Film The Kid Who Would Be King Dapat Acungan Jempol dari Kritikus

Liputan6.com, Jakarta Film The Kid Who Would Be King, mulai tayang di bioskop Tanah Air Rabu (23/1/2019). Penayangan film ini di Indonesia, lebih dulu ketimbang di Amerika Serikat yang baru akan memutarnya pada 25 Januari besok.

Meski begitu, seperti biasa, para kritikus film dan kalangan media di Negeri Paman Sam sudah menyaksikan film yang disutradarai Joe Cornish ini. Ternyata, The Kid Who Would Be King mendapat respons positif dari para kritikus.

Hal ini, setidaknya tercermin dari penilaian film tersebut di situs agregat Rotten Tomatoes dan Metascore.

Pada Kamis, (24/1/2019) The Kid Who Would Be King mendapat skor 87 persen di Rotten Tomatoes. Sementara di Metacritic, film ini mendapat penilaian 67, yang artinya secara umum mendapat penilaian yang positif.

Sebagian besar kritikus menilai film yang menuturkan kembali kisah Raja Arthur ini sebagai sebuah tontonan yang menyenangkan.

"The Kid Who Would Be A King menyegarkan kembali legenda Arthur untuk generasi baru, dengan kisah yang ramah keluarga tapi setajam pedang Excalibur," tutur Brian Truitt dari USA Today.

"Secara mengejutkan, ini adalah film yang menyenangkan, penuh aksi, dan Patrick Stewart yang berambut gila (sebagai Merlin 'tua') dan sejumlah lelucon yang bagus, film ini datang benar-benar di waktu yang tepat," tutur Lindsey Bahr dari Associated Press.

Dana Schwartz dari Entertainment Weekly juga memuji naskah film ini, yang dinilai lebih baik dari film anak lainnya.

The Kid Who Would Be King mengisahkan tentang nasib seorang murid tak populer, Alex (Ashbourne Serkis), yang berubah setelah ia menemukan pedang Excalibur. Ia, mendapat tanggung jawab untuk menyelamatkan dunia dari seorang penyihir jahat, Morgana (Rebecca Ferguson).

Tak ada jalan lain, ia mesti menyatukan kekuatan dengan penyihir Merlin (Patrick Stewart), teman dan juga musuhnya di sekolah, untuk menghentikan Morgana.