Menyusuri Momen Dramatis Band The Script, Ditinggal Gitaris untuk Selamanya hingga Tuntut Penyanyi James Arthur

Di balik penantian para penggemar The Script di Indonesia atas digelarnya konser bulan ini di ICE BSD dari tur dunia bertema Satellites World Tour 2025, tersimpan sejumlah momen dramatis yang pernah mewarnai para personelnya.

oleh Ruly Riantrisnanto diperbarui 06 Feb 2025, 20:30 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2025, 20:30 WIB
[Bintang] The Script
The Script (AFP / Andrew H. Walker / GETTY IMAGES NORTH AMERICA)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta The Script, grup musik asal Dublin, Irlandia, akan terbang menuju ke Indonesia untuk keempat kalinya dalam rangka konser yang dipromotori oleh Color Asia Live di ICE BSD City, Tangerang, Banten (kawasan sekitar Jakarta) pada 14 Februari 2025 - dan di Surabaya, Jawa Timur, pada 16 Februari 2025 mendatang.

Sebelumnya, band berawal dari format trio ini, sekarang terdiri dari kuartet Danny O'Donoghue (vokal), Glen Power (drum), Benjamin Sargeant (bass, member tur yang direkrut tahun lalu), dan Ben Weaver (gitar, direkrut tahun lalu), sempat mampir ke Indonesia untuk menggelar konser pada 2011, 2018, dan 2022 lalu.

Tentunya, ini menjadi kabar baik bagi para penggemar grup musik yang didirikan sejak 2001 lalu. Fans tentu sudah tak sabar untuk menantikan sejumlah lagu hit dibawakan oleh mereka. Sebut saja "The Man Who Can't Be Moved", "Hall of Fame", hingga "Superheroes".

Namun, di balik penantian para penggemar Indonesia atas digelarnya tur dunia bertema Satellites World Tour 2025 ini, tersimpan sejumlah momen dramatis yang pernah mewarnai Danny O'Donoghue dan Glen Power. Setelah konser di Indonesia pada 2022 lalu, gitaris mereka, Mark Sheehan, meninggal dunia setahun kemudian.

Selain itu, mungkin masih teringat juga di benak fans perihal kasus The Script menuntut penyanyi asal Inggris, James Arthur, atas tuduhan penjiplakan salah satu lagu hit mereka. Rasanya cukup menarik juga mengingat kembali momen-momen dramatis band pengusung genre musik pop dan rock ini.

Kasus Tuntutan terhadap James Arthur

[Bintang] James Arthur
James Arthur (Foto: AFP / Brian Killian / GETTY IMAGES NORTH AMERICA)... Selengkapnya

Merunut momen dramatis secara berurutan, The Script terlebih dahulu menuntut James Arthur pada Mei 2018, sebulan setelah mereka tampil ke Indonesia untuk tampil di Jakarta pada 10 April 2018. Melansir theguardian.com, James Arthur digugat atas pelanggaran hak cipta.

The Script mengklaim bahwa singel berjudul "Say You Won’t Let Go" milik pemenang ajang pencarian bakat X Factor tahun 2016 itu, menjiplak lagu "The Man Who Can’t Be Moved" milik mereka yang dirilis pada tahun 2008. Namun, Arthur membantah semua klaim dari para personel The Script.

Menurut Richard Busch selaku pengacara The Script, James Arthur telah menghasilkan US$20 (kini setara Rp326,7 miliar) juta dari lagu tersebut. Menurut gugatan tersebut, James Arthur mendekati anggota Script pada tahun 2014 untuk mengusulkan kolaborasi yang mereka tolak. Busch menduga Arthur kemudian menyalin “esensi” dari "The Man Who Can’t Be Moved".

Fans Setuju dengan Kemiripan Kedua Lagu

[Bintang] The Script
The Script (AFP / Robin Marchant / GETTY IMAGES NORTH AMERICA)... Selengkapnya

Melansir Billboard, disampaikan bahwa para penggemar sebelumnya pernah mengomentari kemiripan antara kedua lagu tersebut. Kesamaan mencakup birama 4/4 yang sama, tempo yang sama, permulaan gitar empat bar, serta dianggap menggunakan melodi vokal dan struktur harmoni yang serupa.

The Script juga kala itu dikabarkan sempat menyewa seorang ahli musik untuk menugaskan sebuah laporan tentang kedua lagu tersebut pada tahun 2016. Richard Busch juga sempat meminta pengadilan untuk memutuskan bahwa James Arthur telah melanggar hak cipta.

Sang pengacara juga meminta penghitungan semua pendapatan streaming, distribusi, penerbitan, hingga tur terkait lagu tersebut. The Script juga meminta ganti rugi yang layak, sesuai hukum yang berlaku.

Namun, tampaknya tuntutan ini sempat melunak. Hal itu tampak dari pernyataan Mark Sheehan mengenai kasus ini. “Hal yang penting tentang semua ini adalah seluruh orang terlibat dalam hal ‘kata dia, katanya’, dan kami tidak ingin merendahkan James," ungkapnya, kepada The Sun pada 2018.

“Saya tidak ingin siapa pun merendahkan kami, jadi Anda harus melindungi karier semua orang. Kami pikir James adalah seniman yang fantastis,” sambung Mark Sheehan, melansir xsnoize.com.

 

Reaksi James Arthur

James Arthur
James Arthur saat tampil dalam World Music Award di Monte Carlo Sporting Club, 27 Mei 2014. (AFP/Valery Hache)... Selengkapnya

Merespons dugaan kemiripan lagunya yang sudah mencuat pada 2017, sebelum tuntutan dilayangkan, James Arthur pernah mengatakan bahwa "tidak ada kasus" yang perlu ditanggapi. "Sekarang tahun 2017, hanya ada tujuh not dalam musik. Setiap lagu blues terdengar sama saja. Orang-orang menjadi marah tentang hal-hal ini tanpa alasan," kata James Arthur.

Mengutip Huffington Post, beberapa sumber mengklaim bahwa kedua belah pihak rupanya sepakat untuk tidak membicarakan kasus ini secara terbuka, sebagai bagian dari kesepakatan. Namun pada 2021, James sempat mengungkapkan perasaannya mengenai kasus ini dalam serangkaian unggahan di Twitter (X).

"Jika ada yang sukses, pasti ada sekelompok j**ang yang tamak, burung nasar yang egois seperti The Script," tulisnya dalam kicauan pertamanya kala itu.

"Saya bisa tidur nyenyak di malam hari karena tahu bahwa 'Say You Won’t Let Go' adalah ide yang sepenuhnya orisinal dan setiap ahli musik di Inggris mengatakan tidak ada kasus dan membuangnya. The Script kemudian mengajukan kasus tersebut di AS dengan seorang pengacara yang menggunakan taktik yang sangat kotor," lanjutnya.

"Satu-satunya alasan saya harus menyelesaikannya saat itu adalah, karena saya tidak mampu membayar biaya hukum di Amerika pada saat itu dan mereka tahu itu, karena kami berada di manajemen yang sama. Tentu saja mereka tidak ingin ada detail yang dibicarakan secara terbuka sebagai bagian dari kesepakatan. Selamat, karena telah mencuri sebagian dari lagu yang tidak ada hubungannya dengan Anda," ia menutup.

Hingga kini, belum diketahui perkembangan hubungan di antara kedua belah pihak.

Meninggalnya Mark Sheehan

Aksi Panggung The Script Hipnotis Ribuan Fans di Jakarta
Gitaris The Script, Mark Sheehan unjuk kemampuan dalam konser bertajuk 'Freedom Child Tour' di Jakarta, Selasa (10/4). (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Seolah tak larut dengan tuntutan tersebut, The Script kembali melanjutkan kegiatan manggung dan sempat mampir ke Indonesia pada 30 September 2022. Namun kesedihan menyelimuti para personel dan penggemarnya. Setahun setelahnya, Mark Sheehan meninggal dunia di usia 46 tahun, tepatnya pada 14 April 2023.

The Guardian melaporkan bahwa Mark Sheehan berpulang untuk selamanya di usia 46 tahun saat sedang dirawat karena menderita sakit. Dalam sebuah pernyataan di halaman media sosial The Script, mereka menyampaikan kesedihan mendalam.

Suami, ayah, saudara, rekan band, dan teman terkasih, Mark Sheehan meninggal hari ini di rumah sakit setelah sakit sebentar. Keluarga dan grup meminta penggemar untuk menghormati privasi mereka di masa tragis ini,” ungkap manajemen The Script.

 

Ungkapan Kesedihan Danny O’Donoghue

Mark Sheehan, gitaris The Script (Foto: Instagram/@thescriptofficial)
Mark Sheehan, gitaris The Script (Foto: Instagram/@thescriptofficial)... Selengkapnya

Danny O’Donoghue sempat mengomentari perihal meninggalnya rekan satu grupnya itu pada awal Juni 2023. Vokalis The Script itu buka suara setelah sempat tak berbicara sama sekali tentang kematian rekannya secara pribadi.

Pada hari 2 Juni 2023, Danny mengunggah video lilin yang menyala dalam kegelapan di Instagram miliknya. “Kita perlu menjadi satu keluarga besar saat ini, jadi kami menonaktifkan akun pribadi kami untuk sementara waktu menjelang pertunjukan," tulisnya kala itu.

Pada Mei 2024, Danny O’Donoghue pun memiliki kekuatan untuk berbicara secara terbuka mengenai kematian mendiang Mark Sheehan. Ia mengungkapkan perjuangannya di masa duka cita.

“Menjelang Natal, saya keluar jalur setelah Mark meninggal. Seperti yang dilakukan semua orang. Minum, merokok, semuanya,” kata O'Donoghue selama tampil di Lorraine pada 23 Mei 2024, mengutip People.

"Saya mengalami hambatan mental — saya mengalami hambatan menulis untuk waktu yang lama tahun lalu," lanjutnya.

 

Bangkit dari Kesedihan dengan Karya Baru

The Script dipastikan akan konser di Jakarta
The Script dipastikan akan konser di Jakarta (instagram/thescriptofficial)... Selengkapnya

Namun, begitu Danny O'Donoghue pada akhirnya berhasil mendobrak hambatan menulisnya serta mampu menggarap musik baru. Momen itu didapatnya setelah ia menulis lagu "Gone" yang di dalamnya terdapat lirik berisi, "Like a shooting star across the sky."

"Itulah pertama kalinya saya benar-benar mampu mengutarakan apa yang saya pikirkan tentang situasi itu dan pintu gerbang benar-benar terbuka saat itu, sejauh menyangkut kreativitas," katanya sembari menjelaskan bahwa dirinya ingin menghadapi kesedihan "dengan tenang dan tanpa beban."

"Jika tidak, kamu hanya akan membuangnya," ucapnya masih dalam pernyataan yang sama.

Alhasil, pada 8 Mei 2024, The Script membuka media sosial untuk mengumumkan perilisan singel baru yang berjudul "Both Ways", karya pertama mereka sejak meninggalnya Mark Sheehan. Pada hari berikutnya, mereka mengumumkan bahwa anggota tur pendukung lama, yakni Ben Sargeant dan pendatang baru Ben Weaver, akan resmi bergabung sebagai personel tetap. Mereka menyatakan dengan mempertahankan format trio, rasanya "tak akan pernah sama".

Singel "Both Ways" akhirnya dirilis pada 17 Mei 2024. Menyusul kemudian perilisan singel selanjutnya yang berjudul "At Your Feet" pada 19 Juli 2024. Setelah itu, album studio mereka yang ketujuh, Satellites, dirilis pada 16 Agustus 2024. Mereka pun memulai tur dunia yang salah satunya akan digelar di Indonesia pada 14 Februari 2025 mendatang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya