Bursa Incar IPO Perusahaan Mercusuar dengan Aset di Atas Rp 3 Triliun

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan memiliki satu calon Perusahaan tercatat yang masuk kategori lighthouse di dalam pipeline.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 03 Jul 2024, 11:25 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2024, 11:23 WIB
Bursa Incar IPO Perusahaan Mercusuar dengan Aset di Atas Rp 3 Triliun
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengincar sejumlah perusahaan skala besar dengan aset di atas Rp 3 triliun untuk melantai di Bursa lewat penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengincar sejumlah perusahaan skala besar dengan aset di atas Rp 3 triliun untuk melantai di Bursa lewat penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Perusahaan-perusahaan tersebut dikelompokkan sebagai lighthouse company atau perusahaan mercusuar.

Sebelumnya, Bursa menargetkan pencatatan 3 perusahaan lighthouse pada 2024. Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini sudah ada calon perusahaan tercatat dari  kategori tersebut yang berada di pipeline IPO Bursa. Sayangnya, Nyoman enggan membeberkan entitas perusahaan mercusuar yang bakal debut di Bursa itu.

"Berdasarkan update terkini dari proses penawaran umum perdana (IPO), saat ini BEI memiliki 1 calon perusahaan tercatat yang masuk kategori lighthouse di dalam pipeline yang berasal dari sektor recreational & sport facilities. Satu lighthouse company menyampaikan akan mengupdate dokumennya dari sektor real estate," beber Nyoman kepada wartawan, Rabu (3/7/2024).

BEI optimistis jumlah perusahaan tercatat yang masuk kategori lighthouse dapat bertumbuh seiring dengan meningkatnya minat perusahaan-perusahaan di berbagai sektor untuk memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan. BEI senantiasa akan memberikan dukungan yang diperlukan untuk mendorong pencatatan saham perusahaan-perusahaan yang potensial untuk berkembang di Pasar Modal Indonesia.

Sebelumnya, Nyoman menjelaskan perusahaan-perusahaan yang masuk kategori lighthouse, selain memiliki aset di atas Rp 3 triliun, yakni memiliki free float atau porsi saham yang dimiliki publik setidaknya 15 persen. Bursa sendiri terbuka untuk mengakomodir kebutuhan pencatatan saham perusahaan mercusuar.

"Perusahaan yang kita anggap lighthouse company, itu kita selalu targetkan. Pada prinsipnya, ke semua yang besar-besar (itu) kita approach. Pokoknya sepanjang tahun ini paling tidak yang kita kategorikan lighthouse itu bisa tercatat di antara (target) 200-250 pencatatan efek pada 2024," kata Nyoman.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


35 Calon Emiten Antre di Pipeline IPO BEI hingga 21 Juni 2024

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Adapun hingga 21 Juni 2024, terdapat 25 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO itu sebesar Rp 3,95 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini terdapat 35 perusahaan yang siap debut di Bursa. Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor konsumer non-siklikal.

"Hingga saat ini, terdapat 35 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, Minggu (23/6/2024).

Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 8 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 21 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar. Sisanya 6 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar.

Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 2 Perusahaan dari sektor basic materials

• 3 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

• 11 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

• 2 Perusahaan dari sektor energy

• 1 Perusahaan dari sektor financials

• 3 Perusahaan dari sektor healthcare

• 4 Perusahaan dari sektor industrials

• 1 Perusahaan dari sektor infrastructures

• 2 Perusahaan dari sektor properties & real estate

• 4 Perusahaan dari sektor technology

• 2 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

 

 

 


Pipeline Obligasi

IHSG
Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bersamaan dengan itu, Bursa mencatat 46 emisi dari 34 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline obligasi. Saat ini, telah diterbitkan 47 emisi dari 31 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp 50,3 triliun.

Lebih lanjut, berikut klasifikasi sektor penerbitan obligasi:

• 3 Perusahaan dari sektor basic materials

• 3 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

• 2 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

• 1 Perusahaan dari sektor energy

• 16 Perusahaan dari sektor financials

• 0 Perusahaan dari sektor healthcare

• 2 Perusahaan dari sektor industrials

• 6 Perusahaan dari sektor infrastructures

• 0 Perusahaan dari sektor properties & real estate

• 1 Perusahaan dari sektor technology

• 0 Perusahaan dari sektor transportation & logistic


Pipeline Rights Issue

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun untuk aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue, masih terdapat 24 perusahaan tercatat dalam pipeline.

Adapun per 21 Juni 2024, telah terdapat 10 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp 30,71 Triliun. Selanjutnya, 24 perusahaan tercatat dalam pipeline rights issue BEI dengan rincian sektor sebagai berikut:

• 1 Perusahaan dari sektor basic materials

• 8 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

• 4 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

• 4 Perusahaan dari sektor energy

• 5 Perusahaan dari sektor financials

• 0 Perusahaan dari sektor healthcare

• 0 Perusahaan dari sektor industrials

• 1 Perusahaan dari sektor infrastructures

• 0 Perusahaan dari sektor properties & real estate

• 0 Perusahaan dari sektor technology

• 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya