30 Orang Jalani Karantina Mandiri Terkait Klaster Pasar Simo Surabaya

Usai menjalani rapid test, 30 orang tersebut menjalani karantina untuk mencegah penyebaran COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Mei 2020, 18:30 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2020, 18:30 WIB
Banner Rapid Test, Tes Massal Virus Corona Covid-19
Banner Rapid Test, Tes Massal Virus Corona Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)

Liputan6.com, Jakarta - 30 orang yang berasal dari Pasar Simo Surabaya menjalani rapid test atau tes cepat. Hal ini setelah dilakukan pelacakan terkait pasangan suami istri yang beraktivitas di pasar tersebut dinyatakan positif COVID-19.

Usai menjalani rapid test, 30 orang tersebut menjalani karantina untuk mencegah penyebaran COVID-19. Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi SpBS memastikan prosedur kesehatan telah dijalankan dengan baik di lingkungan pasar tradisional ini.

"Pasar juga telah ditutup sejak tanggal 7 Mei," ujar dia saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin, 11 Mei 2020.

Berawal dari pasangan suami istri berusia 76 dan 65 tahun yang sehari-harinya beraktivas di pasar tersebut,  pada 23 April tiba-tiba jatuh sakit. Keduanya diopname di Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya. 

Menurut dr Joni, pada 26 April sang suami meninggal dunia dengan status terkonfirmasi positif COVID-19. "Menyusul istrinya meninggal dunia pada 2 Mei. Sudah dilakukan pemeriksaan swab namun hasilnya belum keluar," ujar dia. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Lakukan Karantina Mandiri

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Direktur Utama Rumah Sakit Umum dr Soetomo Surabaya itu menuturkan, selanjutnya dilakukan tracing terhadap 30 orang yang diketahui pernah kontak dengan pasangan suami istri tersebut.   

"Semuanya sudah dilakukan rapid test. Hasilnya satu orang reaktif dan sedang ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab," ujar dia.

Meski cuma seorang yang hasil rapid test-nya reaktif, dr Joni memastikan semuanya hingga kini masih dilakukan karantina mandiri dengan pengawasan petugas medis dari puskesmas di wilayah setempat.

"Prosedur kesehatan telah dijalankan dengan sangat baik oleh Puskesmas Simomulyo Surabaya. Mudah-mudahan kasusnya berhenti sampai di sini," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya