Liputan6.com, Jakarta - Yura Yunita menjadi penampil utama dalam acara malam puncakpertunjukan finalis 7 terbaik dari Pocari Sweat Bintang SMA 2023 di Hall Basket Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (11/11/2023).
Ketujuh finalis dipilih melalui proses seleksi yang ketat dari 24.556 partisipan yang tersebar dari 706 sekolah di 30 provinsi dan 135 kota di seluruh Indonesia.
Advertisement
Yura mengungkapkan kebahagiaannya bisa menemukan banyak hidden gem dari penampilan seluruh finalis Top 7 Bintang SMA 2023.
"Hari ini senang sekali bisa datang dan menilai langsung penampilan seluruh finalis. Merinding banget bagaimana kemampuan anak SMA untuk unjuk bakat," kata Yura di sela-sela acara.
Aset Bangsa
Yura antusias sekaligus senang ada acara yang bisa menyalurkan kreatifitas anak-anak SMA saat ini. Sebab, menurut dia, kreatifitas anak muda perlu dijaga dan diarahkan demi hasil yang bermanfaat bagi orang lain.
"Kehadiran mereka, anak-anak muda ini adalah aset bangsa Indonesia yang perlu dijaga karena menjadi inspirasi anak muda Indonesia lainnya," Yura menjelaskan.
Advertisement
Sweat for Dream
Marketing Director PT Amerta Indah Otsuka Puspita Winawati mengatakan, sejak 2019, Pocari Sweat Bintang SMA konsisten membawa komunikasi Sweat for Dream sebagai wadah untuk anak-anak SMA atau sederajat yang ingin mewujudkan mimpi dengan usaha dan keringat.
"Dan spesial di edisi tahun kelimanya, malam ini kita bisa disuguhkan penampilan memukau dari ketujuh finalis yang berbakat di acara Grand Final,” kata Wina.
Dinilai Juri Kompeten
Pocari Sweat Bintang SMA 2023 dinilai oleh juri-juri yang kompeten dibidangnya masing-masing, Yura Yunita (penyanyi dan pencipta lagu), Jovial da Lopez (content creator sekaligus Chief Creative Officer Narasi), Ufa Sofura (penari dan koreografer), dan Reza Rahadian (aktor).
"Sepanjang tiga tahun keikutsertaan saya sebagai juri Bintang SMA, saya melihat dari tahun ke tahun terjadi peningkatan antusiasme dari anak-anak SMA serta kualitas bakat yang semakin baik dan beragam," kata Reza Rahadian.
"Tahun ini, dukungan dari anak-anak SMA, sekolah juga semakin terlihat dari offline hingga di online. Dan itu menjadi ekosistem yang suportif untuk anak-anak SMA menunjukkan bakatnya," Reza Rahadian menuturkan.
Advertisement