Liputan6.com, Jakarta - PT Hero Global Investment Tbk, perusahaan holding yang bergerak bidang energi baru terbarukan akan menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) yang menawarkan 1,3 miliar saham dengan nilai nominal Rp 25.
Mengutip laman e-ipo, PT Hero Global Investment Tbk menawarkan saham perdana itu setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Harga saham perdana yang ditawarkan Rp 200-Rp 230 per saham. Dengan demikian, dana yang diraup dari IPO sebesar Rp 299 miliar.
Advertisement
Baca Juga
Perseroan akan memakai dana IPO antara lain sekitar 66 persen untuk melakukan setoran modal kepada perusahaan anak yakni PT Siantar Sitanduk Energi (SSE). SSE akan memakai dana itu untuk belanja modal dan modal kerja. Kemudian sekitar 31 persen akan digunakan untuk melakukan setoran modal kepada perusahaan anak yakni PT Multiprima Hidro Energi (MHE) dan akan dipakai MHE sebagai belanja modal dan modal kerja.
Advertisement
Adapun setelah IPO, pemegang saham pengendali perseroan yakni Rudy Chandra, Hendrianto Thamrin, dan Robert Njo akan secara bersama-sama memiliki 80 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.
Pemegang saham pengendali telah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat sehubungan dengan saham dalam PT Hero Global Investment Tbk pada 8 November 2024 dengan SEP International Netherlands B.V yang merupakan anak usaha yang dimiliki sepenuhnya oleh Shikoku Electric Power Company Inc (Yonden).
Hal ini sehubungan dengan transaksi jual beli atas sebagian dari saham setelah penawaran umum perdana saham pengendali, dengan harga yang sesuai dengan harga penawaran umum perdana perseroan yang akan ditentukan setelah proses penawaran awal selesai (transaksi).
"Pelaksanaan transaksi itu akan dilakukan paling lambat satu bulan setelah saham perseroan tercatat di Bursa Efek Indonesia. Setelah penyelesaian transaksi tersebut, pemegang saham pengendali masih memiliki pengendalian atas perseroan dengan kepemilikan mayoritas mereka sebesar 55 persen dalam perseroan,” demikian seperti dikutip dari prospektus perseroan.
Pengalihan Saham
Seiring transaksi itu, Rudy Chandra akan mengalihkan 552.500.000 saham atau 8,5 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum. Selain itu, masing-masing Robert Njo dan Hendrianto Thamrin akan mengalihkan sejumlah 536.250.000 saham atau 8,25 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum.
Berdasarkan perjanjian jual beli saam itu tergantung pada penyelesaian penawaran umum perdana saham perseroan, penyampaian bukti kepemilikan penuh Yonden dalam SEPI, dan masing-masing pemegang saham pengendali perseroan dan SEPI telah memperoleh dan menyampaikan bukti persetujuan pasangan dan atau organ perusahaan yang diperlukan untuk melaksanakan transaksi.
Pada tanggal diterbitkannya prospektus, pemegang saham pengendali perseroan telah memperoleh persetujuan dari masing-masing pasangannya untuk melakukan transaksi pada 11 Oktober 2024. SEPI telah menyelesaikan uji tuntas hukum, teknis, dan keuangan terhadap perseroan.
Adapun Yonden menjadi suatu perusahaan publik di Jepang dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Tokyo sejak 1954. Yonden adalah salah satu dari sepuluh perusahaan utilitas listrik utama di Jepang yang berfokus pada pembangkitan, transmisi, dan distribusi listrik kepada pelanggan di seluruh wilayah Shikoku di Jepang.
Advertisement
Kebijakan Dividen
Untuk melaksanakan IPO ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek yakni PT OCBC Sekuritas Indonesia dan PT UOB Kay Hian Sekuritas.
Adapun setelah IPO, perseroan mulai tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024 dan seterusnya akan membagikan dividen maksimal 30 persen dari laba bersih dari tahun buku yang bersangkutan.
"Besarnya pembagian dividen akan bergantung pada jumlah laba bersih dari tahun buku yang bersangkutan dan setelah dikurangi dengan penyisihan untuk cadangan yang diputuskan oleh RUPS sesuai dengan ketentuan UUPT,” demikian seperti dikutip.
Hingga 30 Juni 2024, perseroan mencatat pendapatan Rp 56,51 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 60,17 miliar. Meski pendapatan turun, perseroan membukukan kenaikan laba periode tahun berjalan menjadi Rp 26,30 miliar hingga 30 Juni 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 21,51 miliar.
Aset perseroan turun menjadi Rp 727,88 miliar hingga 30 Juni 2024 dari Desember 2023 sebesar Rp 766,22 miliar. Total liabilitas turun menjadi Rp 258,31 miliar hingga 30 Juni 2024 dari 31 Desember 2023 sebesar Rp 313,08 miliar. Sedangkan total ekuitas naik menjadi Rp 469,57 miliar hingga 30 Juni 2024 dari Desember 2023 sebesar Rp 453,13 miliar.