Liputan6.com, Jakarta - Sebagai kota yang warganya terdiri dari beragam perbedaan, terutama dalam beragama menjadikan Surabaya membutuhkan toleransi antarumat dalam hidup bermasyarakat.
Hal ini termasuk tempat ibadah. Di Kota Pahlawan ini memiliki sejumlah tempat ibadah bersejarah. Tempat ibadah itu mulai dari masjid, kelenteng, dan gereja. Selain itu, tempat ibadah ini juga berada di kawasan, misalkan kawasan pecinan, kawasan bernuansa Eropa dan kampung Timur Tengah atau Kampung Arab, Surabaya.
Tempat-tempat ibadah tersebut pun mengandung cerita masa lalu di dalamnya. Baik dari segi bangunan, maupun dari segi sejarah.
Advertisement
Baca Juga
Kali ini Liputan6.com mengulas gereja-gereja yang mempunyai nilai sejarah di Surabaya. Dari sekian banyaknya gereja di Surabaya, beberapa di antaranya mempunyai keunikan dan sejarah. Hal ini menjadikannya berbeda dengan gereja-gereja lain, seperti dikutip dari berbagai sumber, Selasa (24/12/2019).
1.Gereja Katolik Kepanjen
Jika membicarakan sejarah yang ada di gereja Surabaya, di dalamnya terdapat nama Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gereja Katolik Kepanjen.
Gereja Katolik Kepanjen ini digadang-gadang menjadi gereja tertua yang ada di Surabaya. Selain itu, Gereja Katolik Kepanjen juga menjadi gereja Katolik pertama di Kota Pahlawan ini.
Gereja ini dibangun pada 1899 oleh seseorang berkewarganegaraan Belanda, Westmaes. Namun, gereja ini baru berfungsi sebagai tempat ibadah setahun pascapembangunannya karena bangunannya sempat dialihfungsikan menjadi rumah sakit untuk menanggulangi wabah kolera.
Pertamanya, gereja pertama terdapat di pojok Roomsche Kerkstraat/Komedie weg (Kepanjen/Kebonrojo). Lalu, gereja Katolik pertama ini dipindah ke gedung baru di sebelah utara bangunan lama, yaitu di Jalan Kepanjen No.4 – 6 (lokasi sekarang), Surabaya karena gereja yang lama sudah rusak.
Gereja Katolik Kepanjen ini bergaya gotik jika ditilik dari seni arsitekturnya. Hal ini dibuktikan dengan bentuk dari jendela, pintu, langit-langit, hingga dari atap gerejanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
2. Gereja Kristen Indonesia Ngagel
2.Gereja Kristen Indonesia Ngagel
Selanjutnya, adalah Gereja Kristen Indonesia (GKI) Ngagel. Gereja ini terletak di Jalan Ngagel Jaya Utara 81, kota Surabaya.
Mengutip dari laman gkingagel.net, GKI Ngagel dimulai dengan pembukaan pos kebaktian di rumah keluarga Kho Kiem Boen Jl. Pucang Anom Timur II/31 Surabaya dalam Kebaktian Minggu, 14 Juli 1963 pk 07.30 dilayani oleh Oei Sioe Sien (Widigda MP) yang pada waktu itu menjabat sebagai Ketua Majelis GKI Djatim Kota Besar Surabaya. Pos kebaktian ini berada di bawah pengelolaan GKI Diponegoro Surabaya.
Dalam perkembangan selanjutnya, dirasakan perlunya membangun sebuah gedung gereja yang lebih memadai untuk pelaksanaan ibadah, pelayanan dan kesaksian.
Pada 1 Januari 1966 mulai dilaksanakan pembangunan gereja dan peletakan batu pertamanya dipimpin oleh Kepala Bimbingan Masyarakat Kristen, R. Rasyid Padmosoediro. Pendeta Han Bin Kong dari GKI Jatim Surabaya, daerah Diponegoro, sebagai pendeta pengasuh daerah Ngagel memimpin Kebaktian Peletakan Batu Pertama ini.
Pembangunan Gereja Kristen Indonesia rampung kurang dari setahun sejak peletakkan batu pertamanya. Setelah itu gereja ini diresmikan pada 13 Desember 1966 dipimpin oleh Pendeta Han Bin Kong. Gereja Kristen Indonesia ini mempunyai 4 lantai yang berdiri di tanah seluas kurang lebih 950 m² dan menampung maksimal 252 orang.
3.Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat Jemaat “Maranatha”
Selain Gereja Katolik Kepanjen dan Gereja Kristen Indonesia Ngagel, terdapat gereja yang dijadikan sebagai cagar budaya, yaitu Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat Jemaat “Maranatha”.
Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat Jemaat “Maranatha” ini terletak di Jalan Yos Sudarso 2- 4, Kel. Ketabang, Genteng, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Bangunan dari gereja ini mempunyai gaya arsitektur Belanda Kolonial berciri Art Deco. Hal ini dapat dilihat dari atapnya yang besar dan rendah, serta gaya dari jendela dan pintunya yang khas Belanda.
Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat Jemaat “Maranatha” ini juga dijadikan sebagai cagar budaya pada 2013 sesuai SK WALIKOTA SURABAYA No. 188.45/573/436.1.2/2011 oleh Pemerintah Kota Surabaya.
(Shafa Tasha Fadhila - Mahasiswa PNJ)
Advertisement