Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Kamis (16/1/2025). IHSG akan menguji posisi 7.120-7.197.
IHSG naik 1,77 persen ke posisi 7.079 disertai dengan munculnya volume pembelian pada perdagangan Rabu, 15 Januari 2025.
Advertisement
Baca Juga
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksono menuturkan, penguatan IHSG ini merupakan bagian awal dari wave © dari wave B pada skenario hitam, masih terdapat peluang IHSG menguat menguji 7.120-7.197.
Advertisement
“Namun, apabila IHSG menembus 6.931, maka diperkirakan IHSG akan menguji 6.742-6.835 untuk membentuk wave © dari wave Y,” ujar Herditya dalam catatannya.
Herditya menuturkan, IHSG akan berada di level support 6.931,6.843 dan level resistance 7.120,7.197 pada Kamis pekan ini.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis moving average (MA) 5 harian disertai volume.
“Selama di atas garis MA5, IHSG berpeluang untuk kembali rebound dan menguji resistance garis MA20,” ujar Wafi.
Ia menambahkan, jika kembali breakdown garis MA5, IHSG berpeluang untuk kembali melemah dan membuat lower low (LL) level. Adapun pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.000-7.200.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan resistance di 7.000-7.110.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Blue Bird Tbk (BIRD), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), dan PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA).
Sedangkan Wafi memilih saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Blue Bird Tbk (BIRD) - Buy on Weakness
Saham BIRD menguat 4,95% ke 1.590 dan masih didominasi oleh volume pembelian, penguatan BIRD pun mampu menembus MA20.
"Selama masih mampu berada di atas 1,530 sebagai stoplossnya, posisi BIRD saat ini berada pada bagian dari wave [iii] dari wave A dari wave (B)," kata Herditya.
Buy on Weakness: 1.550-1.590
Target Price: 1.650, 1.725
Stoploss: below 1.530
2.PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) - Buy on Weakness
Saham BRMS terkoreksi 2,87% ke 406 disertai dengan munculnya volume penjualan tetapi masih tertahan oleh MA60. "Saat ini, posisi BRMS diperkirakan berada pada bagian awal dari wave (c) dari wave [b]," tutur dia.
Buy on Weakness: 390-406
Target Price: 452, 478
Stoploss: below 376
3.PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) - Buy on Weakness
Saham ENRG bergerak flat ke 250 disertai dengan munculnya volume penjualan. "Kami perkirakan, posisi ENRG sedang berada di wave [ii] dari wave C, sehingga ENRG akan terkoreksi terlebih dahulu," kata Herditya.
Buy on Weakness: 236-248
Target Price: 272, 288
Stoploss: below 228
4.PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) - Buy on Weakness
Saham ESSA terkoreksi ke 865 disertai dengan munculnya volume penjualan, tetapi koreksinya masih tertahan MA60. "Kami perkirakan, posisi ESSA saat ini berada pada bagian dari wave [c] dari wave B," ujar dia.
Buy on Weakness: 840-850
Target Price: 895, 910
Stoploss: below 820
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 15 Januari 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ke posisi 7.000 pada perdagangan Rabu (15/1/2025). Penguatan IHSG seiring mayoritas sektor saham yang menghijau.
Mengutip data RTI, IHSG melonjak 1,77 persen ke posisi 7.079,56. Indeks LQ45 bertambah 3,23 persen ke posisi 827,11. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.
Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.084,56 dan level terendah 6.977,77. Sebanyak 330 saham menguat sehingga angkat IHSG. 264 saham melemah dan 211 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.382.244 kali dengan volume perdagangan 19,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 10,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.295.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing beli saham Rp 593,59 miliar. Sepanjang 2025, investor asing jual saham Rp 3,35 triliun.
Mayoritas sektor saham menghijau. Sektor saham keuangan melonjak 3,12 persen, dan catat penguatan terbesar. Disusul sektor saham properti naik 2,63 persen, sektor saham energi menguat 0,58 persen, sektor saham consumer nonsiklikal bertambah 1,02 persen.
Selain itu, sektor saham consumer siklikal mendaki 1,29 persen, sektor saham perawatan kesehatna menguat 0,54 persen. Lalu sektor saham teknologi melesat 1,1 persen, sektor saham infrastruktur mendaki 1,01 persen dan sektor saham transportasi melesat 0,77 persen. Sementara itu, sektor saham basic susut 0,55 persen, sektor saham industri merosot 0,18 persen.
Sentimen IHSG
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa regional Asia bergerak variasi, pasar tampaknya berhati-hati menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).
Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 14-15 Januari 2025, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi berada di level 5,75 persen.
Suku bunga deposit facility turun 25 bps menjadi di level 5 persen. Sedangkan suku bunga lending facility juga diputuskan untuk turun 25 bps menjadi di level 6,5 persen.
Dari mancanegara, indeks harga produsen Amerika Serikat (AS) pada Desember 2024 yang naik 0,2 persen, atau lebih rendah dari ekspektasi kenaikan 0,4 persen.
“Data yang lebih rendah dari perkiraan memberikan sedikit kelegaan bagi pasar ekuitas, tetapi, demikian pasar tetap berhati-hati menjelang rilis data inflasi konsumen AS yang dapat mempengaruhi prospek kebijakan moneter The Federal Reserve (the Fed),” demikian seperti dikutip.
Dari Jepang, Deputi Gubernur Bank Jepang Ryozo Himino mengindikasikan awal pekan ini bahwa bank sentral kemungkinan akan membahas potensi kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan pekan depan, dan menambahkan meskipun perkembangan harga dan ekspektasi inflasi secara umum sesuai rencana, risiko domestik dan global tetap menjadi perhatian.
Selanjutnya, pasar juga fokus perhatian di mana bank sentral China meningkatkan suntikan likuiditas jangka pendek. Bank sentral menyuntikkan sebesar 958,4 miliar Yuan China, yang bertujuan untuk mengimbangi berakhirnya fasilitas pinjaman jangka menengah, memenuhi permintaan musim, mengatasi kebutuhan uang tunai yang meningkat menjelang Tahun Baru Imlek, dan mempertahankan likuiditas yang cukup dalam sistem perbankan.
Advertisement