Ribuan Mahasiswa Surabaya Kembali Gelar Aksi Gabungan Hari Ini

Ribuan mahasiswa dari perguruan tinggi negeri dan swasta akan menggelar aksi gabungan mahasiswa se-Surabaya pada Kamis, (26/9/2019) di depan gedung DPRD Jawa Timur.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Sep 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2019, 06:00 WIB
Asal-usul Nama Jalan Gunungsari Surabaya yang Bakal Diganti Nama Siliwangi
Patung Suro lan Boyo ikon Kota Surabaya karya Sigit Margono. (Dipta Wahyu/Jawa Pos)

Liputan6.com, Jakarta - Ribuan mahasiswa dari perguruan tinggi negeri dan swasta akan menggelar aksi gabungan mahasiswa se-Surabaya pada Kamis, (26/9/2019) di depan gedung DPRD Jawa Timur.

Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, M.Luthfi Hardiawan menuturkan, BEM se-Surabaya baru melakukan gelar aksi demo lebih besar pada Kamis karena bertepatan dengan kamisan. Hal ini sebagai salah satu penggambaran duka mahasiswa atas apa yang terjadi di Indonesia dan merupakan hasil kesepakatan bersama.

Aksi gabungan mahasiswa ini diperkirakan akan diikuti hingga ribuan mahasiswa. Oleh karena itu, pihaknya juga akan terus berkonsolidasi sehingga aksi tersebut tidak disusupi oleh pihak-pihak lain yang tak bertanggung jawab.

"Kami adakan konsolidasi terus menerus untuk mengetahui pihak-pihak yang turut serta dalam aksi kami ini. Estimasi peserta 8.000-10.000 orang," ujar dia, saat dihubungi Liputan6.com, Rabu, 25 September 2019.

M.Luthfi Hardiawan menuturkan, secara garis besar ada delapan isu yang ditekankan dalam aksi gabungan tersebut. Hal itu antara lain menolak RUU KUHP, UU KPK, RUU Pertanahan, RUU Ketenagakerjaan, mendukung RUU penghapusan kekerasan seksual (RUU PKS).

Selain itu, menolak dwifungsi aparat, menyelesaikan kebakaran hutan dan lahan serta menolak represifitas aparat atas kemanusiaan di Papua.

Aksi gabungan ini akan diikuti sejumlah BEM se-Surabaya. "Sejauh ini yang sudah fix dari Unair, UINSA, Ubhara, PPNS PENS, dan masih masih banyak. Redaksional tuntutannya sedang dirumuskan," kata dia.

Ia menambahkan, tuntutan ini juga berkaitan dengan proses sejumlah rancangan undang-undang (RUU) yang kilat dan pasal-pasal yang dirasa sangat aneh.

Adapun aksi gabungan itu mahasiswa itu di empat titik yaitu di kantor DPRD Provinsi Jawa Timur, yang berlokasi di Jalan Indrapura Surabaya, kantor Gubernur Jawa Timur di Jalan Pahlawan, Gedung Negara Grahadi di Jalan Gubernur Suryo, dan kantor DPRD Kota Surabaya di Jalan Yos Sudarso.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Polda Jatim Terjunkan 700 Personel

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, Kepolisian Daerah Jawa Timur (Jatim) menerjunkan sebanyak 700 personel untuk mengamankan aksi demonstasi mahasiswa menolak pengesahan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) di Surabaya, Jawa Timur.

"Ada 700 personel untuk hari ini. Ada beberapa anggota di Malang, saya siapkan juga. Memang Malang dan Surabaya ini menjadi atensi khusus,” ujar Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan di depan Gedung DPRD Jatim di Surabaya, seperti dilansir Antara, Rabu (25/9/2019).

Ia menuturkan, kedatangannya ke Gedung DPRD Jatim untuk mengecek ulang kesiapan dan kelengkapan anggotanya. Terutama mengecek penggunana senjata oleh anggotanya.

“Kami cek tadi satu per satu, bagaimana cara penggunaannya. Kapan saat menggunakan gas air mata dan kami cek tidak ada yang membawa senjata, baik itu karena maupun tajam,” ujar dia.

Selain itu, pihaknya juga mengecek kondisi psikologi dan kesehatan dari anggota yang diterjunkan untuk mengawal aksi mahasiswa. Hal ini dilakukan agar emosi polisi tidak mudah terpancing.

“Ini untuk meyakinkan mereka polisi psikologisnya harus betul-betul siap, siap dalam artian tidak terpancing emosional. Dan kami sudah perintahkan anggota provos, untuk semua mengawasi anggota yang memang melaksanakan pengawasan, jangan sampai nanti mahasiswanya, peserta demonya tertib, anggota saya tidak tertib atau mungkin sebaliknya,” ujar dia.

Polda Jatim menuturkan, akan mengawal mahasiswa hingga dapat menyampaikan aspirasi dengan baik. Akan tetapi, Luki mengimbau mahasiswa untuk melakukan aksi sesuai aturan yang ada.

Ia berharap unjuk rasa dilakukan dengan tertib agar tidak hal yang tidak diinginkan. Hal ini menunjukkan Jawa Timur adalah cinta damai.

“Alhamdullilah kemarin dari beberapa kota kita bisa melihat tidak ada anarkis, masyarakat Jawa Timur cinta kedamaian. Masyarakat Jawa Timur terkenal dengan guyp dan rukunnya,” ujar dia.

Polda Jatim juga akan menyiapkan pasukan Asmaul Husna dengan mengedepankan polisi wanita pada aksi demonstrasi mahasiswa di depan Gedung DPRD Jatim pada Kamis 26 September 2019.

“Kami ke depankan polwan besok kalau dalam jumlah besar. Mudah-mudahan dengan tampilnya polwan polwan yang nanti di depan, ini akan mendinginkan nanti pasukan anggota di belakang,” ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya