Bursa Asia Lesu di Tengah Rekor yang Dicetak Nasdaq

Saat ini, pelaku bursa Asia tengah menilai dampak angka inflasi Korea Selatan yang tercatat 2,4% untuk bulan Juni.

oleh Arthur Gideon diperbarui 02 Jul 2024, 08:30 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2024, 08:30 WIB
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,41%, sementara Topix berbasis luas tetap mendatar. Yen Jepang melemah ke level terendah baru dalam 38 tahun terhadap dolar AS, mencapai level 161,67. Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia jatuh di awal perdagangan Selasa ini. Sedangkan di Amerika Serikat (AS), Wall Street justru menguat dengan Nasdaq Composite mencetak rekor baru ditopang kekuatan saham teknologi.

Nasdaq naik 0,83% menjadi berakhir pada 17.879,3. Kenaikannya dipimpin oleh kenaikan saham Microsoft, Apple, dan pembuat chip Nvidia.

Saat ini, pelaku bursa Asia tengah menilai dampak angka inflasi Korea Selatan yang tercatat 2,4% untuk bulan Juni. Angka ini meleset dari ekspektasi para ekonom yang disurvei oleh kantor berita internasional yang memperkirakan tingkat inflasi sebesar 2,7%.

Mengutip CNBC, Selasa (2/7/2024), Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,41%, sementara Topix berbasis luas tetap mendatar. Yen Jepang melemah ke level terendah baru dalam 38 tahun terhadap dolar AS, mencapai level 161,67.

Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,22% dan saham berkapitalisasi kecil Kosdaq turun 0,39% setelah data inflasi dirilis.

S&P/ASX 200 Australia turun 0,15% di awal perdagangan.

Indeks Hang Seng Hong Kong berjangka berada di 17,556, lebih rendah dari penutupan terakhir HSI di 17,718.61.

Di AS, gerak saham berjangka sedikit berubah pada Senin malam setelah indeks acuan utama ditutup lebih tinggi pada awal paruh kedua 2024, karena kinerja saham teknologi yang lebih baik.

Dow Jones Industrial Average berjangka turun 43 poin, atau 0,1%. S&P 500 berjangka tergelincir 0,1%, dan Nasdaq 100 berjangka turun hampir 0,2%.

IHSG Berpeluang Menguat Terbatas, Tengok Rekomendasi Saham Hari Ini 2 Juli 2024

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menguat terbatas dan rawan koreksi pada perdagangan Selasa (2/7/2024). IHSG akan menguji posisi 7.149.

IHSG naik 1,08 persen ke posisi 7.139 pada perdagangan Senin, 1 Juli 2024 dan masih didominasi oleh volume pembelian, penguatannya mampu menembus moving average (MA)60 harian. Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave 1 dari wave 3, sehingga penguatan IHSG akan cenderung terbatas dan rawan koreksi membentu wave (iv) ke rentang area 6.960-7.077.

"Adapun area penguatan IHSG diperkirakan menguji 7.149,” kata Herditya.

Ia prediksi, IHSG berada di level support 6.945,6.843 dan level resistance 7.191,7.256 pada Selasa pekan ini.

Sementara itu, dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan level resistance di 7.090-7.160.

Rekomendasi

Untuk rekomendasi saham hari ini, PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO), dan  PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA).

Sementara itu, Herditya memilih saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).

Infografis Modus Robot Trading Net89, Sudah Ada 8 Tersangka Kasus Investasi Bodong
Infografis Modus Robot Trading Net89, Sudah Ada 8 Tersangka Kasus Investasi Bodong (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya