IHSG Melompat Usai Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga, Bagaimana Prospeknya?

IHSG melompat 1,7 persen pada 15 Januari 2025 didorong oleh sentimen positif dari penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dari 6% menjadi 5,75%.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Jan 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2025, 06:00 WIB
IHSG Melompat Usai Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga, Bagaimana Prospeknya?
Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) menguat signifikan ke level 7.079 dengan kenaikan sebesar 1,77% pada Rabu, 15 Januari 2025.(Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) menguat signifikan ke level 7.079 dengan kenaikan sebesar 1,77% pada Rabu, 15 Januari 2025.

Pengamat pasar modal sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengungkapkan, kenaikan tersebut didorong oleh sentimen positif dari penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dari 6% menjadi 5,75%.

"Kebijakan ini memberikan harapan baru bagi pasar, terutama sektor perbankan, yang menjadi pendorong utama kenaikan IHSG," ulas Hendra dalam ulasan yang diterima Liputan6.com, Kamis, (16/1/2025).

Saham-saham seperti BBCA, BMRI, BBRI, dan BBNI mencatatkan kenaikan tajam, masing-masing 2,89%, 6,48%, 7,63%, dan 6,78%, menunjukkan respon positif dari investor terhadap langkah BI yang bertujuan meningkatkan likuiditas dan daya beli masyarakat.

Namun, meskipun penurunan suku bunga memberikan sentimen positif, penguatan IHSG di tengah ketidakpastian global tetap menghadapi tantangan. Sentimen negatif dari kebijakan ekonomi global, seperti Trumponomic dan potensi langkah-langkah The Fed, dapat membatasi rally IHSG dalam jangka panjang.

"Meskipun begitu, likuiditas yang longgar diharapkan dapat mempertahankan momentum positif, setidaknya dalam waktu dekat, dengan IHSG diperkirakan akan menguji resistance di 7.197 dan support di 7.014 dalam perdagangan mendatang," imbuh Hendra.

Untuk Januari 2025, IHSG diproyeksikan bergerak dalam rentang 7.140 hingga 7.263, dengan kemungkinan mencapai 7.300 pada kuartal pertama jika sentimen positif domestik terus mendominasi. Fundamental ekonomi yang kuat dan kebijakan pro-pasar akan sangat menentukan kemampuan IHSG untuk melanjutkan penguatannya di tengah tantangan global yang ada.

Di tengah optimisme pasar, beberapa saham layak dikoleksi seperti BBRI dengan target harga 4.240, BMRI di 6.000, ESSA di 940, dan SCMA di 199. Saham-saham ini memiliki prospek penguatan yang menarik, terutama BBRI dan BMRI yang mendapat manfaat langsung dari penurunan suku bunga, serta ESSA yang berpotensi menguat seiring membaiknya kondisi pasar.

"Investor disarankan tetap waspada terhadap perkembangan global yang dapat mempengaruhi pasar, seperti kebijakan The Fed dan data ekonomi AS, untuk mengoptimalkan portofolio mereka di tengah momentum positif ini," pungkas Hendra.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Penutupan IHSG pada 15 Januari 2025

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ke posisi 7.000 pada perdagangan Rabu (15/1/2025). Penguatan IHSG seiring mayoritas sektor saham yang menghijau.

Mengutip data RTI, IHSG melonjak 1,77 persen ke posisi 7.079,56. Indeks LQ45 bertambah 3,23 persen ke posisi 827,11. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.

Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.084,56 dan level terendah 6.977,77. Sebanyak 330 saham menguat sehingga angkat IHSG. 264 saham melemah dan 211 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.382.244 kali dengan volume perdagangan 19,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 10,8 triliun. Posisi dolar  Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.295.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing beli saham Rp 593,59 miliar. Sepanjang 2025, investor asing jual saham Rp 3,35 triliun.

Mayoritas sektor saham menghijau. Sektor saham keuangan melonjak 3,12 persen, dan catat penguatan terbesar. Disusul sektor saham properti naik 2,63 persen, sektor saham energi menguat 0,58 persen, sektor saham consumer nonsiklikal bertambah 1,02 persen.

Selain itu, sektor saham consumer siklikal mendaki 1,29 persen, sektor saham perawatan kesehatna menguat 0,54 persen. Lalu sektor saham teknologi melesat 1,1 persen, sektor saham infrastruktur mendaki 1,01 persen dan sektor saham transportasi melesat 0,77 persen.

Sementara itu, sektor saham basic susut 0,55 persen, sektor saham industri merosot 0,18 persen.

Apa Saja Sentimen IHSG?

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa regional Asia bergerak variasi, pasar tampaknya berhati-hati menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).

Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 14-15 Januari 2025, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi berada di level 5,75 persen.

Suku bunga deposit facility turun 25 bps menjadi di level 5 persen. Sedangkan suku bunga lending facility juga diputuskan untuk turun 25 bps menjadi di level 6,5 persen.

Dari mancanegara, indeks harga produsen Amerika Serikat (AS) pada Desember 2024 yang naik 0,2 persen, atau lebih rendah dari ekspektasi kenaikan 0,4 persen.

“Data yang lebih rendah dari perkiraan memberikan sedikit kelegaan bagi pasar ekuitas, tetapi, demikian pasar tetap berhati-hati menjelang rilis data inflasi konsumen AS yang dapat mempengaruhi prospek kebijakan moneter The Federal Reserve (the Fed),” demikian seperti dikutip.

Dari Jepang, Deputi Gubernur Bank Jepang Ryozo Himino mengindikasikan awal pekan ini bahwa bank sentral kemungkinan akan membahas potensi kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan pekan depan, dan menambahkan meskipun perkembangan harga dan ekspektasi inflasi secara umum sesuai rencana, risiko domestik dan global tetap menjadi perhatian.

Selanjutnya, pasar juga fokus perhatian di mana bank sentral China meningkatkan suntikan likuiditas jangka pendek. Bank sentral menyuntikkan sebesar 958,4 miliar Yuan China, yang bertujuan untuk mengimbangi berakhirnya fasilitas pinjaman jangka menengah, memenuhi permintaan musim, mengatasi kebutuhan uang tunai yang meningkat menjelang Tahun Baru Imlek, dan mempertahankan likuiditas yang cukup dalam sistem perbankan.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya