Alim Sugiantoro Menyambut Baik Pembukaan Kelenteng Kwan Sing Bio 

Alim Sugiantoro mengaku senang ada yang peduli dengan Kelenteng Kwan Sing Bio.

oleh Aditia Saputra diperbarui 27 Okt 2020, 22:14 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2020, 09:20 WIB
Alim Sugiantoro
Alim Sugiantoro

Liputan6.com, Jakarta Ketua Penilik Domisioner Kwan Sing Bio, Tuban, Jawa Timur, Alim Sugiantoro menyambut baik atas dibukanya kembali kelenteng terbesar di Asia Tenggara itu. 

Dirinya mengaku sangat gembira karena ada tokoh yang peduli terhadap kelenteng untuk mendamaikan persoalan. Pasalnya, hampir tiga bulan pintu masuk kelenteng digembok. 

“Saya sangat gembira sekali, karena ada orang-orang yang peduli dengan kelenteng Tuban karena ini aset negara. Semoga kedamaian ini bisa lancar,” ujar Alim Sugiantoro, usai membuka gembok pintu kelenteng kepada wartawan, Minggu (25/10/2020). 

Alim Sugiantoro yang juga seorang produser beberapa film, mengaku saat ini pintu kelenteng telah dibuka dan umat bisa melakukan sembahyang secara damai. Namun, tetap memperhatikan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus corona.

“Pintu sudah dibuka, umat bisa sembahyang tetapi tetap memperhatikan protokol kesehatan Covid-19,” tegas Alim Sugiantoro.

 

Terima Kasih

Alim Sugiantoro
Alim Sugiantoro

Alim Sugiantoro berterimah kasih kepada tiga tokoh berhasil mendamaikan dua kubu yang berselisih di internal Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio.

Tiga tokoh itu adalah Alim Markus Bos Maspion Group, Soedomo Mergonoto Owner Kopi Kapal Api, dan Paulus Welly Afandi pengusaha Tionghoa asal Surabaya.

 

Dibuka

Alim Sugiantoro
Alim Sugiantoro

Menurut Alim Markus, kelenteng ini harus dibuka agar seluruh umat bisa sembahyang seperti biasanya. Termasuk, semua orang tidak boleh melanggar ketertiban dan kehormatan. 

“Umat harus bersatu dan bangkit lebih besar. Karena tempat ini terkenal, jangan ada penggembokan lagi,” kata Alim Markus.

 

Umat

Hal sama juga disampaikan Soedomo Mergonoto Owner Kopi Kapal Api. Ia menyampaikan tempat ibadah kelenteng ini bukan miliknya seorang pribadi tetapi milik umat. 

“Jika digembok dari depan, maka akan merugikan masyarakat dan umat oleh kubu berselisih pendapat, tetapi tidak boleh mengorbankan umat,” tegas Soedomo Mergonoto.

Bos kopi kapal api itu menambahkan, dua kubu kelenteng yang berselisih pendapat ini telah berkomitmen untuk menyerahkan persoalan ini kepada pihak yang netral. Tujuannya, agar segala persoalan yang ada disini cepat ada titik terang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya