Bursa Saham Asia-Pasifik Dibuka ke Zona Merah, Kenapa?

Pasar saham Asia-Pasifik bergerak ke zona merah karena pedagang di Asia menganalisis data ekonomi penting dari Jepang dan Korea Selatan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 11 Sep 2024, 08:30 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2024, 08:30 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

 

Liputan6.com, Jakarta Pasar saham Asia-Pasifik dibuka lebih rendah pada hari Rabu, meskipun Wall Street mencatat kenaikan menjelang laporan inflasi konsumen AS bulan Agustus yang akan dirilis pada hari Rabu.

Pedagang di Asia menganalisis data ekonomi penting dari Jepang dan Korea Selatan. Korea Selatan melaporkan bahwa tingkat pengangguran turun menjadi 2,4% pada bulan Agustus, level terendah sejak tahun 1999 ketika data ini pertama kali dicatat, menurut Statistik Korea.

Dikutip dari CNBC, Rabu (11/9/2024), Survei Reuters Tankan, jajak pendapat bulanan yang melacak sentimen bisnis di Jepang, menunjukkan bahwa kepercayaan bisnis pada produsen besar turun menjadi plus 4 pada bulan September, terendah dalam tujuh bulan terakhir, dari plus 10 pada bulan Agustus. Sentimen untuk sektor non-manufaktur turun untuk bulan ketiga berturut-turut menjadi plus 23, dari plus 24.

Calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, dan Wakil Presiden Demokrat, Kamala Harris, akan bertemu untuk pertama kalinya dalam debat presiden yang akan berlangsung pada pagi hari di Asia.

Secara terpisah, Komisi Perdagangan Federal (FTC) telah memperingatkan perusahaan ritel Jepang, Seven & i, bahwa mereka mungkin akan menyelidiki potensi kesepakatannya dengan perusahaan Kanada, Alimentation Couche-Tard, seperti yang dilaporkan Reuters, mengutip dua sumber.

Seven & i baru-baru ini menolak proposal Couche-Tard, sebagian karena kekhawatiran antitrust di AS. Saham perusahaan tersebut turun hampir 2% pada Rabu pagi.

Raksasa pembuat chip, Taiwan Semiconductor Manufacturing Corp, mengumumkan pendapatan bulan Agustus sebesar 250,87 miliar Dolar Taiwan Baru ($7,8 miliar), meningkat 33% dibandingkan tahun lalu namun turun 2,4% dari bulan Juli.

Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,7% dan indeks Topix yang lebih luas turun 0,86%.

Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,20%, sementara Kosdaq yang berfokus pada perusahaan kecil naik 1,61%.

Indeks S&P/ASX 200 Australia naik tipis.

Futures indeks saham Hang Seng Hong Kong berada di level 17.072, lebih rendah dari penutupan terakhir HSI di 17.190.

 

Saham di Amerika Serikat

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Semalam di AS, saham-saham berfluktuasi selama sesi perdagangan hari Selasa, dengan dua dari tiga indeks utama AS berakhir di zona hijau, karena pedagang memperkirakan pemotongan suku bunga yang banyak diantisipasi pada pertemuan Federal Reserve bulan September dapat meredakan kekhawatiran terkait pelemahan ekonomi.

Indeks S&P 500 naik 0,45%, Nasdaq Composite naik 0,84%, sementara Dow Jones Industrial Average turun 0,23%.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya