Liputan6.com, Jakarta - Mendengar kata Tengkorak, tentunya hal-hal mengerikanlah yang terbayang-bayang di dalam kepala kita. Namun uniknya, justru kata tersebut yang dijadikan sebagai judul film garapan civitas akademika Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.
Tengkorak sendiri memiliki sinopsis yang menjanjikan bagi ukuran film Indonesia. Dikisahkan bahwa umat manusia telah menemukan fosil kerangka sepanjang 1.756 meter yang berumur 120 ribu tahun di pulau Jawa ketika terjadi gempa pada 2006. Temuan ini membuat bingung pemuka agama, politisi, dan para ilmuwan.
Advertisement
Baca Juga
Dunia lalu berdebat antara melakukan penelitian atas temuan fosil tengkorak tersebut atau melenyapkannya dari muka bumi atas dasar kemanusiaan. Seorang gadis bertekad untuk mengungkap misteri di balik penemuan fosil tengkorak tersebut dan memberitakannya ke dunia.
Tak sampai di situ. Tengkorak bahkan diproduseri oleh Dekan Sekolah Vokasi UGM saat ini, Wikan Sakarinto. "Pencetus ide pertama adalah Yusron Fuadi, sutradara merangkap bintang film, dan editor. Itu sekitar tiga tahun yang lalu mulai gerilya syuting," Wikan Sakarinto menyampaikan kepada Liputan6.com saat dihubungi baru-baru ini.
"Latar belakangnya kami nekat dan ingin membuktikan bahwa kita bisa membuat film layar lebar fiksi ilmiah, genre yang sudah langka di dunia perfilman Indonesia. Serta, menjadi proyek profesional bagi mahasiswa Vokasi, khususnya Prodi Diploma Komputer dan Sistem Informasi (Konsentrasi Multimedia) Sekolah Vokasi UGM," ia melanjutkan.
Bagi sang dekan, posisinya saat ini di Sekolah Vokasi UGM, sangat memudahkan dan mendukung proses produksi dan pasca-produksi film Tengkorak. "Kita bikin film ini selama tiga tahun lebih. Waktu yang relatif lama. Jadi tidak mengganggu pekerjaan sebagai dekan," terang Wikan.
Â
Â
Melibatkan Dekan-Dekan dan Rektor UGM
Bersama sekitar 10 dekan serta Rektor UGM Panut Mulyono, Wikan Sakarinto juga ikut tampil bermain dalam film Tengkorak serta menjadi casting director. Ditambah lagi, sutradara Yusron Fuadi merupakan salah satu dosen Sekolah Vokasi UGM. Uniknya, dari jajaran pemain, aktris utamanya, Eka Nusa Pertiwi, merupakan alumni ISI Yogyakarta.
Tak hanya civitas dan para pejabat UGM yang di-casting oleh Wikan Sakarinto, masyarakat Gunung Kidul, serta seniman Yogyakarta dan Jawa Tengah pun turut dilibatkan untuk bermain dalam film Tengkorak. Musik pengiring untuk film ini juga melibatkan para musikus Yogyakarta.
Proses produksi Tengkorak dikerjakan penuh oleh Tim Sekolah Vokasi UGM dan dibantu oleh pihak ISI dalam proses pasca-produksinya. Sementara itu, efek khususnya dikerjakan penuh oleh dosen dan mahasiswa Sekolah Vokasi UGM sebagai Proyek Akhir untuk mahasiswa semester akhir sebagai syarat kelulusan.
Meskipun mengaku tak bisa disejajarkan dengan film-film besar di Tanah Air, Wikan Sakarinto tetap berharap Tengkorak yang berdurasi hampir dua jam dengan nuansa khas Yogyakarta serta beberapa bahasa dari negara lain ini bisa segera tayang pada 2018.
Advertisement