Liputan6.com, Jakarta Seorang aktor sejatinya ibarat bunglon. Saat masuk ke dalam peran yang ia mainkan, ia beralih rupa dengan sosok yang diperankannya. Begitulah yang dilakukan almarhum Didi Petet setiap kali berakting.
Meski aslinya bukan sosok kemayu, peran banci dimainkan dengan sempurna oleh Didi sebagai Emon di tiga film Catatan Si Boy. Ia juga berakting jempolan sebagai Kabayan di lima film Kabayan. Bagi orang Sunda, selain Kang Ibing, dialah sosok Kabayan paling dikenal.
Advertisement
Namun, selain Kabayan dan Emon, Didi sebetulnya banyak main film bagus. Ia bahkan meraih piala Citra gelar Aktor Pendukung Terbaik FFI tahun 1988. Ia juga beberapa kali diunggulkan di beberapa film lain.
Memilih lima film terbaik Didi Petet dari sekitar 56 film yang sudah ia bintangi dari 1985 lewat Semua Karena Ginah hingga 2015 di Guru Bangsa: Tjokroaminoto, tidaklah mudah.
Setelah menimbang-nimbang, berikut 5 film terbaik yang dibintangi Didi Petet pilihan Liputan6.com:
Baca juga:
Didi Petet, Antara Si Emon dan Kabayan
Mengenang Didi Petet (1956-2015), Aktor dengan A BesarÂ
Â
6
Sebagai Bobby di Cinta Anak Zaman (1988)
Ini adalah film yang membawa Didi Petet meraih Piala Citra pertama dan satu-satunya sepanjang tiga puluh tahun kariernya di layar lebar. Didi membawa pulang piala Aktor Pendukung Terbaik.
Kisahnya tentang cerita khas remaja. Heidy (Paramitha Rusady), pelatih senam, jatuh cinta pada Rendy (Donny Damara), penyiar radio. Kemudian mereka memutuskan menikah. Rumah tangga ternyata tak seelok masa pacaran. Banyak cekcok. Sahabat Heidy, Windy (Ira Wibowo) ingin mereka pisah. Sedang sahabat Rendy,Bobby (Didi Petet) mencoba sebaliknya. Banyak humor remaja terlontar di sana-sini.
Di masa itu, Didi memang dikenal sebagai aktor film remaja berkat kesuksesan Catatan Si Boy. Meski begitu, ia sudah menunjukkan bakatnya sebagai aktor watak.
Advertisement
5
Sebagai Joe di Namaku... Joe (1988)
Pasca sukses Catatan Si Boy, Didi Petet kebagian peran utama. Di sini, Didi berperan sebagai Joe. Sutradara Catatan Si Boy, Nasri Cheppy tampaknya ingin memenuhi dahaga masyarakat yang ingin melihat sosok Didi lebih banyak.
Tak lagi peran pendukung, tukang banyol alias objek kelucuan, tapi jadi bintang utama. Yang unik, di film ini ia seolah bertukar peran dengan Onky Alexander, si pemeran Boy. Kali ini, Didi, si Joe, yang jadi rebutan cewek cantik, Meriam Bellina dan Paramitha Rusady.
Percobaan Nasri menyodorkan Didi sebagai bintang utama rupanya berhasil. Namaku... Joe menjadi film terlaris ke-4 di Jakarta tahun 1989.
4
Sebagai Oom Pasikom di Oom Pasikom (1990)
Film ini punya judul lain, Parodi Ibukota. Oom Pasikom sendiri adalah tokoh kartun rekaan GM Sudarta yang mengisi harian Kompas. Kartun Oom Pasikom, tentu Anda sudah tahu, memang kerap mengomentari berbagai masalah aktual dengan satir jenaka.
Nah, tokoh kartun itu dihidupkan ke dalam film dengan Didi Petet sebagai pemerannya.
Di versi film, Oom Pasikom seorang sopir yang sangat sayang dengan mobil pribadinya, tapi juga pelit karena sebenarnya penghasilannya pas-pasan. Sebaliknya, istrinya (Lenny Marlina) justru konsumtif.
Dalam ulasan pendek di buku Film Indonesia 1926-2005, JB Kristanto menulis, sesuai dengan judulnya, Parodi Ibukota, film ini bagai sebuah sketsa masyarakat. Lewat kacamata Oom Pasikom ini, kisah-kisah "kecil" ibukota disampaikan: arisan nyonya-nyonya, istri yang kesepian, operasi kebersihan kota yang "tak adil" buat pengusaha kecil, mahasiswi yang sedang menulis skripsi, dan lain-lainnya.
Advertisement
3
Sebagai Egy di Boneka dari Indiana (1990)
Nya Abbas Akup adalah sineas master film komedi Indonesia. Dari tangannya lahir film-film komedi cerdas. Film terakhirnya sebelum ia menghembuskan nafas di usia 59 tahun pada 1991 adalah Boneka dari Indiana.
Di film ini, Didi Petet berperan sebagai Egy, seorang suami yang takut pada sang istri, Cece (Lydia Kandou), dalam segala hal, urusan kantor maupun urusan rumah. Lebih jauh lagi, Egy pun berada di bawah pengaruh mertuanya, Yudho (Ami Prijono).
Demi sebuah proyek besar, Egy diperintah mendekati Eya (Meriam Bellina), wanita simpanan seorang pejabat berpengaruh. Perkenalannya dengan Eya membuat Cece cemburu, tapi juga membuat Egy sadar akan usaha mertuanya yang tidak peduli lingkungan. Ia mulai memberontak dan berhenti jadi boneka. Egy akhirnya menjadi suami yang normal dan berwibawa di hadapan istri dan mertuanya.
Kritikus film JB Kristanto menyebut film ini, "Sebuah film sindiran sosial khas Nya Abbas Akup."
2
Sebagai Dahlan di Sepondok Dua Cinta (1990)
Bagaimana jadinya bila dalam satu rumah ada dua cinta? Itulah problema cinta yang hendak disodorkan MT Risyaf (sutradara Naga Bonar) dalam film berjenis komedi romantik khas Indonesia ini.
Syahdan, Dahlan (Didi Petet) yang baru bercerai, menikah lagi dengan Nurlela (Eva Arnaz). Tapi, di lain pihak, mantan istri Dahlan, Tati (Marissa Haque) mendadak pulang ke rumah lantaran merasa punya hak atas rumah yang mereka beli berdua.
Maka, berbagai kejadian kocak antara suami, istri, dan mantan istri tinggal serumah pun jadi sumber pengundang tawa film ini. Menarik bagaimana cinta sejati akhirnya menjadi pemenang dari segala keriuhan di film ini.
Sepondok Dua Cinta adalah bukti sineas kita bisa bikin film komedi romantis cerdas yang tak kalah dari Hollywood. Dan Didi Petet di sini tak ubahnya Billy Crystal di film-film komedi romantis rekaan Nora Ephron.
Advertisement
1
Sebagai Johar di Jermal (2009)
Inilah film yang menunjukkan akting terbaik Didi Petet. Di film ini kita melihatnya sebagai aktor watak yang super matang. Ia menanggalkan semua peran komikal yang pernah dilakoninya. Kita seolah lupa ia pernah jadi si banci Emon, Kabayan yang lugu tapi cerdik, atau pun Egy si suami takut istri.
Di Jermal, Didi Petet berperan sebagai Johar, penguasa jermal, tempat penjaringan ikan di tengah laut. Kita tahu, jermal kerap mempekerjakan anak-anak tak manusiawi. Di sinilah kita kemudian melihat Didi yang jadi pengawas jermal yang keras pada pekerjanya yang masih kanak-kanak.
Jermal telah menempa Johar jadi keras. Di tempat itu ia lari dari masa lalunya. Namun, masa lalunya datang ke jermal dalam wujud bocah bernama Jaya. Johar pun bertemu pada posisi dilematis. Segalanya kita saksikan lewat ekspresi dan bahasa tubuh Didi.
Di film karya Ravi Bharwani ini, dengan tampang brewokan, Didi Petet menunjukkan akting sempurnanya.*** (Ade/Fir)
Â