Liputan6.com, Jakarta Fenomena pagar laut misterius di perairan Tangerang dan Bekasi menyita perhatian artis sekaligus anggota DPR RI, Rieke Diah Pitaloka. Ia lantas menyenggol Presiden RI Prabowo Subianto.
Ini disampaikan Rieke Diah Pitaloka kala sidak ke kawasan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, lalu mengkritisi banyak hal. Salah satunya, hutan mangrove alias bakau yang “pindah” tempat bahkan hilang.
Advertisement
Baca Juga
Bintang sinetron Bajaj Bajuri berterima kasih ke Presiden Prabowo karena telah bersikap tegas atas pagar laut sepanjang 30,16 km di Tangerang dan Kabupaten Bekasi. Namun, eksekusinya harus terus diawasi.
Advertisement
“Ayo Pak Prabowo, semangat Pak Prabowo. Terima kasih sudah tegas. Balik lagi, kuulangi ya, proyek ini bukan proyek Pemerintah Pusat. Proyek ini di-approve oleh Pemerintah Provinsi,” kata Rieke Diah Pitaloka.
Aku Ada Surat-Suratnya
Dalam video yang diunggah di akun Instagram terverifikasi, Minggu (26/12/2025), bintang film Berbagi Suami mengklaim punya bukti surat-menyurat terkait pagar laut misterius di Kabupaten Bekasi.
“Nah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat, aku ada surat-suratnya. Ada surat menyurat resminya. Pemerintah Pusat enggak setuju karena ini adalah overlay-nya, tata ruangnya, tidak untuk pelabuhan. Kementerian terkait juga sudah menolak,” ujarnya.
Advertisement
Nusantara Power
“Kemudian di sini ada BUMN, namanya Nusantara Power sudah memperingatkan. Eh, sembarangan banget ya? Sembarangan banget. Aku emosi jiwa nih, enggak kelar-kelar,” Rieke Diah Pitaloka menyambung.
Politisi PDIP itu menhgingatkan posisi Kabupaten Bekasi terkait zona ekonomi internasional. Negara Kesatuan Republik Indonesia juga punya aturan terlait Zona Ekonomi Eksklusif atau ZEE.
Jangan Merasa Karena Punya Duit
Karenanya batas laut, pesisir, luas daratan, hingga panjang (garis) pantai suatu negara dan sebagainya tak boleh diakali mengingat semua itu terkait dengan hubungan international.
“Jadi jangan merasa karena punya duit dan dekat dengan kekuasaan lo bisa matok gitu saja. Enggak bisa dong. Ini negara cuy. Gara-gara ini justru terjadi abrasi. Orang dibabat hutan mangrove-nya,” Rieke Diah Pitaloka mengomel.
Advertisement