Mathias Muchus: Lama-lama Batik Bisa Ditinggalkan

Mathias Muchus berharap harga batik tidak terlalu mahal agar tidak ditinggalkan masyarakat Indonesia.

oleh Rizky Aditya Saputra diperbarui 02 Okt 2014, 23:30 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2014, 23:30 WIB
Mathias Muchus_20140314
Mathias Muchus berperan sebagai Roeslan dalam sinetron drama yang berjudul "Detak Cinta" menghadiri acara jumpa pers di Kawasan Pajajaran, Bogor, Jawa Barat, Jum'at (14/3). Foto/Lipitan6.com : Andrian Martinus Tunay

Liputan6.com, Jakarta Tepat di Hari Batik Nasional yang jatuh pada Kamis (2/10/2014), aktor senior Mathias Muchus justru melancarkan kritik pedas. Menurutnya, kondisi batik saat ini bisa terancam akibat ulah tangan penyuplai itu sendiri.

Harga batik yang bernilai selangit, sangat disesalkan oleh Mathias. Jika kondisi itu terus terjadi, bukan tidak mungkin batik perlahan ditinggalkan oleh masyarakat.

"Hari batik semoga tidak berhenti di satu hari ini saja. Dan jangan sampai batik jadi pakaian yang mahal seperti produk luar negeri. Karena saya lihat banyak batik yang harganya mahal sekali, kalau begini terus, lama-lama takutnya batik akan ditinggalkan," ujar Mathias Muchus di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (2/10/2014).

"Pemerintah semoga bisa memperhatikan ini, jangan sampai batik dikenal sebagai produk eksklusif. Kreativitas boleh eksklusif, tapi jangan sampai mahal," lanjutnya.

Sebagai tanda memperingati Hari Batik Nasional, pemain film Laskar Pelangi ini juga tampil beda ketika menghadiri gala premier film terbarunya, Garuda 19. Suami Mira Lesmana itu mengenakan kain mirip sarung dengan corak batik. Hal itu pun langsung menjadi perhatian banyak orang.

"Oh ini kain tradisional Sumba, tadi bingung mau ke sini pakai baju apa. Karena berhubung Hari Batik Nasional makanya saya pakai ini. Saya tidak mau pakai pakaian formal yang bukan kepunyaan Indonesia hari ini," ujar Mathias.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya