Liputan6.com, Jakarta Ribuan pelayat mengiringi prosesi misa hingga pemakaman Djaduk Ferianto di Padepokan Bagong Kussudiardja Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta, pada Rabu (13/11/2019).
Misa rekuiem (misa untuk arwah orang yang meninggal) dipimpin Romo Gregorius Budi Subanar, SJ. Romo Banar yang juga akrab dengan Djaduk Ferianto punya banyak kenangan dengan sang seniman.
Advertisement
Baca Juga
Di sela khotbah, Romo Banar mengaku sangat sulit menahan kesedihan karena kepergian Djaduk Ferianto.
"Tapi saya sudah janji sama Petra (istri Djaduk Ferianto -red.) untuk tidak sedih," ungkap Romo Banar.
Djaduk Sangat Toleran
Romo Banar menceritakan pengalaman bersama Djaduk. Sehari-hari, Djaduk mengingat Tuhan sekaligus sangat toleran. Djaduk dikenal peduli pada sesama, namun tak melupakan kebahagiaan keluarganya.
"Telah banyak yang diberikan Mas Djaduk. Kalau biasanya Mas Djaduk membuat orang banyak datang berkumpul, kini orang datang berkumpul untuk Mas Djaduk," ujarnya.
Â
Advertisement
Sederhana dan Peduli Pada Sesama
Usai rekuiem, perwakilan keluarga besar, yakni mantan Kapolda DIY, Irjenpol (Purn) Hakka Astana, membagikan pengalaman dan masa kecil Djaduk Ferianto, termasuk saat ia lahir.
Saat Djaduk Ferianto lahir, keluarga Bagong Kussudiarjo masih dalam keadaan sederhana dan prihatin. Keadaan politik dan ekonomi Indonesia saat itu yang masih belum stabil.
"Djaduk Ferianto lahir dalam keadaan sederhana, menjalani hidup dengan sederhana dan selalu peduli pada sesama," ucap Hakka.
Kenangan Mantan Menteri Agama
Pidato pelepasan Djaduk disampaikan mantan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin. Dalam kesempatan itu, Lukman menyebut toleransi adalah hal utama yang dipetiknya dari Djaduk.
"Dia bahkan tak mau melanjutkan lagu saat berkumandang azan, meski saat itu diminta meneruskan. Bagi Djaduk tak mungkin lagunya bersaing dengan lantunan azan meski dia non-Muslim," Lukman mengenang.
Advertisement
Permakaman Keluarga
Jenazah diberangkatkan ke permakaman keluarga di Sembungan Kasihan Bantul, yang berjarak sekitar satu kilometer dari Padepokan Bagong Kussudiarjo. Ratusan pelayat tetap mengikuti pemakaman.
Di antara ribuan pelayat, tampak hadir sejumlah artis di antaranya gitaris Gigi Dewa Budjana, penyanyi jaz Syaharani, dan penyanyi rap Marjuki Kill the DJ.
(Wisnu Wardhana)