Liputan6.com, Kediri - Puluhan pemuda-pemudi Karang Taruna asal Kelurahan Ketami, Kecamatan Pesantren,Kediri, Jawa Timur ini nampak serius menyimak penjelasan dari seorang barista penyaji sekaligus pembuat kopi.
Tujuan para anggota karang taruna itu datang ke pride cafe yang berlokasi di Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri ini, untuk mempelajari karakteristik rasa dan jenis kopi sekaligus mengetahui tata cara pengolahan penyajianya.
Barista bernama Dovar, mencoba memperkenalkan beberapa jenis kopi di antaranya Arabica Bali, Kopi Ijen dan Kopi Papua. Ketiga jenis kopi yang dimaksud tadi, memiliki karakteristik dan rasa yang berbeda.
Advertisement
Baca Juga
Verinanda selaku perwakilan manajemen Pride Cafe dari tiga jenis kopi yang ada memiliki tingkat keasaman yang berbeda dan sedikit manis. Meski pun ada salah satu jenis kopi memiliki karakteritik manis, tapi rasa ke pahitanya lebih dominan.
"Kopi satu dengan kopi lain itu punya karakteristik sendiri, jadi mereka dikenalkan itu terus nanti, disuruh buat sendiri. Ada tubruk, airo press ada vietnam treet. Diajari penyajian sekaligus karakteristik kopi," kata Virenanda, Selasa, 30 Juli 2019.
Selain diperlukan pemahaman, peserta pelatihan diharapkan juga memiliki penciuman lebih peka untuk bisa membedakan jenis kopi yang dimaksud. Aroma kopi biasanya menyembul keluar ketika bijinya sudah melalui proses gelinder.
Jenis kopi yang dijual di pride coffe sudah dirosting (masak) tetapi masih berbentuk bijian tinggal diolah untuk disajikan. Jenis kopi yang ada di sana harganya bervariatif antara Rp 13 ribu-Rp 14 ribu. Selama beberapa jam mengikuti pelatihan, Verinanda menilai, mereka mempunyai potensi untuk bisa menjadi barista. Disamping itu ia menganggap para anggota karang taruna asal Kediri sangat antusias untuk mau belajar.Â
"Karang Taruna itu antusias banget, orang orangnya mau belajar. Terus disuruh nyoba juga rebutan saking antusiasnya. Kalau Barista memang harus punya keahlihan khusus. Indera penciuman juga harus tajam, terus mengatur porsinya itu kan tidak sembarangan," ucapnya.
"Potensinya teman teman ada, kini harus bagaimana mereka mengolahnya, atau mereka mau lebih giat lagi ada sekolah Barista. Mereka tinggal mau atau tidak," ia menambahkan.
Untuk bisa menjadi seorang barista yang handal, ia menyarankan agar menempuh studi khusus di bidangnya. Ia menuturkan, sekolah barista bisa ditempuh dalam jangka waktu satu hingga dua minggu tergantung, bidang apa yang dipilih nantinya.
"Sekolah barista itu singkat ada yang seminggu, dua minggu tergantung dia itu mau memperdalam bidang apa. Misalkan kalau mau yang taping saja. Tapi itu cuma mengatur porsi bisa dua minggu selesai," ujar perempuan yang pernah menjadi seorang barista selama satu tahun ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Selanjutnya
Sementara itu terpisah, Manda (23) selaku Ketua Karang Taruna Kelurahan Ketami Kecamatan Pesantren Kota Kediri menjelaskan, jika peserta yang mengikuti pelatihan berjumlah 30 orang. Pelatihan dimulai pukul 08.00 WIB hingga 13.00 WIB.
Manda mengatakan, tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. Menurut Manda, pelatihan ini diberikan kepada mereka yang berkategori usia produktif, baru lulus SMA hingga umur 24 tahun.
"Ada yang kuliah, ada yang belum bekerja dan sudah bekerja. Tujuannya untuk pemberdayaan masyarakat. Setelah pelatihan ini, diharapkan mereka bisa membuka usaha barista warung kopi atau cafe. Karena di Kediri saat ini lagi menjamur. Kita memanfaatkan dana dari kelurahan untuk pemberdayaan masyarakat," kata Manda.
Dengan bekal pelatihan yang diberikan, minimal para peserta ini sudah tahu jika ke depanya mereka berencana untuk membuka usaha. Ini merupakan pelatihan yang ketiga kalinya diadakan. Sebelumnya mereka juga pernah mengikuti pelatihan tentang tanaman Hidroponik. "Responsnya teman - teman bagus sekali, sangat antusias," ujarnya.
Â
Advertisement