Erros Djarot Hadirkan Biografi Hidup Lewat Konser Musikal

Erros Djarot membuktikan diri sebagai salah satu insan terbaik bangsa lewat gelaran konser bertajuk '40 Tahun Erros Djarot Berkarya'.

oleh Hernowo Anggie diperbarui 15 Feb 2014, 12:30 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2014, 12:30 WIB
eros-jarot-140215b.jpg
Erros Djarot membuktikan diri sebagai salah satu insan terbaik bangsa lewat gelaran konser bertajuk '40 Tahun Erros Djarot Berkarya' di Plennary Hall, Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat (14/2/2014) malam.

Erros yang selama ini dikenal sebagai penata musik dan sutradara, membuka setiap jengkal lembaran hidupnya lewat sajian konser yang meliputi 5 aspek caranya dalam berkarya seperti Erros Djarot Sang Penata Musik, Erros Djarot Sang Sutradara, Erros Djarot Sang Redaktur, Erros Djarot Sang Politisi dan Erros Djarot Sang Musisi.

Di bagian pertama, yakni Erros Djarot Sang Penata Musik, ribuan penonton yang memadati arena konser diajak untuk mengikuti karier Erros sebagai pengisi 'music scoring' untuk film-film besar di Indonesia. Sebut saja Tjoet Nyak Dien dan Badai Pasti Berlalu.

Pada bagian ini, para penampil yang terdiri dari Once, Marcell, Woro, Eva Celia dan BCL' bergantian menyanyikan lagu-lagu milik Erros yang pernah mengisi soundtrack film besar itu. Diantaranya, Penghuni Malam, Bisikku, Kembang Mawar, Semusim dan Baju Pengantin.

Memasuki bagian kedua konser, Erros memaparkan kejeniusannya sebagai sutradara saat mengarap film Tjoet Nyak Dien yang dibintangi oleh aktris Christine Hakim. Film tersebut sukses menerima berbagai penghargaan baik di dalam dan luar negeri. Kali ini, Erwin Gutawa Orchestra berkesempatan untuk ikut mengisi backsound film tersebut bersama THE S.I.G.I.T yang melantunkan lagu Moral dan Kembalikan Masa Depanku.

Dibagian ketiga, Erros membuka pengalamannya sebagai tokoh penting di dunia jurnalistik saat mendirikan Tabloid Detik yang pada zaman Orde Baru harus mengalami pembredelan. Sebelum konser dibagian ketiga ini ditampilkan, jurnalis senior Andy F.Noya memberikan speech tentang sosok Erros Djarot sebagai Sang Redaktur.

Drama musikal yang dimainkan oleh Kikan Namara, Dendy 'Mike Apartments dan para penari sukses menampilan suara hati Erros Djarot tentang caranya berekspresi melontarkan kritik serta hal-hal kritis terhadap pemerintah.

Dibagian keempat, Iwan Fals muncul dengan menyanyikan lagu Yang Kita Inginkan Perubahan dan Tuhan Ampuni Dosa Kami. Penyanyi legendaris itu mewakili sepak terjang Erros Djarot sebagai seorang politisi. Dalam lagu yang dibawakan Iwan Fals, Erros ingin menyampaikan jika negara membutuhkan perubahan, bukan hanya pergantian kepemimpinan yang tak mendatangkan apa-apa bagi masyarakat.

Dibagian terakhir, Erros memperlihatkan kapasitasnya sebagai musisi yang pandai mencipta hits bersejarah. Lewat album soundtrack Badai Pasti Berlalu, ia memperlihatkan bagaimana kerja seorang composer yang serius menciptakan karya yang mampu menjadi sebuah masterpiece.

Lagu-lagu populer seperti Malam Pertama, Selamat Jalan Kekasih, Rindu, Pelangi, Matahari, Serasa, Merepih Alam dan Merpati Putih sukses dilantunkan oleh Alexa, Bunga Citra Lestari, Once Mekel, Glenn Fredly, Eva Celia dan Marcell.

Diakhir acara, dua lagu fenomenal milik Erros Djarot berjudul Ketika Cinta Kehilangan Kata dan Badai Pasti Berlalu mampu memukau ribuan penonton lewat aksi penyanyi senior Berlian Hutahuruk. Di usianya yang tidak muda lagi, ia berhasil memberikan klimaks bagi konser 40 Tahun Erros Djarot Berkarya lewat lengkingan suaranya yang 'memecah' arena konser.(Gie/Feb)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya