Liputan6.com, Jakarta Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) tahun 2017 kembali diselenggarakan tahun ini oleh Kedutaan Besar Australia. FSAI tahun ini akan diselenggarakan di tiga kota besar di Indonesia, yakni Jakarta (26-29 Januari) di XXI Senayan City, Makassar (28-29 Januari) di XXI Trans Studio, dan Surabaya (4-5 Januari) di XXI SUTOS.
Ada sembilan film pilihan yang akan ditayangkan dalam FSAI 2017, enam dari Australia, dan tiga lainnya mewakili Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Menariknya, yang diputar dalam festival ini adalah film-film yang telah memenangkan sejumlah penghargaan, atau diputar di festival kelas dunia. Bahkan salah satunya, baru saja ditetapkan sebagai salah satu nominasi Film Terbaik Oscar.
Tentu saja, ini menjadi kesempatan emas buat para penggemar film. Apalagi, pemutaran film diadakan tanpa dipungut biaya. Bila tertarik untuk menontonnya, jangan lupa mendaftar pada situs FSAI2017.evenbrite.com.
Sebelum mendaftar, pastikan Anda mengetahui jadwal pemutaran film-film di FSAI 2017 berikut ini:
Lion
Jakarta (Minggu, 29 Januari)
Makassar (Sabtu, 28 Januari)
Surabaya (Minggu, 5 Februari)
Lion adalah sebuah film yang diangkat dari novel A Long Way Home, dan merupakan kisah nyata dari sang penulis, Saroo Brierley. Tak hanya diputar dalam sejumlah festival film dunia, Lion juga menjadi salah satu kandidat pemenang Film Terbaik dalam perhelatan Piala Oscar 2017.
Film yang dibintangi Dev Patel dan Nicole Kidman ini berkisah tentang seorang anak India berumur lima tahun yang tersesat di jalanan Kalkuta, ribuan kilometer dari rumah. Setelah melewati berbagai tantangan, ia akhirnya diadopsi oleh sebuah keluarga Australia. Sekitar 25 tahun kemudian, ia kemudian berkelana mencari keluarganya yang hilang.
Advertisement
Girl Asleep
Jakarta (Jumat, 27 Januari)
Film Girl Asleep telah meraih sejumlah penghargaan dalam beberapa festival film di Australia. Salah satunya adalah Audience Award for Most Popular Feature di Adelaide Film Festival 2015.
Film ini menceritakan seorang gadis muda bernama Greta Driscoll. Menjelang umur 15, dia tidak sanggup meninggalkan masa kanak-kanaknya yang memberikan kenyamanan. Ia mesti menghadapi dunia baru yang tidak stabil dan tidak dapat dimengerti.
Spear
Jakarta (Sabtu, 28 Januari)
Makassar (Minggu, 29 Januari)
Film Spear, memberikan satu sajian yang cukup berbeda. Cerita mengalir lewat gerak tari yang dilakukan oleh Bangarra Dance Company. Spear mengikuti perjalanan seorang pemuda Aborigin bernama Djalil dari pedalaman Australia sampai kota Sydney. Ia tengah mencari makna hidup seseorang dengan tradisi kuno dalam suatu dunia modern.
Film Spear mendapat penghargaan spesial dari UNESCO dalam Asia Pacific Screen Awards 2015.
Advertisement
Looking for Grace
Jakarta (Jumat 28 Januari)
Makassar (Minggu, 29 Januari)
Surabaya (Sabtu, 4 Februari)
Setelah seorang gadis remaja bernama Grace hilang, orangtuanya dengan bantuan seorang penyelidik berusaha untuk menemukannya. Meereka sendiri, bergumul dengan cerita dan rahasia mereka sendiri.
Looking for Grace mendapat penghargaan Victoria and Tasmania Gold Award untuk film panjang dari Australian Cinematographers Society 2016.
Satellite Boy
Jakarta Sabtu, 28 Januari)
Surabaya (Sabtu, 4 Februari)
Satellite Boy telah ditayangkan di sejumlah festival dunia, mulai dari Berlin International Film Festival 2013 hingga Dhaka International Film Festival 2014.
Film ini mengangkat hidup seorang anak sepuluh tahun bernama Pete, yang tinggal bersama kakeknya di bioskop tua yang terbengkalai di padang gurun. Saat tempat tinggalnya terancam akan dibongkar, Pete yang berusia sepuluh tahun pergi ke kota bersama sahabatnya untuk menyelamatkan tempat tinggalnya. Namun mereka tersesat di pedalaman Australia.
Advertisement
The Ravens
Jakarta (Minggu 29 Januari)
Saat ayah Ruby tiba-tiba kembali dari perang, kodisinya yang tidak stabil menjadi hambatan bagi keluarganya untuk berhubungan kembali dengan pria ini. Kecemasan Ruby lantas diproyeksikan pada sepasang burung gagak, yang dengan waspada menjaga sarang mereka.
The Ravens adalah pemenang Grand Prize dalam Heartland Film Festival 2016 dan Golden Knight Award dalam Malta International Film Festival.
What The Don't Talk When They Talk About Love
Jakarta (Jumat 27 Januari)
Makassar (Sabtu, 28 Januari)
Surabaya (Minggu, 5 Februari)
What They Don't Talk When They Talk About Love adalah salah satu film Tanah Air yang mengangkat sudut pandang berbeda, yakni tentang penyandang difabilitas. Lebih khususnya lagi, tentang kisah cinta para tunanetra muda.
Film karya sutradara muda Mouly Surya ini telah diputar di sejumlah festival besar, salah satunya Rotterdam Interational Film Festival.
Advertisement
Sokola Rimba
Jakarta (Sabtu, 28 Januari)
Ini adalah kisah nyata pejuang pendidikan Butet Manurung, yang diangkat sineas kawakan Riri Riza dan Mira Lesmana. Jatuh bangun Butet Manurung dalam mengajar penduduk asli Orang Rimba di hutan Bukit Duabelas, Jambi, dimuat dalam film ini.
Film Sokola Rimba meraih gelar Film Terbaik di Piala Mata 2013, dan Aktris Wanita Terbaik di Indonesian Movie Awards 2013 untuk Butet Manurung.
Sendiri Diana Sendiri
Jakarta (Kamis, 26 Januari)
Film drama yang dirilis pada tahun 2015 ini mengisahkan hidup Diana yang jungkir balik saat saat sang suami mengatakan ingin punya istri kedua. Diana menyadari bahwa dia harus memulai membangun hidupnya sendiri.
Advertisement