Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Kamis, 7 Maret 2024 ditutup naik 0,60 persen ke posisi 7.373,96. IHSG berada di level tertinggi 7.386,87 dan terendah 7.334,30, merupakan rekor baru tertinggi sepanjang masa.
Sayangnya, dari sisi nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) belum menunjukkan gairah yang sama. Pada perdagangan Kamis, nilai rata nilai transaksi harian (RNTH) baru mencapai Rp 11,98 triliun.
Baca Juga
Sementara Bursa cukup percaya diri rata-(RNTH) saham bisa tembus Rp 12,25 triliun pada tahun ini. Total frekuensi perdagangan 1.264.661 kali dengan volume perdagangan 26 miliar saham. Untuk itu, Bursa telah menyiapkan sejumlah rencana untuk gejot nilai transaksi.
Advertisement
"Bursa tetap membenahi sisi supply dan demand dengan menaikan jumlah emiten dan investor," kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia (BEI), Irvan Susandy kepada wartawan, dikutip Jumat (8/3/2024).
Dia menabahkan, landainya nilai transaksi itu disebabkan beberapa hal. Menurut dia, investor saat ini kemungkinan masih wait and see atas penetapan hasil pemilihan umum (pemilu).
Namun, secara jangka panjang, Irvan optimistis pasar Indonesia masih sangat menarik, ditandai dengan masuknya investor asing dan kenaikan IHSG hingga sentuh ATH baru.
"Bursa sedang mempersiapkan dan akan melakukan beberapa inisiatif seperti rencana menyediakan liquidity provider, pembenahan short selling, produk baru seperti single stock future dan lainnya. Hal ini untuk meningkatkan pendalaman pasar selain upaya meningkatkan likuiditas," imbuh Irvan.
Penutupan IHSG pada 7 Maret 2024
Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan pada penutupan perdagangan saham Kamis (7/3/2024). Sektor industri dasar menjadi pendoorng utama Penguatan IHSG. Kebalikannya, sektor teknologi membebani laju indeks saham.
Dikutip dari data RTI, IHSG naik 0,60 persen atau 44,16 poin ke posisi 7.373,96. Indeks LQ45 bertambah 0,25 persen ke posisi 996,56. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Pada perdagangan saham Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.386,87 dan terendah 7.334,30. Sebanyak 287 saham menguat sehingga angkat IHSG. Selain itu, 233 saham melemah dan 248 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.264.661 kali dengan volume perdagangan 26 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 12 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.650.
Mayoritas sektor saham (IDX-IC) menguat. Sektor saham industri dasar meroket 2,19 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham energi naik 0,92 persen, sektor saham infrastruktur bertambah 0,78 persen, sektor saham energi mendaki 0,92 persen.
Sementara itu, sektor saham teknologi turun 2,57 persen, sektor saham industri tergelincir 0,35 persen dan sektor saham siklikal susut 0,33 persen.
Â
Advertisement
Kata Analis
Dikutip dari Antara, Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menuliskan bahwa Ketua Federal Reserve Amerika Serikat (AS) Jerome Powell mengatakan bahwa dirinya masih memperkirakan adanya perubahan pada penurunan suku bunga tahun ini di hadapan Kongres AS.
Jerome Powell menyatakan hal yang tepat untuk mulai menurunkan suku bunga The Fed pada tahun ini, namun, hanya apabila terdapat keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi secara berkelanjutan bergerak menuju target 2 persen.
Pelaku pasar merespons pernyataan itu sebuah indikasi memperkuat prospek pemangkasan suku bunga acuan pada tahun ini.
Dari dalam negeri, posisi cadangan devisa (cadev) Februari 2024 sebesar 144,0 miliar dolar AS, atau lebih rendah dari sebelumnya sebesar 145,1 miliar dolar AS.
Namun demikian, posisi cadev tetap tinggi dan setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Harga Bitcoin Lesu Usai Sentuh Level Tertinggi USD 69.170
Sebelumnya diberitakan, Bitcoin mengalami perjalanan rollercoaster pada Selasa, 5 Maret 2024. Bitcoin mencapai level tertinggi baru sepanjang masa di posisi USD 69.170 atau sekitar Rp 1,08 miliar (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.720) sebelum anjlok.
Adapun harga bitcoin dalam 24 jam terakhir turun 0,57 persen ke posisi USD 66.457. Selama sepekan terakhir, harga bitcoin meroket 16,32 persen, berdasarkan data Coinmarketcap.com, Rabu, 6 Maret 2024.
Volatilitas ini terjadi di tengah lonjakan selama berminggu-minggu yang dipicu oleh persetujuan ETF Bitcoin pada Januari. Meskipun penurunan harga sangat dramatis, para analis berpendapat bahwa ini adalah perilaku yang umum terjadi selama pasar bullish.
Data historis menunjukkan kenaikan Bitcoin sebelumnya ke level tertinggi sepanjang masa ditandai dengan periode koreksi signifikan yang serupa. Pada 2017, Bitcoin mengalami penurunan lebih dari 25 persen dan menuju titik tertinggi sepanjang masa. Sementara itu, pada paruh pertama 2021, saat lonjakan setelah pandemi, pola serupa juga muncul, dengan koreksi sekitar 10 persen.
Konteks historis ini memberikan perspektif terhadap volatilitas yang terjadi saat ini, sehingga menunjukkan bahwa hal ini mungkin bukan merupakan penyebab kekhawatiran, melainkan merupakan ciri khas pasar bullish.
Dalam unggahan baru-baru ini di platform X, penyedia analisis on-chain Santiment menulis total open interest (OI) pada bursa Bitcoin, Ethereum (ETH), dan Solana (SOL) menurun secara signifikan setelah BTC mencapai titik tertinggi sepanjang masa.
Melansir laman Coindesk, Rabu (6/3/2024), Open interest Bitcoin turun USD 1,46 miliar (-12 persen) selama beberapa jam, sementara Ether turun USD 967 juta (-15 persen), dan Solana anjlok USD 424 juta (-20 persen).
Harga Bitcoin sempat mencapai level tertinggi baru sepanjang masa tepat di atas USD 69.200 pada tanggal 5 Maret, hanya sedikit lebih tinggi dari harga tertinggi sebelumnya sebesar USD 69,044 pada November 2021.
Advertisement