6 Langkah Pemkot Surabaya Cegah Penyebaran Corona COVID-19

Berikut sejumlah langkah pemerintah kota Surabaya untuk mengantisipasi penyebaran virus corona atau COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Mar 2020, 08:25 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2020, 08:25 WIB
(Foto: Balai Kota Surabaya/Kemdikbud.go.id)
Balai Kota Surabaya (Kemdikbud.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi penyebaran virus corona baru atau COVID-19 di Kota Pahlawan.

Bahkan sejak Januari Pemkot Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mengantisipasi penyebaran dan pencegahan virus Corona atau COVID-19.

Antisipasi itu sesuai dengan surat edaran yang sudah dikeluarkan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini Nomor 443/753/436.7.2/2020 tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Pneumonia Wuhan, Tiongkok saat itu.

Dinkes Surabaya juga berkoordinasi dengan instansi terkait antara lain Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Surabaya, untuk penapisan di pintu masuk bandara dan pelabuhan.

Selain itu juga membuat surat edaran yang disebar kepada Fasilitas Pelayanan Kesehatan agar memperhatikan dan mewaspadai apabila ada pasien yang mengalami gejala COVID-19.

Pemkot Surabaya juga menerapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi penyebaran virus COVID-19, seperti dirangkum pada Sabtu, (14/3/2020):

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Meniadakan Sementara Car Free Day

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Car free day di Surabaya, Jawa Timur (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Kepala Dinkes Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengimbau masyarakat untuk menghindari dan meminimalkan daerah kerumuman massa. “Hindari untuk sementara kerumunan massa,” tutur dia, seperti dikutip dari Antara, Jumat, 13 Maret 2020.

Pemkot Surabaya pun memutuskan untuk meniadakan sementara kegiatan hari bebas kendaraan bermotor atau car free day (CFD) yang digelar setiap minggu pagi di beberapa titik Kota Surabaya.

Peniadaan sementara CFD ini dilakukan di semua titik di Surabaya antara lain Jalan Raya Darmo (Taman Bungkul), Jalan Tunjungan, Jalan Jemur Andayani, Jalan Kembang Jepun dan Jalan Raya Kupang Indah.

“Ini merupakan bagian dari upaya menjaga kesehatan dan keamanan masyarakat,” tutur Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Surabaya, Ikhsan.

Ia menuturkan, keputusan peniadaan CFD diambil setelah melalui rapat koordinasi yang diselenggarakan pada Jumat pagi. Rapat tersebut dihadiri dari berbagai unsur, yakni Tim Penyakit Infeksi Emerging dan Re-Emerging RSUD Dr. Soetomo, dinas-dinas terkait, Polrestabes Surabaya, Polres Tanjung Perak, TNI, dan para camat.

Selain itu, Ikhsan menyatakan tim dokter yang menangani virus corona di Surabaya juga merekomendasikan agar meminimalisir kegiatan-kegiatan yang dapat mengumpulkan massa, salah satunya yakni CFD.

Namun begitu, lanjut dia, pihaknya memastikan akan terus berkoordinasi dengan mereka hingga kegiatan seperti CFD ini dinyatakan aman. "Kita juga lakukan evaluasi terus, mana yang kegiatan ditunda dan mana yang tetap dilaksanakan," ujar dia, seperti dikutip dari Antara.

Sediakan Pengukur Suhu Tubuh di Fasilitas Publik

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Pemkot Surabaya menyediakan konter mengurus Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Gedung Siola sejak awal 2019. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Pengukur suhu tubuh disediakan di sejumlah fasilitas publik. Hal ini untuk mencegah penularan virus corona baru (COVID-19). Pengukur suhu tubuh itu disediakan di Mal Pelayanan Publik Siola, Balai Kota Surabaya, Kantor Pemerintah Kota Surabaya di Jalan Jimerto, terminal angkutan umum dan Bus Suroboyo.

Petugas di fasilitas-fasilitas pelayanan publik itu akan mengukur suhu tubuh pengguna fasilitas. “Bila ditemukan suhu tubuh lebih dari 38 derajat celsius, disarankan berobat ke puskesmas dan akan dilakukan pemeriksaan awal sesuai prosedur tetap,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Surabaya, Febria Racmanita.

Pemkot Surabaya juga memasang thermal detector atau sensor suhu badan untuk penumpang di dua terminal terminal bus antarkota di Surabaya, Jawa Timur, yakni Terminal Purabaya dan Tambak Oso Wilangun.

Pemasangan sensor suhu badan di dua terminal di Surabaya itu guna mengantisipasi penyebaran virus corona atau COVID-19. Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyu Drajad menuturkan, pemasangan thermal detector ini merupakan perintah dari Wali Kota Surabaya.

"Dishub diminta bekerja sama dengan Dinas Kesehatan supaya memasang thermal detektor di ruang tunggu penumpang terminal," ujar dia.

Memasang Sebanyak 39 Wastafel Portabel

20151021-Ilustrasi mencuci tangan
Ilustrasi mencuci tangan (iStockphoto)

Pemkot Surabaya memasang 39 wastafel portabel di 19 titik fasilitas umum. Pemasangan wastafel ini untuk memudahkan warga mencuci tangan sebagai upaya mengantisipasi penyebaran virus corona baru atau COVID-19.

Lokasi pemasangan wastafel itu antara lain di perkantoran, mal pelayanan publik Siola, sekolah, masjid, pasar burung, kolam renang di Jambangan, dan beberapa fasilitas umum lainnya.

Selain itu, Kepala Bidang Bangunan dan Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Surabaya, Iman Krestian mengharapkan ada inisiatif dari pengelola bangunan untuk mengadakan sendiri fasilitas untuk mencuci tangan. “Jadi biar sama-sama berupaya menjaga,” ujar dia seperti dikutip dari Antara.

Meminta Puskesmas Pantau Warga Pulang dari Luar Negeri

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita menuturkan, puskesmas setempat memeriksa rutin mulai pemeriksaan secara umum hingga pemantauan suhu tubuh selama 14 hari.

"Di masa inkubasi (Virus Corona) selama 14 hari. Apabila ada demam, batuk , sesak nafas segera dirujuk ke rumah sakit," ujar dia, seperti dikutip Antara, Senin, 2 Maret 2020.

Sosialisasikan Etika Batuk hingga Pola Hidup Bersih

Ilustrasi orang pakai masker saat wabah Virus Corona COVID-19 di Indonesia. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)
Ilustrasi orang pakai masker saat wabah Virus Corona COVID-19 di Indonesia. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)

Febria menuturkan, pihaknya juga menyampaikan etika batuk, perilaku hidup sehat dan bersih, gizi seimbang dan cara memakai masker kepada masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai sosialisasi pencegahan virus COVID-19.

Pemkot Surabaya juga mensosialisasikan cuci tangan yang benar. Sosialisasi dilakukan ke sekolah-sekolah mulai SD hingga SMP. "Sosialisasi juga kita lakukan ke sekolah-sekolah, mulai SD hingga SMP, agar mereka menjadi promotor keluarganya. Apa yang kita sampaikan ditularkan ke keluarganya, seperti pentingnya mencuci tangan,” kata dia.

Penyediaan Masker

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita menuturkan, Dinas Kesehatan sudah mendistribusikan masker untuk 63 puskesmas di Surabaya. Total yang didistribusikan itu sebanyak 9.892 box dan setiap box isinya 50 lembar.

"Jadi, dalam rangka darurat bencana itu, masing-masing kelurahan mendapatkan masker 10 box,” tegasnya.

Menurut Febria, langkah tersebut sudah sesuai dengan Permenkes 74 tahun 2017 tentang standart pelayanan kefarmasian, Bab II, angka I, yaitu proses perencanaan kebutuhan obat per tahun dilakukan berjenjang, PKM diminta menyediakan data pemakaian obat dengan menggunakan LPLPO, selanjutnya Instalasi Farmasi Kab/Kota melakukan kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan obat Pusk di wilayah kerjanya, menyesuaikan anggaran yang tersedia dan memperhitungkan waktu kekosongan obat, buffer stok serta menghindari stok berlebih. 

"Makanya, Dinkes melakukan pengadaan untuk persediaan selama 18 bulan dengan perhitungan buffer 6 bulan. Persediaan itu kemudian di distribusikan ke puskesmas untuk dibagikan ke kelurahan-kelurahan,” tutur dia.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr Agus Dwi Susanto, Sp.P (K) mengatakan, untuk pemakaian masker ada yang perlu diperhatikan. Pertama, memakai masker saat sakit, batuk, pilek dan flu. Kedua, memakai masker saat berada di area infeksius seperti rumah sakit.Selain itu saat di keramaian yang padat dan berdesak-desakan.

"Orang yang batuk, pilek, flu perlu pakai masker bertujuan untuk melindungi orang, dan ini bukan hanya untuk corona saja,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Rabu, 4 Maret 2020.

Agus memberikan catatan, bila memang kualitas udara buruk saat Jakarta mengalami kualitas udara kurang baik memang sebaiknya memakai masker. "Kalau kualitas udara lagi bagus dan jalan-jalan tidak perlu pakai," tutur dia.

Dalam infografis kedokteran paru dan respirologi terkait virus corona covid-19, masyarakat diimbau untuk tidak panik. Kemudian waspadai bila muncul gejala batuk, pilek, sakit, tenggorokan, demam disertai kesulitan bernafas, dan segera berobat ke fasilitas pelayanan terdekat.

Selain itu, jalani hidup sehat antara lain dengan rajin cuci tangan dengan air dan sabun antiseptic atau sabun antiseptic cair minimal 20 detik. Terutama memegang barang-barang di fasilitas umum sebelum makan dan minum.

Lalu hindari memegang muka, mulut, hidung atau mata apa bila belum cuci tangan. Gunakan masker saat batuk, pilek, flu dan saat berada di area infeksius seperti rumah sakit dan saat di keramaian yang padat. Selanjutnya menutup mulut dan hidung dengan tissue ketika bersin dan batuk.

Kemudian makan dan minum teratur yang bergizi, istirahat cukup, hindari konsumsi yang menurunkan imunitas seperti minum alcohol, merokok dan lain-lain. Kemudian berolahraga. Lalu hindari kontak dengan pasien yang diduga terinfeksi covid-19.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya