Liputan6.com, Jakarta Dalam beberapa tahun terakhir, investor ritel menjadi kekuatan baru di pasar modal, didukung oleh perkembangan teknologi digital dan maraknya komunitas media sosial. Perubahan ini tidak hanya meningkatkan partisipasi publik dalam investasi, tetapi juga mengubah pola pergerakan harga saham dan strategi para pelaku pasar.
Dulu, pasar modal didominasi oleh investor institusi seperti reksa dana dan perusahaan asuransi. Kini, investor ritel, terutama dari kalangan milenial dan Gen Z, menunjukkan pertumbuhan signifikan.
Baca Juga
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 14,35 juta SID. Di mana 99,69 persen di antaranya merupakan investor individu atau ritel.
Advertisement
Beberapa faktor pendorong peningkatan investor ritel di pasar modal antara lain kemudahan membuka rekening efek secara online. Bersamaan dengan itu, kini modal investasi yang terjangkau, mulai dari Rp 100.000. Tak kalah penting, informasi dan edukasi yang tersebar luas di media sosial juga menjadi salah satu pendukung kesadaran investor untuk melakukan investasi.
Peran Media Sosial sebagai “Pusat Informasi” Investor
Komunitas di platform seperti X (Twitter), Instagram, TikTok, dan Telegram menjadi pusat diskusi aktif bagi para investor ritel, melahirkan fenomena “Stock Influencer”. Investor pemula sering mengandalkan rekomendasi dari influencer yang membagikan analisis saham atau berbagi pengalaman pribadi.
Grup diskusi saham seperti di Telegram atau Facebook menjadi tempat berbagi informasi, mulai dari riset pasar hingga rekomendasi saham gorengan. Namun, media sosial juga menghadirkan risiko, seperti informasi yang kurang valid atau manipulasi pasar (pump and dump).
Lindungi Investor Ritel
Untuk melindungi investor ritel dari risiko berlebihan, pemerintah dan otoritas pasar modal telah meningkatkan edukasi dan regulasi. BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) rutin mengadakan webinar, kelas online, dan kampanye seperti Yuk Nabung Saham.
"BEI bekerjasama dengan lebih dari 900 Perguruan Tinggi di Indonesia melalui Galeri Investasi, melakukan edukasi dan sosialisasi pasar modal kepada anak muda dan masyarakat agar masyarakat bisa ikut menikmati potensi pertumbuhan pasar modal Indonesia yang terus tumbuh," ungkap Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik kepada Liputan6.com, Kamis (5/12/2024).
Advertisement
Kampanye Aku Investor Saham
Kampanye "Aku Investor Saham" memberikan kebanggan kepada anak muda dan menyampaikan pesan inklusif kalau setiap orang bisa jadi investor. Bursa juga memiliki program Sekolah Pasar Modal.
Sekolah Pasar Modal (SPM) adalah program edukasi dan sosialisasi pasar modal yang diselenggarakan secara berkala oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Jenis Sekolah Pasar Modal yang diselenggarakan adalah Sekolah Pasar Modal Reguler (SPM Rutin dan SPM Syariah), Sekolah Pasar Modal Online dan Sekolah Pasar Modal Institusi dan Komunitas. Dalam menyelenggarakan SPM Reguler dan SPM Online, BEI bekerja sama dengan The Indonesia Capital Market Institute (TICMI). Seluruh masyarakat umum dapat menjadi peserta SPM apabila telah melakukan pendaftaran sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.