa tumbuh.
"Untuk produksi 2023 cukup optimistis dan ekspor juga optimistis," kata William dalam paparan publik, Senin (5/6/2023).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Bentoel Internasional Investama Dinar Shinta mengatakan, pihaknya telah melakukan ekspor ke beberapa negara maju, seperti Australia, Jepang serta New Zealand. Ekspor tersebut dilakukan langsung dari Malang.
"Kami consider ke negara maju selain Australia ada Jepang dan New Zealand. Jepang termasuk yang sangat ketat menyeleksi produk yang masuk ke negaranya. Itu artinya produk kita sudah sangat mumpuni," kata Dinar.
Dalam mencapai tujuan tersebut, Bentoel telah menyiapkan sejumlah strategi. Mulai dari memposisikan produk-produknya di masyarakat, mengembangkan ekspor serta mengoptimalkan sumber daya manusia (SDM). Selain itu, dari sisi ekspansi, perseroan telah meluncurkan produk berupa berupa rokok elektrik bernama vuse go.Â
"Kami sudah meluncurkan produk rokok elektrik sifatnya vape bernama vuse go, sudah di launching Februari 2023," kata William.
Meski demikian, ia mengaku belum bisa menjabarkan soal ekspansi yang akan dilakukan ke depannya. Tak hanya itu, selama 5 tahun terakhir telah menyerap belanja modal sekitar Rp 1,8 triliun hingga akhir 2022. Dengan begitu, perseroan berkomitmen akan terus melakukan investasi di Indonesia.
Â
Â
Advertisement
Rombak Jajaran Pengurus
Sebelumnya, PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) menyetujui perubahan susunan direksi dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Senin, 5 Juni 2023.
Dalam agenda tersebut, Widyo Rulyantoko disetujui untuk mengundurkan diri dari jabatan direktur perseroan. Dengan demikian, susunan direksi sebagai berikut:
Direksi
- Presiden Direktur: William LumentutÂ
- Direktur: Thomas Christian
- Direktur: Dinar Shinta
Di samping itu, perseroan juga mencatatkan penurunan penjualan dan peningkatan laba bersih pada 2022. Penjualan menurun 19,64 persen menjadi Rp 6,75 triliun pada 2022 dari Rp 8,40 triliun pada 2021. Laba bersih meningkat menjadi Rp 952,40 miliar pada 2022 dari Rp 7,96 miliar pada 2021.
Perseroan juga melakukan pengembangan bisnis ekspor, serta pencapaian dalam hal Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola atau Environmental, Social, and Governance (ESG).
Di tengah berbagai tantangan eksternal akibat kenaikan cukai dan dampak Covid-19, Perseroan berhasil membukukan laba kotor secara konsisten selama tiga tahun berturut-turut sejak 2020. Pada 2022 lalu, perseroan berhasil mencetak laba kotor sebesar Rp 1 triliun, meningkat 20 persen dibandingkan dengan laba kotor pada tahun sebelumnya.Â
Selain itu, perseroan juga berhasil mendatangkan investasi baru ke Indonesia melalui relokasi kapasitas produksi dari Singapura ke Malang, di mana keseluruhan kapasitas tambahan tersebut diperuntukkan untuk produk- produk ekspor. Penambahan kapasitas produksi ini sekaligus memperkuat posisi Perseroan sebagai pusat ekspor di BAT Group, dengan total negara tujuan ekspor sebanyak 21 negara pada 2022.
Â
Ekspor Perseroan
Direktur Bentoel Internasional Investama Dinar Shinta mengatakan, pihaknya telah melakukan ekspor ke beberapa negara maju dan mengklaim produknya berkualitas baik untuk diekspor. Ekspor tersebut dilakukan langsung dari Malang.
"Kami ekspor ke beberapa negara, consider ke negara maju selain Australia ada Jepang dan New Zealand," kata Dinar dalam paparan publik, Senin (5/6/2023).
Sementara itu, Presiden Direktur Bentoel Internasional Investama William Lumentut mengatakan, perseroan terus berkomitmen untuk mendukung program-program pemerintah dalam berbagai bidang.Â
"Pada 2022, perseroan telah berhasil melakukan ekspor produk-produk berkualitas tinggi kami ke 21 negara tujuan ekspor. Jumlah tersebut merupakan peningkatan yang pesat dari sebelumnya yang hanya berjumlah 8 negara pada 2016. Pencapaian ini tentunya turut memberikan kontribusi pada peningkatan pendapatan ekspor negara dan pertumbuhan ekonomi nasional," kata dia.
Dukungan terhadap program pemerintah juga diwujudkan melalui berbagai inisiatif ESG. Dalam bidang lingkungan, saat ini Perseroan telah 100 persen menggunakan energi listrik terbarukan dari penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan pembelian Renewable Energy Certificate (REC).Â
Advertisement